Untuk bumi yang lestari

Kabar Baru| 22 Mei 2022

Budi Daya Nila di Air Payau

Ikan nila bisa dibudidayakan di air payau. Produktivitas budi daya nila salin tak kalah dengan air tawar.

Budi daya ikan (Foto: Dok. FD)

IKAN nila (Oreochromis niloticus) merupakan jenis ikan yang jadi sumber pangan orang Indonesia. Selain, kandungan proteinnya yang tinggi, budi daya ikan nila juga gampang. Nila bisa bertahan di air dengan kandungan garam hingga 35%, meski kandungan garam ideal bagi nila di bawah 10%. Tahun 2019, produksi ikan nila Indonesia mencapai 1,17 juta ton dengan pertumbuhan produksi per tahun 3,5%.

Konsumsi ikan penduduk Indonesia masih rendah, baru 50,46 kilogram per orang per tahun. Indonesia punya target pemenuhan protein melalui konsumsi ikan sebesar 54 kilogram per kapita per tahun. Pemenuhan protein melalui ikan nila bisa menjadi cara mencapai target itu.

Selama ini, budi daya ikan nila paling banyak di air tawar. Padahal, nila juga bisa dibudidayakan di air payau. Ikan nila mampu beradaptasi pada tingkat salinitas 5-25%. Ikan nila yang dibudidayakan di air payau disebut sebagai nila salin.

Produktivitas ikan nila salin juga besar. Keunggulan nila salin adalah lebih tahan terhadap penyakit. Nila salin juga tidak manja, mereka mau menerima berbagai jenis wadah budidaya sehingga tidak mengganggu produktivitasnya.

Ihsan Kamil, Kepala Balai Layanan Usaha Produksi Perikanan Budidaya (BLUPPB) Karawang, mengatakan bahwa budi daya nila salin merupakan salah satu usaha untuk menghidupkan kembali tambak yang tidur.

Usaha ini, kata dia, sudah diaplikasikan pada berbagai tambak budidaya yaitu di Desa Sedari Kabupaten Karawang, Kabupaten Indramayu, dan Kabupaten Tegal. “Kami berupaya untuk menjadikan desa sekitar sebagai sentral budidaya nila salin dengan cara pembinaan pembudi daya nila,” kata Ihsan dalam YouTube Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Upaya tersebut mulai dari menjamin benih unggul nila salin agar produktivitas tinggi. Teknologi baru budi daya nila salin yaitu langsung dipijahkan ke air payau juga sudah diimplementasikan untuk meningkatkan persentase hidup benih. “Jika masyarakat makin tertarik, kami akan mengembangkan teknologi dan mendukung masyarakat mengembangkan usahanya,” kata Ihsan.

Desa Sedari, Kecamatan Cibuaya, Kabupaten Karawang, merupakan desa di Jawa Barat yang menjadi sentra budi daya nila salin. Jawa Barat memang menjadi sentra produksi nila di Indonesia. Daerah lainnya adalah Sumatera Barat dan Selatan, Sulawesi, dan Jawa Tengah. 

Masyarakat Desa Sedari membuat kelompok pembudi daya nila salin yang bernama Kampung Nila Salin Sedari. Awalnya, masyarakat yang belum mengetahui nila bisa dibudidayakan di air payau memilih membudidayakan bandeng dan udang di tambak mereka.

Zainatim, pengurus Kampung Nila Salin Sedari, beralih komoditas budi daya dari bandeng dan udang menjadi nila salin. Menurut dia, budi daya nila salin memiliki waktu panen yang singkat yaitu tiga bulan. Saat panen, Zainatim mendapatkan kurang lebih 5,5-ton ikan. “Satu kilogram ikan Rp 18.000 sehingga saya mendapatkan keuntungan kurang lebih Rp 90 juta rupiah,” ujar Zainatim senang.

Tidak seperti usaha lainnya, usaha nila salin tidak tergerus oleh pandemi Covid-19. Selama pandemi, ujar Zainatim, pembudi daya ikan nila salin tidak mendapatkan kendala. Ia rutin menjual 2-3 ton ikan nila salin per hari ke toko masyarakat sekitar tambaknya. “Paling kendalanya hanya untuk pengiriman ke daerah Jabodetabek” kata dia.

Budidaya nila salin yang mudah serta daging ikan yang gurih dan tebal sangat potensial dikembangkan di tambak-tambak lainnya. Lapangan pekerjaan menjadi terbuka lebar dari adanya tambak baru sehingga ekonomi masyarakat meningkat. Selain itu, kebutuhan gizi keluarga juga dapat terpenuhi dengan adanya budidaya nila salin ini.

BERSAMA MELESTARIKAN BUMI

Ketika informasi makin marak, peristiwa-peristiwa tak lagi berjarak, jurnalisme kian penting untuk memberikan perspektif dan mendudukkan soal-soal. Forest Digest memproduksi berita dan analisis untuk memberikan perspektif di balik berita-berita tentang hutan dan lingkungan secara umum.

Redaksi bekerja secara voluntari karena sebagian besar adalah mahasiswa dan alumni Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB University yang bekerja di banyak profesi. Dengan visi "untuk bumi yang lestari" kami ingin mendorong pengelolaan hutan dan lingkungan yang adil dan berkelanjutan.

Dukung kami mewujudkan visi dan misi itu dengan berdonasi atau berlangganan melalui deposit Rp 50.000.




Alumni Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB University

Topik :

Bagikan

Terpopuler

Komentar



Artikel Lain