IPB University berusia 58 tahun pada 1 September 2021. Dalam dies natalis atau peringatan hari jadi secara online, IPB merayakannya dengan mengusung tema “Inovasi Agromaritim 4.0 untuk Atasi Krisis di Era Pandemi”. Presiden Joko Widodo berpidato dalam peringatan tersebut bersama Rektor Arif Satria.
Dalam sambutannya, Jokowi meminta IPB menjadi pelopor inovasi dalam sektor pertanian dan kelautan. Menurut dia, IPB harus bisa menghasilkan solusi cerdas yang akan memberikan nilai tambah bagi kemajuan, kemandirian, serta modal bagi sektor pangan untuk keluar dari krisis pandemi.
“Saya senang IPB telah melakukan riset dan pengembangan pada sektor agromaritim,” kata Jokowi. “Hal ini sebuah langkah yang besar dan sangat strategis untuk menuju masa depan negara kita pada pengembangan ekonomi hijau dan ekonomi biru yang berkelanjutan.”
Arif Satria menyampaikan sejumlah inovasi IPB “untuk menjawab tiga tantangan besar, yaitu krisis iklim, revolusi industri 4.0, serta pandemi covid-19". “Tiga tantangan ini mendorong perubahan model ekonomi pada masing-masing isu,” kata dia.
Krisis iklim, kata Arif, mendorong manusia untuk mengembangkan model ekonomi hijau dan model ekonomi biru untuk menjaga bumi. Revolusi industri 4.0 mendorong manusia membuat model ekonomi digital yang bercirikan ekonomi berbagi (sharing economy) di tengah cepatnya perkembangan teknologi. “Belum selesai dengan dua disrupsi, kini hadir disrupsi baru yaitu pandemi covid-19,” kata Arif.
Untuk menjawab disrupsi ketiga yang semula menyerang isu kesehatan tapi kini menjadi isu sosial dan ekonomi serta lingkungan ini, IPB mengajukan satu model ekonomi. Arif menyebutnya, “new normal ekonomi” atau ekonomi dalam kenormalan baru setelah pandemi covid-19. Ciri-ciri ekonomi normal baru menuru Arif adalah:
(1) Agromaritim sebagai fokus pembangunan berkelanjutan,
(2) Desa sebagai pusat pertumbuhan baru berbasiskan keunggulan lokal,
(3) Ekonomi digital untuk meningkatkan efisiensi dan akses sumber daya,
(4) Ekonomi moral (gift economy) sebagai fondasi ketangguhan sosial ekonomi yang memperkuat modal sosial dan kepercayaan masyarakat memakai nilai-nilai lokal,
(5) Ekonomi hijau/biru untuk meningkatkan nilai tambah produksi berkelanjutan,
(6) Perilaku sehat dan hijau untuk mendukung konsumsi yang berkelanjutan, dan
(7) Inovasi sebagai penggerak techno-sociopreuneurship.
Berdasarkan tujuh ciri itu, IPB telah membuat sejumlah inovasi, antara lain:
Smart farming dan manajemen lingkungan. Terdiri dari :
- Sawah 4.0 yang bisa mengukur kesehatan padi;
- Smart integrated pest management untuk mendeteksi cepat hama tanaman;
- Sistem pintar pencegahan kebakaran hutan dan lahan melalui Fire Risk System dan aplikasi patroli kebakaran hutan dan lahan;
- Platform ekosistem, sebuah platform yang dapat mendeteksi konversi lahan;
- Sawit 4.0 yang bisa mengefisienkan pemanenan dan pemupukan;
- Presisi pangan logistik, yang dapat menciptakan sistem pangan presisi tinggi pada era covid;
- Deteksi pintar kualitas produk pertanian dan pangan melalui telepon seluler;
- Swarm robotic;
- Peternakan 4.0;
- Perikanan pintar dan manajemen pantai;
- Apartemen kepiting 4.0
Inovasi biomedis dan penanggulangan covid-19:
- Invent-pro enzim yang sebanding dengan produk impor dengan harga 25% lebih rendah, sehingga biaya PCR bisa turun;
- Herbal anti-inflamasi paru-paru merupakan obat herbal yang bisa mencegah covid-19;
- Inovasi stem cell anti penuaan;
- Kit elisa, sebuah platform untuk deteksi dini Alzheimer.
Inovasi produktivitas dan substitusi impor:
- Benih padi yang mencapai 12 ton per hektare;
- Pepaya calina yang sudah ada di 11 negara;
- Nanas PK1 yang sudah diekspor ke Singapura, Jepang dan Korea Selatan;
- Teknologi budaya kedelai di lahan pasang surut yang memiliki produktivitas 3 kali lipat dari rata-rata nasional;
- Teknologi bawang putih yang menaikkan ukuran umbi sehingga panen mencapai 600 ribu ton;
- Provibio dan biohara plus sebagai pupuk yang ramah lingkungan;
- Beras analog dan mi non terigu untuk menggantikan tepung sebagai bahan dasar.
Inovasi biomaterial meliputi biofiber 4.0 yang merupakan produk fashion dari limbah sawit:
- Rompi anti peluru dari limbah sawit;
- Material cerdas antiradar dari kulit udang; kosmetika dari rumput laut tropis.
Inovasi sosial:
- Data desa presisi yang akan diimplementasikan secara nasional
- Sekolah peternakan rakyat untuk menguatkan mental peternak rakyat agar lebih mandiri;
- Tani center sebagai smart community development melalui IPB digitani;
- Agribisnis dan pusat teknologi sebagai penghubung petani dengan 47 supermarket modern melalui pendampingan dan teknologi;
- One village one ceo sebagai wadah konsolidasi Badan Usaha Milik Desa ke pasar modern;
- One village one innovation sebagai media menguatkan ekonomi desa dengan inovasi.
“Masa depan ada pada inovasi-inovasi yang bisa menyediakan kebutuhan bio-ekonomi,” kata Arif Satria. “Ekonomi yang berbasis pada bio adalah agromaritim. Visi IPB menjadi technosociopreuner menjadi fondasi, mimpi, dan pegangan agar kita benar-benar menjadi bagian dari masa depan.”
BERSAMA MELESTARIKAN BUMI
Ketika informasi makin marak, peristiwa-peristiwa tak lagi berjarak, jurnalisme kian penting untuk memberikan perspektif dan mendudukkan soal-soal. Forest Digest memproduksi berita dan analisis untuk memberikan perspektif di balik berita-berita tentang hutan dan lingkungan secara umum.
Redaksi bekerja secara voluntari karena sebagian besar adalah mahasiswa dan alumni Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB University yang bekerja di banyak profesi. Dengan visi "untuk bumi yang lestari" kami ingin mendorong pengelolaan hutan dan lingkungan yang adil dan berkelanjutan.
Dukung kami mewujudkan visi dan misi itu dengan berdonasi atau berlangganan melalui deposit Rp 50.000.
Alumni Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB University
Topik :