ORIENTASI mahasiswa baru tak lagi identik dengan kekerasan. Mahasiswa kini lebih kreatif dalam masa perkenalan, lebih meriah, dan terlihat oleh publik. Panitia Ospek Mahasiswa IPB angkatan 58 atau masuk 2021 baru saja menyelesaikan masa orientasi dengan memecahkan rekor kampanye diet plastik yang melibatkan 4.000 partisipan.
Rekor ini mereka terima tiga tahun berturut-turut. Jika tahun 2019 meraih rekor “The Most Lenticular People Formation”, tahun 2020 “The Highest Number of People Participating in Stop Motion Animation”, tahun ini lebih tematik. Mahasiswa IPB mendapatkan rekor “The Highest Participant in Green Campaign Mosaic” dengan tema diet plastik.
Rekor itu dicatat Record Holders Republic, pencatat berbagai macam rekor dunia, yang berkantor pusat di Amerika Serikat. RHR mencatat aksi kolaborasi mahasiswa baru angkatan 58 sebagai rekor dunia pertama dalam kampanye animasi video dengan partisipan terbanyak.
Dikemas dalam bentuk video berdurasi 10 menit 25 detik, mahasiswa baru IPB angkatan 58 berkampanye dengan memakai foto dan video yang sedang memperlihatkan para mahasiswa baru memegang barang-barang ramah lingkungan. Foto dan video tersebut digabung menjadi satu membentuk mosaik berupa kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh sampah plastik di Indonesia.
Untuk bisa menggerakkan orang sebanyak itu, panitia meminta 280 mahasiswa senior menjadi mentor. Tiap mentor bertanggung jawab mengkoordinasi 10-15 mahasiswa baru. Tak hanya koordinasi gerakan, para mentor juga mengenalkan cara hidup ramah lingkungan. “Koordinasi melalui online,” kata Muhammad Hafiz Hibatullah, Ketua Panitia Ospek 2021.
Hafiz berharap rekor ini menjadi kampanye lingkungan yang akan menyadarkan mahasiswa dan masyarakat umum hidup lebih ramah lingkungan. Sebagai “green campus”, IPB University coba menyediakan pelbagai fasilitas ramah lingkungan, seperti penyediaan air isi ulang untuk menekan pemakain botol plastik.
Menteri Lingkungan Hidup Badan Eksekutif Mahasiswa IPB University Ananda Rizky menuturkan kampanye isu lingkungan sudah mereka lakukan di kampus sejak lama. Pengurus BEM mengajak dan mengajarkan mahasiswa untuk memilah sampah dengan mendirikan gerai sampah yang berpindah dari satu fakultas ke fakultas lain. “Hadiahnya barang-barang ramah lingkungan seperti termos, kotak makan, maupun sedotan baja,” kata dia.
Di masa pandemi covid-19, kampanye juga tak berhenti meski kegiatan kuliah vakum akibat kampus ditutup total. Para pengurus BEM membuat acara-acara pelajaran mengolah sampah makanan yang naik akibat pembelian secara online.
View this post on Instagram
Salah satu caranya memanfaatkan masa orientasi mahasiswa baru ini. Meski harus mendaftar untuk mendapatkan rekor itu, para mahasiswa senang kegiatan mereka memecahkan rekor dunia karena bisa mempertahankan rekor tiga tahun berturut-turut dengan koordinasi yang rumit.
BERSAMA MELESTARIKAN BUMI
Ketika informasi makin marak, peristiwa-peristiwa tak lagi berjarak, jurnalisme kian penting untuk memberikan perspektif dan mendudukkan soal-soal. Forest Digest memproduksi berita dan analisis untuk memberikan perspektif di balik berita-berita tentang hutan dan lingkungan secara umum.
Redaksi bekerja secara voluntari karena sebagian besar adalah mahasiswa dan alumni Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB University yang bekerja di banyak profesi. Dengan visi "untuk bumi yang lestari" kami ingin mendorong pengelolaan hutan dan lingkungan yang adil dan berkelanjutan.
Dukung kami mewujudkan visi dan misi itu dengan berdonasi atau berlangganan melalui deposit Rp 50.000.
Alumni Fakultas Kehutanan IPB bekerja di lembaga konsultan
Topik :