BARACK Obama kembali mencuri perhatian. Berbicara selama hampir 50 menit di konferensi iklim COP26 di Glasgow, Skotlandia, mantan presiden Amerika Serikat itu mengeluarkan pernyataan keras.
"Kita sangat jauh dari tujuan yang telah kita sepakati," kata Obama merujuk pada mencegah krisis iklim dalam Perjanjian Paris 2015. Hampir seluruh negara, lanjut Obama, gagal mencapai tujuan disepakati enam tahun lalu di pinggiran Paris.
Pada 2015, Obama hadir di konferensi iklim itu. Dia menjadi salah satu pemimpin yang menyepakati Perjanjian Paris. Saat itu para pemimpin dunia sepakat menahan suhu global tidak naik lebih dari 1,5-20 Celsius.
Salah satu caranya memangkas emisi. Kenyataannya, kata Obama, kita tidak melakukan hal-hal yang seharusnya kita kerjakan.
Obama juga mengungkapkan kekecewaannya kepada penggantinya, Presiden Donald Trump, yang menarik Amerika Serikat dari Perjanjian Paris. Selama empat tahun, pemerintahan Trump menafikan krisis iklim. "Kita kehabisan waktu menyelamatkan planet ini," kata Obama.
Kritik pedas juga disampaikan Obama kepada Rusia dan Cina, produsen emisi terbesar di dunia, yang absen di COP26. Absennya mereka menunjukkan dua negara besar itu tidak merasa adanya kegentingan atas krisis iklim. "Ini memalukan," katanya.
Menurut Obama, karena banyak hal yang tidak dikerjakan, konsekuensinya semakin kita rasakan. Laporan bulan lalu menyebutkan sebanyak 85% penduduk dunia hidup dalam cuaca ekstrem karena perubahan iklim: banjir, gelombang panas, salju ekstrem, hingga badai besar.
Beberapa bagian di bumi pun menjadi berbahaya menjadi tempat tinggal. Hal ini memicu gelombang migrasi dan bisa menciptakan konflik. Karena itulah, kata Obama, Amerika Serikat kini menganggap perubahan iklim menjadi ancaman nasional.
Obama mengatakan dunia memang membutuhkan Amerika Serikat juga negara-negara Eropa memimpin mengatasi masalah iklim. Tapi itu tak cukup, karena dunia juga perlu keterlibatan Cina, Rusia, seperti halnya Indonesia, Afrika Selatan dan Brasil.
Dalam pidatonya, Obama mengapresiasi aktivis muda yang terus menyuarakan krisis iklim. "Kalian berhak frustrasi," ujar Obama. "Saya ingin sampaikan, teruslah untuk marah dan frustrasi."
Karena itu Obama mengapresiasi dedikasi Greta Thunberg yang tak kenal lelah menyuarakan para pemimpin politik bertindak mencegah krisis iklim. Greta, kata Obama, telah memimpin gerakan melewati batas negara.
Pesan Obama: “Anak-anak muda boleh tidak menyukai politik tapi tak bisa masa bodoh terhadap politik. Pada satu titik, Anda harus terlibat dalam politik atau paling tidak memilih pemimpin yang peduli dan berjuang mengatasi krisis iklim.”
BERSAMA MELESTARIKAN BUMI
Ketika informasi makin marak, peristiwa-peristiwa tak lagi berjarak, jurnalisme kian penting untuk memberikan perspektif dan mendudukkan soal-soal. Forest Digest memproduksi berita dan analisis untuk memberikan perspektif di balik berita-berita tentang hutan dan lingkungan secara umum.
Redaksi bekerja secara voluntari karena sebagian besar adalah mahasiswa dan alumni Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB University yang bekerja di banyak profesi. Dengan visi "untuk bumi yang lestari" kami ingin mendorong pengelolaan hutan dan lingkungan yang adil dan berkelanjutan.
Dukung kami mewujudkan visi dan misi itu dengan berdonasi atau berlangganan melalui deposit Rp 50.000.
Penggerak @Sustainableathome
Topik :