Untuk bumi yang lestari

Kabar Baru| 27 November 2021

Perceraian Burung Naik Akibat Krisis Iklim

Durasi mencari makan panjang dan stres akibat perubahan iklim membuat albatros kesulitan mengelola hubungan dengan pasangannya.

Sepasang burung albatros di Samudera Pasifik (Foto: BGDesign/Pixabay)

KRISIS iklim berdampak buruk bagi semua mahluk di bumi. Dalam penelitian terbaru yang terbit 24 November 2021 di Royal Society Journal tingkat perceraian burung albatros kini meningkat akibat suhu yang terus menghangat.

Francesco Ventura dkk menyebut “perceraian” (divorce) karena burung albatros terkenal sebagai spesies monogami seumur hidup.

Konstruksi Kayu

Albatros adalah burung laut besar dalam ordo Procellariiformes. Burung ini hidup di Samudera Antartika dan Pasifik Utara, tinggal dalam koloni bersarang di pulau terpencil.

Ketika iklim berubah, perilaku albatros pun demikian. Sebelum suhu menghangat, tingkat perceraian albatros hanya 1-3% tapi sekarang tingkat perceraian pasangan albatros mencapai 8 persen.

Hasil ini diperoleh setelah mempelajari populasi liar albatros yang jumlahnya sekitar 15.500 di Kepulauan Falkland dalam kurun waktu 15 tahun dimulai pada 2003. Salah satu data yang diambil para peneliti adalah jumlah pasangan yang berkembang biak.

Bagi burung laut, laut yang menghangat berarti berkurangnya jumlah ikan. Akibatnya, mereka harus terbang lebih jauh terkadang dengan cuaca yang lebih ekstrem untuk mencari makan.

Durasi mencari makan yang lebih panjang dan stres akibat perubahan iklim membuat albatros kesulitan mengelola hubungan dengan pasangannya. Inilah yang membuat angka perceraian albatros tinggi.

Dampak dari perceraian mengancam populasi albatros yang menurun. Jumlah mereka berkurang rata-rata 5-10% setiap tahun, tren ini terjadi sejak 2005. Di dunia ada 22 spesies albatros, sebanyak 19 di antaranya terancam punah.

BERSAMA MELESTARIKAN BUMI

Ketika informasi makin marak, peristiwa-peristiwa tak lagi berjarak, jurnalisme kian penting untuk memberikan perspektif dan mendudukkan soal-soal. Forest Digest memproduksi berita dan analisis untuk memberikan perspektif di balik berita-berita tentang hutan dan lingkungan secara umum.

Redaksi bekerja secara voluntari karena sebagian besar adalah mahasiswa dan alumni Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB University yang bekerja di banyak profesi. Dengan visi "untuk bumi yang lestari" kami ingin mendorong pengelolaan hutan dan lingkungan yang adil dan berkelanjutan.

Dukung kami mewujudkan visi dan misi itu dengan berdonasi atau berlangganan melalui deposit Rp 50.000.




Penggerak @Sustainableathome

Topik :

Bagikan

Komentar



Artikel Lain