Untuk bumi yang lestari

Kabar Baru| 27 Maret 2021

Satu Jam Mengurangi Emisi

Dunia memperingati Earth Hour dengan mematikan lampu dan semua barang elektronik selama 1 jam. Sama seperti menanam 27 juta pohon.

Peringatan Earth Hour (Foto: WWFDeutschland/Pixabay)

EARTH Hour pada tahun ini jatuh pada 27 Maret 2021. Selama satu jam, pada pukul 20.30-21.30 sesuai dengan zona waktu tiap wilayah, Anda diimbau mematikan lampu dan semua barang elektronik yang memakai energi listrik. 

Earth Hour digagas WWF for Nature pada 31 Maret 2007 di Sydney, Australia. Peringatannya setiap Sabtu terakhir di bulan Maret. Kini gerakan simbolis itu telah merambah ke lebih 7.000 kota di 188 negara.

Gerakan simbol ini untuk menyerukan agar kita lebih sering menghemat energi. Pemakaian energi salah satu yang menjadi sumber krisis iklim. Sebab, sebanyak 63% energi listrik global bersumber dari energi fosil yang menghasilkan emisi tinggi: minyak, gas, batu bara. 

Menurut Energy Research & Social Science, selama enam tahun Earth Hour hingga 2014 jumlah energi yang bisa dihemat dari mematikan lampu sebanyak 4%, terkecil di Selandia Baru sebanyak 2% dan terbanyak di Kanada 28%. Jumlah ini setara 2,3 miliar watt jam karena pada 2014 konsumsi listrik orang seluruh dunia sebanyak 20,8 triliun watt jam selama setahun.

Anda mungkin tak bisa membayangkan listrik sebanyak itu. Maka bandingkan dengan jumlah watt lampu meja kerja Anda. Atau bandingkan dengan emisi dan pohon. Jika emisi gas rumah kaca dari listrik sebanyak 37% dari total emisi tahunan sebanyak 51 miliar ton setara CO2, maka jumlah setrum yang bisa dihemat selama satu jam Earth Hour sebanyak 754,8 juta ton setara CO2.

Jika satu pohon trembesi bisa menyerap 28 ton setara CO2 setahun, emisi yang bisa dihindarkan dari Earth Hour sebanyak 26,95 juta pohon trembesi. Dengan begitu, mengikuti Earth Hour sama dengan menanam hampir 27 juta pohon. Jika satu pohon menghasilkan oksigen untuk kebutuhan 177 orang, Earth Hour sama dengan menyambung nyawa 4,8 miliar orang.

Tahun ini Earth Hour untuk kali kedua diperingati di masa pandemi virus corona. Pembatasan sosial membuat kita terkurung di rumah. Tapi karena itu kita punya kesempatan mengikuti kampanye ini:

Meditasi. Ini saat yang tepat bagi Anda untuk bermeditasi. Dalam keadaan hening dan gelap kita bisa merenungkan apa yang sudah kita lakukan sebelumnya. Terutama merenungi keadaan bumi yang sedang sakit akibat krisis iklim. Pikiran untuk membuat tekad Anda lebih aktif dalam ikut berkampanye mencegahnya.

Mengobrol. Jika tak bermeditasi Anda punya kesempatan satu jam mengobrol secara lebih intim dengan pasangan atau keluarga. Matikan telepon seluler dan bicaralah dari hati ke hati dan membuat tekad bersama untuk lebih peduli pada alam.

Merenung. Tahun ini pandemi belum berakhir. Pandemi terjadi akibat alam tak seimbang karena krisis iklim. Krisis iklim terjadi akibat pemanasan global. Pemanasan global muncul karena jumlah emisi yang melampaui batas. Saatnya Anda berpikir ulang membuat janji turut mengurangi emisi melalui cara-cara sederhana: lebih banyak jalan kaki, mengurangi makan daging, berhenti membuat sampah.

Pada akhirnya, jika kita ingin turut serta dalam mencegah krisis iklim, setiap jam adalah Earth Hour.

BERSAMA MELESTARIKAN BUMI

Ketika informasi makin marak, peristiwa-peristiwa tak lagi berjarak, jurnalisme kian penting untuk memberikan perspektif dan mendudukkan soal-soal. Forest Digest memproduksi berita dan analisis untuk memberikan perspektif di balik berita-berita tentang hutan dan lingkungan secara umum.

Redaksi bekerja secara voluntari karena sebagian besar adalah mahasiswa dan alumni Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB University yang bekerja di banyak profesi. Dengan visi "untuk bumi yang lestari" kami ingin mendorong pengelolaan hutan dan lingkungan yang adil dan berkelanjutan.

Dukung kami mewujudkan visi dan misi itu dengan berdonasi atau berlangganan melalui deposit Rp 50.000.




Redaksi

Topik :

Bagikan

Terpopuler

Komentar



Artikel Lain