Untuk bumi yang lestari

Kabar Baru| 24 September 2021

10 Cara Menurunkan Emisi di Sektor Kehutanan

Indonesia belum bisa mencapai net sink pada 2030. Sepuluh cara menurunkan emisi sektor kehutanan dan penggunaan lahan.

Deforestasi di Papua (Foto: Ardiles Rante/Greenpeace)

ANALISIS Climate Action Tracker terhadap proposal NDC baru Indonesia kepada PBB menyebutkan bahwa upaya yang hendak dilakukan pemerintah masuk kategori “sangat tidak cukup”. Target-target dan cara-cara Indonesia masih sama dengan proposal sebelumnya, yakni menurunkan emisi sebanyak 29% dengan usaha sendiri dan 41% dengan bantuan asing dari prediksi emisi pada 2030 sebesar 2,87 miliar ton setara CO2.

Sekretaris Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Hanif Faisol Nurofiq mengakui pada 2030 Indonesia belum mencapai posisi net sink atau produksi emisi dari sektor kehutanan dan tata guna lahan lebih kecil dibanding penyerapannya. “Tahun 2030 belum net sink, tapi menuju net-sink. Dokumen tersebut harus benar-benar kita mengerti,” kata Hanif dalam webinar “Updated NDC dan LTS-LCCR 2050” pada 23 September 2021.

Konstruksi Kayu

Sektor kehutanan dan penggunaan lahan lain mengambil porsi terbesar dalam pencegahan perubahan iklim. Target penurunan emisi sektor ini sebesar 59% dari total target penurunan emisi Indonesia pada 2030.

Angka tersebut datang dari penurunan emisi sebesar 17,20% dari usaha sendiri dan 24,10% dengan bantuan internasional. Dari tiga skenario mitigasi yang sudah dirilis pemerintah, Indonesia memilih skenario mitigasi paling ambisius yaitu skenario penyesuaian rendah karbon atau Low Carbon Scenario Compatible (LCCP).

Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim KLHK Laksmi Dhewanthi menjelaskan dengan LCCP, sektor kehutanan dan pengunaan lahan atau FOLU bisa nol emisi, bahkan serapannya sudah lebih banyak dibandingkan sektor lain pada 2050.

Hanif menambahkan beberapa upaya menuju net sink, yaitu:

(1) mengurangi emisi dari deforestasi dan lahan gambut,

(2) meningkatkan kapasitas hutan alam dalam menyerap karbon,

(3) memulihkan lahan gambut,

(4) menerapkan restorasi hutan,

(5) mengadopsi praktik pengelolaan hutan lestari,

(6) memaksimalkan penggunaan lahan yang tidak produktif untuk pembangunan hutan dan pertanian serta perkebunan,

(7) meningkatkan produktivitas lahan dan mengurangi kehilangan hasil pertanian dan limbah makanan (food loss and food waste).

“Ini tujuh strategi kunci kita untuk mengurangi emisi di sektor kehutanan dan penggunaan lahan,” kata Hanif, mantan Kepala Dinas Kehutanan Kalimantan Selatan. “Tahun 2020 KLHK bisa menurunkan deforestasi menjadi tinggal 115.000 hektare per tahun.”

Pencegahan kebakaran hutan dan lahan menjadi langkah kunci lain dalam mengurangi emisi. Dalam mencegah kebakaran, menurut Hanif, cara KLHK dengan mencegah kebakaran meluas saat titik api pertama muncul.

Program mitigasi krisis iklim Indonesia

Dalam mencegah hilangnya keanekaragaman hayati, kata Hanif, konservasi kawasan serta perlindungan di dalam maupun di luar kawasan konservasi terhadap pelbagai satwa dan flora. “Kebijakan KLHK sudah sesuai dengan tujuan pembangunan berkelanjutan dan Kesepakatan Paris, merupakan terobosan mengurangi emisi,” kata dia. 

Wujud kebijakan menurunkan emisi sektor kehutanan dan penggunaan lahan tersebut salah satunya mengelola hutan bersama masyarakat. Kebijakannya dikenal dengan nama perhutanan sosial, yakni distribusi akses masyarakat sekitar hutan mengelola hutan di sekitar mereka. “Energi yang dimiliki masyarakat bisa menjadi daya dukung lingkungan untuk ketahanan iklim,” kata dia.

BERSAMA MELESTARIKAN BUMI

Ketika informasi makin marak, peristiwa-peristiwa tak lagi berjarak, jurnalisme kian penting untuk memberikan perspektif dan mendudukkan soal-soal. Forest Digest memproduksi berita dan analisis untuk memberikan perspektif di balik berita-berita tentang hutan dan lingkungan secara umum.

Redaksi bekerja secara voluntari karena sebagian besar adalah mahasiswa dan alumni Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB University yang bekerja di banyak profesi. Dengan visi "untuk bumi yang lestari" kami ingin mendorong pengelolaan hutan dan lingkungan yang adil dan berkelanjutan.

Dukung kami mewujudkan visi dan misi itu dengan berdonasi atau berlangganan melalui deposit Rp 50.000.




Alumni Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB University

Topik :

Bagikan

Komentar



Artikel Lain