Untuk bumi yang lestari

Kabar Baru| 10 Maret 2022

Titik Kritis Hutan Amazon

Hutan Amazon terancam menjadi sabana. Cara mencegahnya: setop deforestasi.

Deforestasi hutan Amazon di Brasil (Foto: Felipe Werneck/Filckr)

HUTAN Amazon berada di ambang titik kritis (tipping point). Jika deforestasi berlanjut, hutan yang menjadi penyerap emisi global dan penghasil oksigen terbesar di dunia akan berubah menjadi sabana atau padang rumput yang kering.

Studi terbaru di jurnal Nature Climate Change edisi 7 Maret 2022 mengungkap lebih dari 75% hutan hujan secara konstan kehilangan ketahanannya menghadapi berbagai tekanan seperti kekeringan dan kebakaran. Wilayah yang paling rentan terletak di dekat lahan pertanian, kota dan area pembalakan.

Konstruksi Kayu

Para peneliti melakukan studi ini berdasarkan observasi satelit selama 20 tahun yakni dari 1996-2016. Dari-data biomasa dan kehijauan hutan menunjukkan perubahan dalam merespons berbagai kondisi cuaca.

Ketahanan hutan Amazon menurun sejak awal 2000-an. Menurut para peneliti, sulit menentukan waktu perubahan dari hutan hujan ke sabana terjadi, namun jika itu terjadi akan sulit dihentikan.

"Peringatan bagi kita, kita bisa kehilangan Amazon dan ini masukan signifikan bagi dunia soal perubahan iklim," kata Timothy M. Lenton, salah satu peneliti yang juga Direktur Global Systems Institute di Universitas Exeter, Inggris dikutip CNN.

Menurut Lenton, perubahan hutan Amazon menjadi sabana dengan ekosistem padang rumput dan rendahnya biomasa maka sebanyak 90 miliar ton karbon dioksida tidak bisa lagi terserap. "Jika Amazon bukan lagi hutan hujan, ia tidak bisa menyimpan banyak karbon lagi," katanya.

Studi sebelumnya yang menggunakan simulasi komputer juga menyimpulkan hal yang serupa, bahwa ada titik kritis ekologi Amazon yang tak bisa kembali lagi. Begitu mencapai titik kritis maka hutan hujan akan hilang dengan amat cepat.

Chantelle Burton, ilmuwan iklim senior di Met Office Hadley Centre, Inggris mengatakan studi baru ini sangat penting. "Studi ini menunjukkan bukti penggunaan lahan oleh manusia dan perubahan iklim mempengaruhi perubahan sistem," ujarnya.

Bila Amazon melewati titik kritis, kata Burton, maka akan semakin sulit bagi kita mencapai emisi nol sebab selama ini Amazon menyerap banyak emisi.

Amazon adalah hutan hujan terbesar di dunia. Rumah bagi tiga juta spesies hewan dan tumbuhan serta satu juta masyarakat adat. Pohon-pohon di Amazon bisa menyerap karbon dioksida yang membuat bumi kian menghangat.

Luas hutan Amazon 670 juta hektare. Ada tujuh negara yang bersinggungan dengan hutan Amazon. Seluas 40% hutan Amazon atau 268 juta hektare berada di Brasil.

Laporan Badan Penelitian Luar Angkasa Brasil (Inpe) pada 27 Oktober 2021 mengungkap hutan hujan Amazon berkurang 1.323.500 hektare selama setahun antara Agustus 2020 hingga Juli 2021. Angka tersebut kurang lebih 17 kali ukuran kota New York menjadi deforestasi terburuk dalam 15 tahun terakhir.

Paulo Brando, ahli ekologi tropis Universitas California mengatakan kepada New York Times, titik kritis Amazon bisa dihindari. Caranya hentikan deforestasi. Lantas biarkan hutan memperbaiki diri secara alami. "Bila Anda biarkan, mereka akan pulih dan tumbuh lebih kuat," katanya.

BERSAMA MELESTARIKAN BUMI

Ketika informasi makin marak, peristiwa-peristiwa tak lagi berjarak, jurnalisme kian penting untuk memberikan perspektif dan mendudukkan soal-soal. Forest Digest memproduksi berita dan analisis untuk memberikan perspektif di balik berita-berita tentang hutan dan lingkungan secara umum.

Redaksi bekerja secara voluntari karena sebagian besar adalah mahasiswa dan alumni Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB University yang bekerja di banyak profesi. Dengan visi "untuk bumi yang lestari" kami ingin mendorong pengelolaan hutan dan lingkungan yang adil dan berkelanjutan.

Dukung kami mewujudkan visi dan misi itu dengan berdonasi atau berlangganan melalui deposit Rp 50.000.




Penggerak @Sustainableathome

Topik :

Bagikan

Komentar



Artikel Lain