Untuk bumi yang lestari

Kabar Baru| 25 Agustus 2021

Cegah Longsor dengan Vetiver

Vetiver menjadi tanaman yang efektif mencegah longsor. Cocok untuk kenservasi tanah dan air.

Vetiver menjadi pelindung situ Cisanti, hulu sungai Citarum di Jawa Barat. Cocok sebagai tanaman konservasi tanah dan air (Foto: R. Eko Tjahjono/FD)

LONGSOR menjadi hantu bagi permukiman penduduk di lereng-lereng bukit. Seperti di Dusun Magirejo, Desa Ngalang, di utara Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta. Ketika musim penghujan, material pembentuk lereng berupa batuan, bahan rombakan, tanah, atau material campuran, bergerak keluar lereng. Penduduk Magirejo membutuhkan vetiver.

Dusun ini terletak ketinggian 100 meter dari permukaan laut. Curah hujan tergolong rendah, rata-rata 7,8 milimeter per tahun dengan jumlah hari hujan 85 per tahun. Dengan kelerengan sedang hingga curam, jenis tanah di dusun ini berupa inceptisol yang rapuh. 

Dalam empat tahun terakhir ada sembilan kali longsor. Pada 2017 longsor menutup akses jalan utama Ngalang-Hargomulyo yang melewati Dusun Magirejo. Longsor terakhir pada 14 Januari 2020. Dengan data-data seperti itu, mahasiswa Fakultas Kehutanan UGM datang ke sana untuk membantu menyelesaikan problem masyarakat di dusun ini.

Para mahasiswa menawarkan penduduk menanam vetiver (Vetiveria zizanioides), yang dikenal dengan nama lokal sebagai “akar wangi”. Akar vetiver merupakan bagian terpenting tumbuhan ini karena punya kemampuan mengikat tanah sehingga berguna untuk sistem konstruksi penahan lereng.

Program Vetiver Grass Tech mahasiswa UGM ini mengajak pemuda Karang Taruna Orema-Petruk di Desa Ngalang bekerja sama membangun program mencegah longsor. Para pemuda setuju dengan tawaran menanam vetiver.

Mengapa vetiver? Vetiver adalah tumbuhan tergolong rumput tapi berperilaku seperti sifat-sifat pohon. Karena itu vetiver bisa membantu menahan tanah akibat longsor karena akarnya membantu memperkuat lapisan permukaan sedalam 0-2 meter yang rawan melorot.

Vetiver berinteraksi dengan tanah setelah tumbuh dengan membentuk bahan komposit yang terdiri dari akar dengan daya tarik yang tinggi dan melekat pada tanah yang kekuatan tariknya lebih kecil. Pada saat jaringan akar yang masif dan padat terbentuk utuh, vetiver akan bekerja sebagai paku tanah (soil nails).

Vetiver adalah rumput yang tumbuh tegak dengan tinggi 1,5-2,5 meter dan berkembang biak dengan cepat hingga membentuk rumpun-rumpun besar dan memiliki akar yang mencapai lebih dari 3 meter. Di Thailand, yang memakai tanaman ini untuk revolusi pertanian, bahkan pernah ditemukan akar vetiver mencapai kedalaman 5,2 meter.

Pertimbangan memilih vetiver sebagai tanaman pencegah longsor adalah:

  • Vetiver tidak tahan terhadap naungan. Untuk tumbuh ia perlu sinar matahari secara maksimal.
  • Bibit mudah didapatkan dari sentra industri kerajinan akar wangi di Kecamatan Semin, Kabupaten Gunungkidul. Ada 700 bibit yang ditanam mahasiswa di lereng curam dan sebagian di lahan datar untuk dipanen masyarakat.
  • Vetiver bisa dikolaborasikan dengan tanaman penutup tanah lain, seperti rumput bahia (Paspalum notatum), rumput pahit (Axonopus compressus) kacang-kacangan (Centrosema pubescens, Pueraria javanica, Calopogonium mucunioides)

Beberapa keunggulan vetiver sebagai tanaman pencegah longsor:

  1. Temperatur ambien -140-550 Celsius.
  2. Tumbuh di daerah dengan kisaran intensitas curah hujan yang cukup tinggi, yakni 200-5.000 milimeter 5.000
  3. Tahan terhadap rentang pH tanah 3-10,5 ;
  4. Mempunyai tingkat toleransi tinggi terhadap kekeringan;
  5. Toleran tumbuh pada ketinggian 500-1500 meter di atas permukaan laut
  6. Bisa tumbuh dengan baik pada lahan berat (tanah bertekstur lempung/liat) yang asam, mengandung mangan dan aluminium; bersalinitas tinggi dan mengandung banyak natrium; dan mengandung logam berat seperti As, Cd, Co, Cr, Pb, Hg, Ni, Zn dan Se

