SERATUS hari menjelang perundingan perubahan iklim atau COP26 di Glasgow, Skotlandia, pada 1 November 2021, fans Kpop menyerukan industri hiburan ambil bagian dalam mencegah krisis iklim. Kpop4planet, platform aksi iklim oleh fans Kpop, meluncurkan kampanye “No Kpop on a Dead Planet” pada 23 Juli 2021.
Kampanye kali ini menargetkan para raksasa hiburan Kpop seperti HYBE (sebelumnya Big Hit Entertainment), YG Entertainment, SM Entertainment, dan JYP Entertainment tidak hanya mengejar kesuksesan musik secara global, juga bertindak mengatasi krisis. Lewat survei pada 8 Juni hingga 3 Juli 2021, 9 dari 10 fans Kpop setuju industri hiburan harus ambil peran mencegah pemanasan global.
Survei itu menjadi 367 suara fans Kpop dari berbagai negara. Selain 95,6% responden menyatakan industri hiburan menjadi kunci mencegah perubahan iklim, sebanyak 59,4% menyatakan fans turu berperan di dalamnya. Sementara hanya 39,5% menyatakan mitigasi kriris iklim oleh para artis Kpop.
“Kami, fans Kpop tidak ingin menjadi generasi terakhir yang bisa menikmati Kpop,” kata Nurul Sarifah, pendiri Kpop4Planet asal Indonesia. “Kami ingin bernyanyi dan bertemu idola kami dengan saling menguatkan dan berjuang melawan krisis iklim.”
BLINK, sebutan untuk fans Blackpink, belakangan semakin banyak terlibat dalam aksi-aksi iklim melalui kegiatan online maupun offline. Hal ini dipicu setelah superstar idola mereka, Blackpink, yang terpilih menjadi Duta COP26.
Kpop4planet memiliki beberapa rekomendasi untuk perusahaan hiburan dalam turut andil memitigasi krisis iklim, seperti meminimalkan penggunaan dan konsumsi plastik, memakai barang dan melakukan beberapa kegiatan rendah karbon untuk konser dan tur.
Kpop4Planet memberi contoh Coldplay, band Inggris paling populer saat ini, yang mempromosikan album terakhir mereka, Everyday Life, rendah karbon. Band ini mengumumkan mereka tidak akan lagi melakukan tur “jika itu tidak karbon netral”. Promosi album terakhir mereka hanya digelar secara online di Yordania.
Para artis semakin banyak yang peduli lingkungan. Sir Paul McCartney, gitaris Beatles, menulis lagu Despite Repeated Warnings dan One Earth, proyek musik bersama Justin Bieber, Ariana Grande, dan Ed Sheeran. Tiga penyanyi ini sedang populer di kalangan anak muda.
Pada 2019, Music Declare Emergency (MDE) menjadi sebuah gerakan mendorong “Darurat Iklim dan Ekologis” yang dideklarasikan oleh lebih dari 1.300 organisasi musik, 2.900 artis, dan 1.400 individu. “Musik dan budaya memiliki kekuatan mengubah politik,” kata Fay Milton, Co-founder Music Declares Emergency dan anggota band Savages. “Fans KPop adalah komunitas musik terluas dan terkuat di bumi.”
Dayeon Lee, Kpop4planet asal Korea Selatan mengatakan ”banyak fans K-pop saat ini sudah secara aktif berpartisipasi dalam aksi iklim. Seperti penanaman pohon dan donasi untuk para korban bencana iklim atas nama idola mereka menjadi pusat kegiatan fans mereka di dalam dan luar negeri.”
Jazz, BLINK asal Filipina, mengatakan setelah Blackpink menjadi Duta COP26, ia tergerak bergabung dengan kampanye-kampanye yang terkait iklim di dalam dan luar negeri. “Saya harap misi idola kami, Blackpink, tidak berhenti di COP26. Jika YG Entertainment ikut mengambil aksi iklim lebih lanjut, para BLINK, termasuk saya, akan sepenuhnya mendukung,” kata Jazz.
Beberapa temuan kunci survei fans Kpop 8 Juni - 3 Juli 2021:
- Fans Kpop yang membeli lebih dari dua album saat idola mereka kembali menyumbang sekitar setengah (46,3%) dari responden. Ada satu responden yang mengatakan telah membeli lebih dari 100 album Kpop.
- Fans Kpopmembeli beberapa salinan album yang sama untuk memiliki berbagai versi album dan photocard (77,8%), yang lebih tinggi daripada membelinya untuk menaikkan peringkat artis (31,3%).
- 79,8% fans Kpop menyadari bahwa membeli banyak album bisa berdampak pada lingkungan.
- 9 dari 10 fans Kpop setuju atau sangat setuju bahwa industri Kpop memperhatikan krisis iklim dan berperilaku lebih ramah lingkungan.
- Sebanyak 89,6% fans Kpop menjawab bahwa jika idola mereka ikut berpartisipasi dalam kampanye penyelamatan lingkungan, mereka akan mengikutinya.
BERSAMA MELESTARIKAN BUMI
Ketika informasi makin marak, peristiwa-peristiwa tak lagi berjarak, jurnalisme kian penting untuk memberikan perspektif dan mendudukkan soal-soal. Forest Digest memproduksi berita dan analisis untuk memberikan perspektif di balik berita-berita tentang hutan dan lingkungan secara umum.
Redaksi bekerja secara voluntari karena sebagian besar adalah mahasiswa dan alumni Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB University yang bekerja di banyak profesi. Dengan visi "untuk bumi yang lestari" kami ingin mendorong pengelolaan hutan dan lingkungan yang adil dan berkelanjutan.
Dukung kami mewujudkan visi dan misi itu dengan berdonasi atau berlangganan melalui deposit Rp 50.000.
Alumni Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB University
Topik :