Untuk bumi yang lestari

Kabar Baru| 16 November 2021

Burung Amazon Mengecil Akibat Krisis Iklim

Suhu habitat burung naik. Deforestasi di Indonesia bisa berimbas ke Amazon.

Burung cangak abu (Foto: Asep Ayat/FD)

TUBUH burung Amazon mengecil dan sayapnya lebih panjang dibanding tahun 1980. Dalam riset yang dirilis ScienceAdvances, para ilmuwan meyakini perubahan morfologi ini akibat perubahan iklim yang membuat suhu di hutan tropis Amerika Latin itu menghangat.

Burung yang mengecil salah satunya Conopophaga aurita yang hidup di pedalaman hutan Amazon di bagian Brasil. Burung Amazon yang memiliki tubuh oranye (betina) dan hitam (jantan) lebih ringan 6,2% dengan sayap yang bertambahkan panjang 2,3%.

Konstruksi Kayu

“Perbedaannya kecil, tapi ini jelas adaptasi terhadap perubahan lingkungan,” kata Vitec Jirinec, peneliti Research Center of Integral Ecology, organisasi non-pemerintah dari California, Amerika Serikat.

Dalam riset ini, para peneliti menganalisis data 15.000 burung dari 77 spesies non-migran dalam rentang waktu 40 tahun, yakni 1979-2019.

Lokasi penelitiannya berada di Amazon Biodiversity Center, di dekat Manaus, Brasil. Sejak 1970-an para ilmuwan memakai lokasi ini sebagai pusat studi untuk meneliti dampak deforestasi dan pembangunan terhadap ekosistem. 

Para peneliti menangkap burung memakai jaring lalu mengukur berat dan ukuran sayap mereka. Selain Conopophaga aurita, rata-rata burung yang diteliti memiliki tubuh yang lebih ringan sekitar 2% dibandingkan data pengukuran pada 1980-an.

Perubahan iklim membuat habitat burung Amazon menghangat 1° Celsius di musim hujan dan 1,65° Celsius di musim kemarau dibandingkan suhu pada 1966.

Pola hujan juga berubah kea rah lebih ekstrem. Di musim basah, intensitas curah hujan meningkat 13% dan di musim kemarau turun 15%. Saat cuaca ekstrem, berat burung di hutan Amazon berkurang lumayan signigikan. 

Hilangnya berat tubuh burung bisa jadi karena kurangnya serangga pada saat suhu ekstrem. “Namun bila makanan mereka berkurang mengapa mereka punya energi untuk menumbuhkan sayapnya?” kata Jinirec. 

Dalam pola adaptasi unggas, kata Jinirec, burung dan mamalia dari spesies yang sama umumnya lebih besar jika hidup di lintang yang lebih tinggi. Sebab, secara teori, mereka bisa menghemat panas dengan lebih baik.

Sebaliknya, ukuran tubuh spesies yang sama akan mengecil di iklim panas. “Ini menjelaskan mengapa burung semakin berkurang beratnya saat iklim menghangat,” kata Jirinec.

Sedangkan sayap yang memanjang masih menjadi misteri. Para ilmuwan menduga burung perlu terbang lebih jauh untuk menghindari suhu ekstrem dan mencari pakan baru sehingga membutuhkan sayap yang lebih panjang.

Penelitian sudah membuktikan migrasi burung juga berperan mencegah krisis iklim. Sebagai penyebar biji, burung bisa mempertahankan keragaman ekosistem. Namun, ketika habitatnya rusak, secara alamiah akan berpindah mencari habitat baru. Dalam perpindahan itu mereka akan berevolusi dalam adaptasi dengan cuaca.

Gilberto Fernández dari Federal University of Mato Graso yang terlibat dalam riset mengatakan, "Selama ini saya pikir burung yang berada jauh di hutan akan aman, tapi dampak yang dilakukan manusia jauh dari hutan kini mereka rasakan. 

Menurut ahli biologi Bruna Rodrigues do Amaral, yang juga ikut dalam riset ini, meski tidak ada deforestasi di wilayah penelitian, burung-burung tersebut tetap terkena dampak perubahan iklim. “Bahkan hutan yang masih murni kini dalam masalah,” ujarnya.

Burung di seluruh dunia menghadapi ancaman akibat krisis iklim. Amerika dan Kanada telah kehilangan seperempat populasi burung mereka sejak tahun 1970, sebagian karena perubahan iklim, menurut sebuah studi pada 2019.

BERSAMA MELESTARIKAN BUMI

Ketika informasi makin marak, peristiwa-peristiwa tak lagi berjarak, jurnalisme kian penting untuk memberikan perspektif dan mendudukkan soal-soal. Forest Digest memproduksi berita dan analisis untuk memberikan perspektif di balik berita-berita tentang hutan dan lingkungan secara umum.

Redaksi bekerja secara voluntari karena sebagian besar adalah mahasiswa dan alumni Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB University yang bekerja di banyak profesi. Dengan visi "untuk bumi yang lestari" kami ingin mendorong pengelolaan hutan dan lingkungan yang adil dan berkelanjutan.

Dukung kami mewujudkan visi dan misi itu dengan berdonasi atau berlangganan melalui deposit Rp 50.000.




Penggerak @Sustainableathome

Topik :

Bagikan

Komentar



Artikel Lain