Akar vetiver bisa tumbuh hingga 5,2 meter ke dalam permukaan tanah sehingga mengikat tanah untuk mencegah longsor (Foto: R. Eko Tjahjono/FD)

Manfaat vetiver 

Memperbaiki struktur tanah
Akar vetiver bisa mencapai 3-4 meter di tahun pertama. Akar vetiver mampu mengikat tanah dan tanaman sehingga kokoh meski diterjang arus yang deras. Akarnya yang dalam dan cepat tumbuh membuat vetiver sangat toleran terhadap kekeringan dan sangat cocok sebagai stabilisasi tanah dengan tingkat kemiringan yang curam. Meskipun vetiver sangat toleran terhadap beberapa keadaan ekstrem tanah dan iklim seperti rumput pada umumnya.

Dengan batangnya yang kaku dan tegak, vetiver mampu berdiri meskipun di arus yang dalam. Ketika ditanam rapat, tanaman pagarnya yang lebat berguna sebagai penyaring sedimen yang efektif dan penyebar air. Selain itu, tanaman ini juga tahan terhadap hama, penyakit, dan api. 

Mitigasi bencana
Vetiver memiliki sistem akar yang lebar, dalam dan kuat, juga pertumbuhan cepat dan biomassa yang banyak, adaptif terhadap kondisi yang ekstrem, mudah dibudidayakan, tidak berpotensi menjadi gulma. 

Bahan kerajinan
Meski tak dianjurkan dipanen akarnya karena berperan mencegah longsor, akar vetiver bisa diolah menjadi berbagai macam bentuk kerajinan. Akar wangi yang baik untuk jadi kerajinan adalah tanaman yang berusia10-12 bulan karena panjang 40 sentimeter sehingga memadai untuk ditenun sekaligus mengeluarkan wangi yang tahan lama.

Ukuran akar yang tidak sama besar membuat tenunan bertekstur unik. Selain itu, vetiver juga bisa dimanfaatkan sebagai bahan kerajinan secara langsung tanpa ditenun terlebih dahulu seperti pembuatan suvenir. Selain kerajinan vetiver bisa disuling menjadi minyak asiri.

Sebagai fitoremediasi
Akar wangi ini juga toleran pada cuaca ekstrem, pH tanah, tahan hama penyakit, sangat efisien menyerap nutrisi tanah dan toleran di tanah dengan kandungan logam berat sehingga sering dimanfaatkan untuk fitoremediasi (penawar racun) lahan bekas tambang dengan mengakumulasi logam berat di sekitarnya. 

Fungsi lain
Selain menyerap karbon, daunnya bisa jadi pakan ternak, pengusir hama seperti ular dan tikus, bahan atap rumah, hingga bahan dasar kertas.

Program Vetiver Grass Tech dimulai pada 13 Juni 2021 melalui penyuluhan secara online dan offline. Para mahasiswa UGM mengajari para pemuda mengenal vetiver, dalam peran fungsinya, mengajari mereka membuat kerajinan, menyulingnya jadi minyak asiri, hingga memasarkannya. Mereka juga berdiskusi melalui grup WhatsApp dan membuat video tutorial.

Masyarakat Dusun Magirejo menerima vetiver dengan baik karena menjadi tanaman pagar di kebun, tak berceceran karena tak mengandung biji. Vetiver telah menjadi tanaman yang cocok untuk konservasi tanah dan air.

BERSAMA MELESTARIKAN BUMI

Ketika informasi makin marak, peristiwa-peristiwa tak lagi berjarak, jurnalisme kian penting untuk memberikan perspektif dan mendudukkan soal-soal. Forest Digest memproduksi berita dan analisis untuk memberikan perspektif di balik berita-berita tentang hutan dan lingkungan secara umum.

Redaksi bekerja secara voluntari karena sebagian besar adalah mahasiswa dan alumni Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB University yang bekerja di banyak profesi. Dengan visi "untuk bumi yang lestari" kami ingin mendorong pengelolaan hutan dan lingkungan yang adil dan berkelanjutan.

Dukung kami mewujudkan visi dan misi itu dengan berdonasi atau berlangganan melalui deposit Rp 50.000.




Mahasiswa Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta angkatan 2019

Topik :

Bagikan

Terpopuler

Komentar



Artikel Lain