SETELAH harimau Jawa dinyatakan punah, macan tutul Jawa (Panthera pardus melas) menjadi satu-satunya spesies kucing besar (predator) yang tersisa di pulau ini. Satwa ini termasuk hewan dilindungi yang tercantum di dalam Undang-Undang Nomor 5/1990 dan PP 7/1999 tentang konservasi sumber daya alam hayati.
Populasi macan tutul Jawa saat ini tersebar di 28 petak habitat di Jawa. Dari Taman Nasional Ujung Kulon di Provinsi Banten hingga Taman Nasional Alas Purwo di Provinsi Jawa Timur. Estimasi terakhir jumlahnya 320 (antara 120-570). Termasuk di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango ada sekitar 20 (10-43).
Menurut Ketua Yayasan SINTAS Indonesia Hariyo T. Wibisono habitat macan tutul Jawa semakin terdesak, populasi mereka terus menurun. "Antara 2000 hingga 2017 pulau Jawa kehilangan 70% hutannya, karena pertanian dan pembangunan infrastruktur," katanya.
Akibat dari berkurangnya hutan di Jawa, sekitar 1-3 macan tutul Jawa setiap tahun mati akibat konflik dengan manusia, termasuk perdagangan ilegal dalam 13 tahun terakhir. Bila macan tutul Jawa yang saat ini satu-satunya predator di pulau Jawa punah, keseimbangan ekosistem hutan akan terganggu.
Hariyo bersama SINTAS Indonesia mengampanyekan dan mengedukasi pentingnya konservasi macan tutul Jawa kepada masyarakat. "Banyak yang belum tahu tentang macan tutul Jawa dibandingkan harimau Jawa yang sudah punah," ujarnya.
Agar kepedulian meningkat, SINTAS Indonesia ini bersama B2W Bogor mengadakan kegiatan Bogor Ultra Loop pada 30 Oktober lalu. Bogor Ultra Loop memiliki jarak tempuh 101 kilometer dengan elevasi maksimum 2.600 meter EG, melewati Puncak Pass dan Puncak Dua yang mulai dan berakhir di AEON Mall Sentul.
Jalur Bogor Ultra Loop adalah tepian habitat macan tutul Jawa. Menurut salah satu peserta Bogor Ultra Loop Dini Sutoyo, jalur tersebut sangat asyik. "Jalurnya keren dan saya juga ingin ikut melestarikan macan tutul Jawa," kata Dini.
Roni Wang, koordinator wilayah Bike To Work Bogor, mengatakan acara ini berjalan sukses. Sebanyak 179 pesepeda mengikuti Bogor Ultra Loop. "Luar biasa, bahkan bergema di media sosial #bogorultraloop, pesan kepedulian dan konservasi macan tutul Jawa juga tersampaikan," katanya.
BERSAMA MELESTARIKAN BUMI
Ketika informasi makin marak, peristiwa-peristiwa tak lagi berjarak, jurnalisme kian penting untuk memberikan perspektif dan mendudukkan soal-soal. Forest Digest memproduksi berita dan analisis untuk memberikan perspektif di balik berita-berita tentang hutan dan lingkungan secara umum.
Redaksi bekerja secara voluntari karena sebagian besar adalah mahasiswa dan alumni Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB University yang bekerja di banyak profesi. Dengan visi "untuk bumi yang lestari" kami ingin mendorong pengelolaan hutan dan lingkungan yang adil dan berkelanjutan.
Dukung kami mewujudkan visi dan misi itu dengan berdonasi atau berlangganan melalui deposit Rp 50.000.
Penggerak @Sustainableathome
Topik :