Untuk bumi yang lestari

Kabar Baru| 21 April 2022

Gambut: Potensi dan Ancamannya pada Target NDC

Pemerintah yakin bahwa target FoLU Net Sink akan tercapai. Kebakaran hutan di lahan gambut harus dikendalikan.

Lanskap gambut di Kampar, Riau (Dok: RER)

RAWA gambut Indonesia mencakup 45% dari lahan gambut tropis dunia. Para ahli memperkirakan cadangan karbon yang bisa tersimpan di gambut tropis37-65% dari total cadangan gambut tropis dunia. Menurut Warren et al. (2017) cadangan karbon pada rawa gambut Indonesia antara 13,5-40,5 miliar ton.

Alih fungsi rawa gambut mengancam potensi tersebut. “Deforestasi dan konversi lahan gambut menjadi lahan kering naik dua kali lipat dari dekade 1990an,” kata Kepala Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM), Hartono Prawiraatmadja dalam Workshop Blue Carbon dalam pembangunan Blue Economy dan Pencapaian Target NDC pada 18 Maret 2022. Sebagian besar, kata dia, untuk perkebunan sawit dan hutan tanaman industri (HTI).

Selain mengakibatkan berkurangnya cadangan karbon, deforestasi membuat keanekaragaman hayati menghilang dengan laju yang tinggi diakibatkan oleh fragmentasi habitat dan meningkatnya perebutan lahan antara manusia dengan satwa liar. Sebagai contoh, populasi harimau Sumatra turun 10% dalam 10 tahun terakhir.

Ancaman lainnya berasal dari kebakaran hutan di lahan gambut. “Pada 2016, sebanyak 82% kebakaran hutan di kawasan dataran rendah disebabkan oleh lahan yang dikeringkan,” kata Hartono. Sebab, metode paling murah untuk mengeringkan lahan gambut adalah dengan menggunakan api. “Biasanya untuk persiapan lahan pertanian,” katanya. ‘

Gambut kering yang terekspos cahaya matahari dalam jumlah besar akan kembali terdekomposisi dan mengeluarkan bukan hanya CO2 dalam jumlah besar tetapi juga gas metana yang berarti berkontribusi terhadap pemanasan global.

Menurut Hooijer et al. (2010) tanah gambut yang terbakar menghasilkan intensitas asap dan emisi C02 yang tinggi dan dapat bertahan selama beberapa dekade. Saat ini, kata Hartono, kebakaran hutan bisa dikendalikan dan dekomposisi masih signifikan.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Perhutanan telah mengeluarkan regulasi berupa Keputusan Menteri Nomor 168 tahun 2022 yang menugaskan BRGM melakukan restorasi 1.362.019 hektare. Keputusan itu juga merujuk target pengurangan emisi seperti yang termaktub dalam NDC.

NDC atau kontribusi yang ditetapkan secara nasional merupakan target Indonesia menurunkan emisi karbon sebesar 29% dengan usaha sendiri atau 41% dengan bantuan internasional pada 2030 dan nol emisi karbon pada 2060.

NDC merupakan upaya Indonesia mencegah kenaikan suhu bumi sebesar 1,50 Celsius sejak sebelum revolusi Industri yang berpotensi menyebabkan kekacauan iklim.

Hartono mengutip studi IPB tahun 2021 yang menyebutkan penurunan emisi karbon dari sektor gambut sudah mencapai 182,9 megaton setara CO2 atau setara dengan 37% target penurunan emisi dari sektor FoLU tahun 2030 dengan skenario usaha sendiri, “Dengan target 492 megaton setara CO2, angka ini sudah menjanjikan.”

Dia yakin sektor FoLU bisa mencapai target dalam NDC. “FoLU bisa mengkompensasi sektor lain yang belum menjanjikan,” katanya.

FoLU (Forest and other Land Use) net sink merupakan salah satu dari lima program pemerintah untuk mencapai target NDC. Sementara restorasi gambut merupakan upaya pemulihan ekosistem gambut terdegradasi agar kondisi hidrologis, struktur dan fungsinya berada pada kondisi pulih.

Restorasi gambut berarti membasahi kembali material gambut yang mengering akibat turunnya muka air tanah gambut. “Gambut aslinya memang basah. Kalau terbangun kanal, emisi pasti berjalan,” kata Hartono.

Untuk menjaganya tetap basah, penting mengendalikan laju dekomposisi dan membasahi area agar tinggi muka air tanah sesuai dengan yang diizinkan. Persoalannya adalah ketika restorasi memenuhi target, apakah bisa menyimpan emisi sesuai yang ditargetkan.

BERSAMA MELESTARIKAN BUMI

Ketika informasi makin marak, peristiwa-peristiwa tak lagi berjarak, jurnalisme kian penting untuk memberikan perspektif dan mendudukkan soal-soal. Forest Digest memproduksi berita dan analisis untuk memberikan perspektif di balik berita-berita tentang hutan dan lingkungan secara umum.

Redaksi bekerja secara voluntari karena sebagian besar adalah mahasiswa dan alumni Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB University yang bekerja di banyak profesi. Dengan visi "untuk bumi yang lestari" kami ingin mendorong pengelolaan hutan dan lingkungan yang adil dan berkelanjutan.

Dukung kami mewujudkan visi dan misi itu dengan berdonasi atau berlangganan melalui deposit Rp 50.000.




Alumni Institut Teknologi Bandung dan Universitas Indonesia

Topik :

Bagikan

Terpopuler

Komentar



Artikel Lain