Untuk bumi yang lestari

Kabar Baru| 06 April 2022

Anggrek Raksasa Tumbuh Liar Akibat Pemanasan Global

Anggrek raksasa yang biasa tumbuh di Eropa selatan dan tengah meluas ke utara hingga Inggris. Akibat suhu memanas.

Aggrrek raksasa (Himantoglossum robertianum) tumbuh di Inggris yang dingin setinggi 1 meter (Foto: Hemis/Alamy via Guardian)

KRISIS iklim kian nyata. Anggrek raksasa yang biasanya tumbuh di daerah hangat kini ditemukan tumbuh liar di Inggris, ratusan kilometer dari daerah asalnya di Mediterania. Bunga ini ditemukan di lereng berumput dekat Didcot di Oxfordshire oleh Hamza Nobes, seorang penduduk setempat.

Nobes sedang berjalan-jalan ketika ia melihat bunga merah muda setinggi 1 meter yang tak jauh dari jalan. Anggrek itu memiliki banyak bunga di batangnya, yang berwarna merah keunguan, dan daunnya lebar dan mengkilat. “Sebagai orang yang tak pernah menemukan apa pun yang berarti, saya sangat gembira dengan temuan ini,” kata Nobes seperti dikutip The Guardian, Jumat, 1 April 2022.

Konstruksi Kayu

Anggrek raksasa (Himantoglossum robertianum) biasanya tumbuh di Eropa Selatan, seperti di daerah Spanyol atau Portugal. Para ahli menduga akibat suhu bumi yang menghangat mereka menyebar ke selatan yang biasanya bersuhu lebih dingin. Catatan menunjukkan tanaman ini mampu bertahan di Prancis utara dan Belanda.

Anggrek ini pertama tumbuh di Inggris 15 tahun lalu lewat campur tangan manusia yang menyebarkan benih. Praktik ini tidak dianjurkan oleh para ahli ekologi karena bisa memicu spesies invasif. Cara yang sama juga menyebabkan spesies ini tumbuh di Belanda. Dalam dua kasus ini, Anggrek raksasa mampu mereproduksi diri mereka sendiri.

Namun untuk anggrek raksasa di Inggris, setelah berbunga bertahun-tahun, spesies ini menghilang. Tahun ini—mungkin karena musim semi lebih cerah—ada sembilan tanaman berbunga dan sepuluh tanaman tidak berbunga. “Ini penemuan yang sangat menarik,” kata Prof Ian Denholm, dari University of Hertfordshire, yang memverifikasi temuan tersebut.

Anggrek, kata Ian, bisa memberi tahu konsekuensi pemanasan global. Ada banyak penggemar anggrek yang mencatat perubahan suhu dan iklim dengan jangkauan habitat mereka dari waktu ke waktu.  Para botanis memperkirakan anggrek raksasa akan tumbuh secara alami di Inggris pada masa depan. 

Ada laporan lain tentang benih spesies anggrek Eropa kecil yang bertiup ke wilayah selatan Inggris dan bertahan hidup.

Tahun lalu, koloni anggrek lidah berbunga kecil—yang dianggap punah di Inggris—ditemukan di atap sebuah bank investasi di Kota London. Mereka biasanya terkait dengan Eropa tengah dan selatan, dan tidak diketahui bagaimana benih tiba di sana.

Temuan-temuan ini merupakan indikasi bahwa iklim di Inggris yang menghangat kini mendukung spesies mediterania. Krisis iklim kian terbukti melalui pelbagai perubahan dan gejala alam. Jika anggrek raksasa tumbuh di daerah yang dingin, ia akan makin punya daya tahan tumbuh di suhu rendah.

Apa yang terjadi di Inggris mungkin hanya perubahan kecil. Tapi di belahan bumi lain, suhu yang menghangat mengakibatkan bencana iklim dahsyat. Ketika bumi utara menghangat, di bumi selatan atau tropis suhu naik tajam. 

Pada bulan Maret, suhu Indonesia naik 0,3C dari suhu normal, India bahkan diterpa gelombang panas. Kita mungkin tak merasakannya, tapi perubahan iklim memang terjadi secara pelan-pelan.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika menyebut bahwa Maret 2022 sebagai bulan dengan anomaly tertinggi sejak 1981. Kenaikan suhu tertinggi, 1,1C, terjadi di Palembang, Sumatera Selatan.

Maka anggrek raksasa yang tumbuh di daerah dingin hanya satu fenomena dari krisis iklim yang berdampak nyata bagi perubahan-perubahan yang ada di bumi.

BERSAMA MELESTARIKAN BUMI

Ketika informasi makin marak, peristiwa-peristiwa tak lagi berjarak, jurnalisme kian penting untuk memberikan perspektif dan mendudukkan soal-soal. Forest Digest memproduksi berita dan analisis untuk memberikan perspektif di balik berita-berita tentang hutan dan lingkungan secara umum.

Redaksi bekerja secara voluntari karena sebagian besar adalah mahasiswa dan alumni Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB University yang bekerja di banyak profesi. Dengan visi "untuk bumi yang lestari" kami ingin mendorong pengelolaan hutan dan lingkungan yang adil dan berkelanjutan.

Dukung kami mewujudkan visi dan misi itu dengan berdonasi atau berlangganan melalui deposit Rp 50.000.




Alumni Institut Teknologi Bandung dan Universitas Indonesia

Topik :

Bagikan

Komentar



Artikel Lain