IBU KOTA Negara (IKN) Nusantara di Kalimantan Timur berkonsep kota hutan cerdas (smart city forest). Karena itu luas kawasan IKN akan memiliki tutupan hutan hingga 75%, seperti sebelum dibuka menjadi konsesi pertambangan atau perkebunan dan kehutanan.
Untuk mewujudkan konsep kota hutan di IKN, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya memulai pembangunan persemaian di Mentawir, Kalimantan Timur, pada 18 Mei 2022. Persemaian seluas 120 hektare itu akan menyuplai bibit untuk rehabilitasi lahan dan pemulihan lingkungan di ibu kota baru.
Dengan memproduksi bibit sekitar 15 juta batang per tahun, persemaian ini menjadi andalan untuk menciptakan tutupan hutan IKN 75%. Saat ini tutupan hutan IKN hanya 42%. Persemaian ini merupakan kerja sama dengan PT Indo Tambangraya Megah Tbk, perusahaan batu bara dari Singapura. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat sedang membangun waduk untuk menyuplai air ke persemaian.
Persemaian Mentawir merupakan persemaian kedua untuk menyuplai bibit pohon ke IKN setelah persemaian Rumpin di Bogor, Jawa Barat, yang didukung oleh April Group, perusahaan kelapa sawit dan hutan tanaman industri milik konglomerat Sukanto Tanoto.
Kota hutan atau forest city merupakan konsep IKN. Pemerintah menyiapkan 75% kawasan sebagai area hijau. Kawasan hijau IKN terdiri dari 28,5% akan menjadi kawasan konservasi, 21,7% lahan pertanian, 15,1% hutan produksi, 6,6% perlindungan terhadap kawasan bawaan; 3,9% ekosistem bakau, 3,5% perlindungan, dan 0,3% area perikanan.
Sumber air bersih IKN akan berasal dari 378 hektare bendungan Sepaku Semoi di Kecamatan Sepaku Penajam Paser Utara. Kapasitasnya 2.000 liter per detik untuk IKN dan 500 liter per detik untuk Balikpapan. Totalnya 172,8 juta liter per orang per hari.
Volume air bersih ini sebetulnya belum cukup jika merujuk pada jumlah penduduk yang akan menghuni ibu kota baru. Penduduk IKN diperkirakan sebanyak 1,5 juta jiwa, sehingga kebutuhan air sebanyak 225 juta per orang per hari, dengan asumsi kebutuhan air per orang 150 liter per hari, untuk minum, mandi, konsumsi, dan pelbagai kebutuhan harian lainnya.
IKN tidak termasuk bagian dari wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS) Mahakam yang mempunyai daerah tangkapan air (catchment area) 85.236 kilometer persegi dengan hulu berada di Kabupaten Mahakam Ulu dan Kutai Barat (Kalimantan Timur) dan Kabupaten Malinau (Kalimantan Utara). Wilayah Penajam Paser Utara di Kalimantan Timur yang menjadi wilayah IKN yang masuk dalam DAS Mahakam hanya seluas 3.376 kilometer persegi.
Ada dua sub DAS kecil yang berada di wilayah Penajam Paser Utara yakni DAS Riko dengan luas 588 kilometer persegi dan DAS Tunan 751 kilometer persegi. Karena itu ketersediaan air bersih IKN akan tergantung dari tutupan hutan sesuai konsep city forest yang dirancang agar tanah menyerap air sebanyak-banyaknya.
Kondisi asli kawasan IKN adalah hutan alam primer tropika basah yang telah mencapai tahap klimaks. Hutan klimaks adalah komunitas hutan yang berada dalam tahap puncak pemantapan suksesi alam sesuai dengan kondisi alam setempat. Cirinya, berbagai ragam jenis yang ditemukan di dalam hutan berada dalam keseimbangan ekosistem.
Untuk mewujudkan realisasi kota hutan tersebut, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan mengundang akademisi dan ahli kehutanan dan lingkungan dari berbagai perguruan tinggi untuk memberi masukan dan gagasan rancangan IKN melalui pendekatan forest city.
Agroklimat kawasan IKN bertipe A sampai B, yang berarti bulan hujan masuk katagori basah, agak basah, sampai sedang. Dengan demikian, jenis tanaman yang cocok untuk IKN adalah pohon berdaun lebar yang mampu menyerap air untuk berinfilitrasi ke dalam tanah secara penuh.
Pohon daun lebar bisa menyerap 80% air hujan, sementara pohon berdaun jarum hanya 60%. Makin rapat pohon dan makin berlapis lapis strata tajuknya makin tinggi kemampuannya menyerap air hujan. Karena pemindahan staf mulai 2024, penanaman pohon untuk mendukung konsep kota hutan IKN yang paralel dengan penyediaan air bersih mesti dimulai tahun ini.
BERSAMA MELESTARIKAN BUMI
Ketika informasi makin marak, peristiwa-peristiwa tak lagi berjarak, jurnalisme kian penting untuk memberikan perspektif dan mendudukkan soal-soal. Forest Digest memproduksi berita dan analisis untuk memberikan perspektif di balik berita-berita tentang hutan dan lingkungan secara umum.
Redaksi bekerja secara voluntari karena sebagian besar adalah mahasiswa dan alumni Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB University yang bekerja di banyak profesi. Dengan visi "untuk bumi yang lestari" kami ingin mendorong pengelolaan hutan dan lingkungan yang adil dan berkelanjutan.
Dukung kami mewujudkan visi dan misi itu dengan berdonasi atau berlangganan melalui deposit Rp 50.000.
Pernah bekerja di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Topik :