PERISTIWA bersejarah terjadi di Bronx, New York pada November lalu. Sebanyak enam telur komodo (Varanus komodoensis) untuk pertama kalinya berhasil menetas di kebun binatang yang berusia 122 tahun itu.
Keberhasilan menetaskan telur komodo adalah buah kerja keras staf Herpetologi kebun binatang Bronx. Mereka secara telaten dan cermat terus memonitor pasangan komodo yang dijodohkan, sebab kadal raksasa tersebut bisa tiba-tiba menjadi agresif dan menyerang calon pasangannya.
Ternyata pendekatan dua komodo sukses, pasangan komodo itu kawin pada Maret 2021. Sampai sang betina akhirnya bertelur pada April. Telur-telur ini ditempatkan dalam inkubator dan diamati selama 7 bulan dan akhirnya menetas pada November.
"Ini pencapaian penting bagi kebun binatang Bronx," kata Don Boyer, Kurator Herpetologi dalam keterangan tertulis di situs Bronx Zoo, 9 Desember 2021. "Komodo adalah salah satu spesies paling menarik di planet ini."
Menurut Boyer, lahirnya enam komodo menandakan masa depan penuh harapan bagi spesies ini. Mereka akan menjadi duta bagi satwa liar karena membantu meningkatkan kesadaran kebutuhan konservasi.
Sebelumnya, pada 9 November 2021, kebun binatang San Antonio, Amerika Serikat juga mengumumkan menetasnya 10 telur komodo. "Ini pembuktian komitmen kami terhadap konservasi, kami akan membantu menjaga kelestarian komodo," kata Tim Morrow, Presiden Kebun Binatang San Antonio kepada USA Today.
Komodo adalah spesies kadal terbesar di Bumi. Berat komodo dewasa antara 70-90 kg dengan panjang rata-rata 2-3 meter. Komodo hewan yang hanya ditemukan di Indonesia, tepatnya di Pulau Komodo, Rinca, Flores, Gili Motang dan Gili Dasami di Nusa Tenggara Timur. Penduduk asli pulau Komodo menyebutnya Ora.
Makanan komodo adalah mamalia besar dan kecil, antara lain, rusa, kerbau, burung, telur dan bangkai. Mereka juga memakan komodo yang lebih kecil. Komodo adalah predator yang efisien karena dapat mengonsumsi 80 persen dari berat mereka dalam satu kali makan.
Komodo memiliki gigi yang tajam dan bisa menyebabkan luka serius bahkan mematikan. Saat memangsa hewan yang lebih besar mereka tidak segera membunuh tapi mereka bisa melacak mangsanya yang sekarat hingga jarak 10 kilometer.
Habitat yang menyusut akibat aktivitas manusia serta perubahan iklim terus mengancam populasi komodo. Jumlahnya saat ini kurang dari 2.500 dengan jumlah betina sekitar 350. Menurut prediksi, angka ini bisa berkurang 30 persen dalam 45 tahun mendatang.
Lembaga konservasi, International Union for Conversation of Nature (IUCN) menetapkan komodo sebagai spesies yang terancam punah.
BERSAMA MELESTARIKAN BUMI
Ketika informasi makin marak, peristiwa-peristiwa tak lagi berjarak, jurnalisme kian penting untuk memberikan perspektif dan mendudukkan soal-soal. Forest Digest memproduksi berita dan analisis untuk memberikan perspektif di balik berita-berita tentang hutan dan lingkungan secara umum.
Redaksi bekerja secara voluntari karena sebagian besar adalah mahasiswa dan alumni Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB University yang bekerja di banyak profesi. Dengan visi "untuk bumi yang lestari" kami ingin mendorong pengelolaan hutan dan lingkungan yang adil dan berkelanjutan.
Dukung kami mewujudkan visi dan misi itu dengan berdonasi atau berlangganan melalui deposit Rp 50.000.
Penggerak @Sustainableathome
Topik :