Untuk bumi yang lestari

Kabar Baru| 10 November 2021

Apa yang Terjadi Jika Suhu Bumi Naik 2° Celsius

Suhu bumi menuju kenaikan 1,5 derajat Celsius. Apa yang terjadi jika temperatur mencapai batas itu?

Lokasi gelombang panas jika suhu bumi naik 2C (Sumber: Badan Meteorolgi Inggris)

DALAM konferensi-konferensi iklim sejak 1992, termasuk COP26 Glasgow, negara-negara sepakat menahan kenaikan suhu bumi melewati batas 1,50 Celsius pada 2050 atau 2C pada akhir abad ini. Apa yang terjadi jika suhu bumi naik 2C?

Faktanya, PBB memperingatkan bahwa kenaikan suhu bumi akan datang lebih cepat karena penurunan emisi tiap negara hanya sepertiga dari kesepakatan Perjanjian Paris 2015. Waktu itu dunia sepakat memangkas produksi emisi sebanyak 45-50% dari emisi tahunan sebanyak 51 miliar ton setara CO2

Konstruksi Kayu

Apa dampaknya jika suhu bumi naik melewati batas itu? Sebuah studi terbaru Badan Meteorologi Inggris (Met Office), yang dirilis di konferensi iklim COP26 Glasgow menyebutkan kenaikan suhu 2°C bisa menyebabkan 1 miliar orang terkena gelombang panas ekstrem atau naik 15 kali lipat dibanding sekarang.

Gelombang panas ekstrem adalah perpaduan antara kenaikan suhu kelembaban tinggi sehingga berakibat fatal bagi mahluk hidup. Bila suhu mencapai 4°C maka setengah dari populasi dunia akan terdampak hawa panas.

Dalam permodelan peta yang dibuat Met Office wilayah yang dipengaruhi oleh lima efek berbeda dari perubahan iklim pada 2 °C dan 4 °C. Bencana yang akan terjadi akan meliputi kekeringan, banjir, kebakaran hutan, hingga kelangkaan pangan.

Dr. Andy Hartley yang memimpin penelitian dampak iklim di Met Office mengatakan populasi yang rentan adalah mereka yang memiliki pekerjaan fisik di luar ruangan. Met Office menyarankan jika itu terjadi maka manusia perlu beristirahat tiap jam agar panas tak membuat tubuh kolaps.

Saat ini, metrik terukur ada di beberapa lokasi, seperti India, tetapi analisis menunjukkan dengan kenaikan 4°C, risiko panas ekstrem akan mempengaruhi orang-orang di sebagian besar benua di dunia.

Menurut studi yang berasal dari proyek Uni Eropa yang didanai Helix (High End cLimate Impacts and eXtremes), negara-negara tropis seperti Brasil dan Ethiopia paling berisiko dari bahaya tersebut.

Dengan temuan-temuan ini, Kepala Sistem Bumi dan Ilmu Mitigasi di Met Office Dr. Andy Wiltshire memperingatkan bahwa sebagian besar wilayah di dunia akan menderita karena perubahan iklim. 

Membatasi pemanasan global tak lebih dari 1,5°C adalah tujuan utama pembicaraan iklim tahun ini. "Tanpa tindakan cepat, dampak iklim dapat menghadirkan masa depan yang menakutkan," kata Andy Wiltshire. 

Prof Richard Betts dari University of Exeter yang memimpin proyek HELIX mengatakan bahwa dunia tak punya pilihan selain membatasi kenaikan suhu global jauh di bawah 2C. “Risiko ini bisa kita hindari jika kita bertindak sekarang,” kata dia.

Cara bertindaknya adalah dengan mengurangi emisi pada tingkat lebih ekstrem dari kesepakatan Perjanjian Paris. Dua penyebab emisi adalah pemakaian energi fosil dan penggundulan hutan. Dengan program penurunan emisi sekali pun, menurut IPCC, suhu bumi naik melenceng dari jalur 1,5C. Menurut perhitungan IPCC kenaikan suhu ini akan tercapai pada 2040.

BERSAMA MELESTARIKAN BUMI

Ketika informasi makin marak, peristiwa-peristiwa tak lagi berjarak, jurnalisme kian penting untuk memberikan perspektif dan mendudukkan soal-soal. Forest Digest memproduksi berita dan analisis untuk memberikan perspektif di balik berita-berita tentang hutan dan lingkungan secara umum.

Redaksi bekerja secara voluntari karena sebagian besar adalah mahasiswa dan alumni Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB University yang bekerja di banyak profesi. Dengan visi "untuk bumi yang lestari" kami ingin mendorong pengelolaan hutan dan lingkungan yang adil dan berkelanjutan.

Dukung kami mewujudkan visi dan misi itu dengan berdonasi atau berlangganan melalui deposit Rp 50.000.




Penggerak @Sustainableathome

Topik :

Bagikan

Komentar



Artikel Lain