Untuk bumi yang lestari

Kabar Baru| 13 Desember 2021

Regenerasi Alami Hutan Tropis Lebih Cepat

Hutan tropis bisa tumbuh kembali lebih cepat bila tanpa intervensi manusia. Opsi mitigasi krisis iklim.

Ekosistem hutan dataran rendah di Jambi (Foto: Asep Ayat/FD)

HUTAN tropis yang rusak bisa pulih dan lebat kembali secara cepat. Syaratnya, tidak disentuh oleh manusia dan dibiarkan secara alami.

Dalam studi terbaru yang terbit di Science, peneliti dari berbagai negara menemukan potensi regenerasi alami hutan membutuhkan waktu sekitar 20 tahun. Proses pulihnya hutan ini disebut suksesi kedua (secondary succession).

"Ini berita baik, sebab 20 tahun waktu yang realistis bagi kita, juga buat pengambil kebijakan," kata Lourens Poorter, profesor ekologi di Universitas Wageningen, Belanda yang menjadi ketua tim penelitian kepada Guardian, 9 Desember 2021.

Menurut Poorter, regenerasi alami kerap disingkirkan dari opsi mengembalikan hutan yang rusak. Cara yang terbanyak yang dipilih adalah menanam kembali.

Padahal dibandingkan menanam pohon baru, kata Poorter, lebih baik dibiarkan dan tumbuh sendiri lagi. "Dari sisi keragaman hayati juga lebih baik, nutrisi juga akan pulih secara alami," katanya.

Penelitian ini dilakukan oleh lebih dari 90 peneliti. Mereka menganalisis data tentang pemulihan hutan dari tiga benua, 77 situs dan 2.275 bidang tanah di Amerika dan Afrika Barat.

Mereka mengevaluasi 12 kriteria khusus, antara lain, tanah, fungsi tanaman, struktur ekosistem, dan keanekaragaman hayati.

Para peneliti secara khusus juga melihat apa yang terjadi dengan hutan tropis setelah digunakan sebagai lahan pertanian yang kemudian ditinggalkan beberapa musim.

Hasilnya, sebagian hutan lama tumbuh subur, sisa pohon dan benih tumbuh kembali menciptakan ekosistem yang saling berhubungan menghasilkan nutrisi. Hutan baru mulai tumbuh.

Eric Salas dari Central State University, Amerika Serikat yang tak terlibat dalam penelitian ini mengatakan tumbuhnya kembali hutan secara alami penting bagi konservasi keragaman hayati. "Terutama bagi hutan tropis yang kaya flora dan fauna," katanya.

Menurut Salas, hutan yang tumbuh kembali sangat efektif menyerap karbon. "Mereka seperti remaja yang bisa mengosongkan kulkas Anda," ujarnya.

Penemuan ini dinilai penting bagi mitigasi krisis iklim. Para pengambil kebijakan bisa merumuskan rencana aksi berikutnya untuk menyelamatkan bumi dari bencana iklim.

Penelitian ini juga membuktikan bahwa pengelolaan hutan alam yang lestari menjadi syarat sebuah negara menerapkan eksploitasi hutan primer melalui konsesi. Indonesia memakai kebijakan ini dengan mendelegasikan pengelolaan hutan kepada perusahaan.

Dalam konsesi, ada kewajiban perusahaan menjaga dan memulihkan hutan yang mereka eksploitasi. Rehabilitasi dan reboisasi hutan yang baru ditebang akan menentukan kelestarian.

Data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menunjukkan deforestasi tahun 2020 seluas 115.460 hektare sementara reforestasi atau penanaman hutan kembali hanya 3.100 hektare.

Meski penelitian di Science menunjukkan pertumbuhan alami hutan sekunder cenderung lebih unggul, reforestasi melalui intervensi manusia tetap diperlukan agar deforestasi tak timpang dan sesuai dengan tekad Indonesia mencapai karbon netral di sektor kehutanan dan penggunaan lahan.

Intervensi manusia bisa melalui eksploitasi hutan yang tak berlebihan dan operasinya mendorong suksesi hutan sekunder lebih cepat, dengan cara memulihkannya secara alami. Bagaimana pun, hutan tropis primer tetap lebih baik dibanding hutan generasi kedua.

BERSAMA MELESTARIKAN BUMI

Ketika informasi makin marak, peristiwa-peristiwa tak lagi berjarak, jurnalisme kian penting untuk memberikan perspektif dan mendudukkan soal-soal. Forest Digest memproduksi berita dan analisis untuk memberikan perspektif di balik berita-berita tentang hutan dan lingkungan secara umum.

Redaksi bekerja secara voluntari karena sebagian besar adalah mahasiswa dan alumni Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB University yang bekerja di banyak profesi. Dengan visi "untuk bumi yang lestari" kami ingin mendorong pengelolaan hutan dan lingkungan yang adil dan berkelanjutan.

Dukung kami mewujudkan visi dan misi itu dengan berdonasi atau berlangganan melalui deposit Rp 50.000.




Penggerak @Sustainableathome

Topik :

Bagikan

Terpopuler

Komentar



Artikel Lain