BANK Rakyat Indonesia (BRI) menyetop penyaluran kredit pada industri batu bara dan minyak bumi. Dua sektor energi fosil yang paling merusak lingkungan dibanding sumber energi lain. Direktur Utama BRI Sunarso mengumumkan aksi korporasi penting ini dalam konferensi World Economic Forum secara daring pada akhir Mei lalu.
Pengumuman itu disambut gembira oleh para pegiat lingkungan. “Pernyataan Direktur BRI akan menjadi aksi iklim yang berkelanjutan jika kemudian menjadi kebijakan atau peraturan perusahaan secara resmi,” kata Jeri Asmoro, Digital Campaigner 350.org dalam keterangan tertulis. Jeri berharap langkah ini menjadi legacy yang baik yang akan dilanjutkan setelah kepemimpinan Sunarso.
Hasil pembakaran batu bara merupakan salah satu penyebab emisi gas rumah kaca. Pada 2020, sebanyak 14 miliar ton karbon dioksida dilepaskan oleh pembakaran batu bara. Angka ini merupakan 40% dari total emisi bahan bakar fosil dan lebih dari 25% total emisi karbon global.
Kebijakan BRI menghentikan pendanaan industri batu bara, kata Jeri, menunjukkan bahwa pendanaan ke energi kotor tidak akan mengganggu bisnis bank. Langkah ini juga menunjukkan komitmen BRI mengalihkan pendaan energi bersih dan proyek-proyek ramah lingkungan.
Selama ini banyak industri perbankan mengklaim sebagai green banking dengan meningkatkan pendanaan ke energi baru terbarukan. Tapi, di saat yang sama masih mendanai sektor energi kotor, yaitu batu bara, gas, dan minyak bumi. “Klaim green banking ini semacam greenwashing,” ujar Jeri.
Jeri berharap bank-bank lainnya seperti Bank Mandiri, BNI, dan BCA mengikuti langkah BRI dengan menghentikan pendanaan ke energi kotor batu bara. Momentum hari lingkungan 5 Juni 2022 seharusnya menjadi komitmen awal perbankan terhadap iklim dengan menghentikan pendanaan ke energi kotor.
350 Indonesia bersama-sama organisasi masyarakat sipil lain yang tergabung dalam koalisi “Bersihkan Bankmu”, selama ini mendesak lembaga-lembaga keuangan seperti bank di Indonesia menghentikan pendanaan ke energi kotor batu bara.
Desakan ini juga dilakukan oleh komunitas mahasiswa yang tergabung dalam Fossil Free kampus. Mereka menuliskan petisi khusus ke BNI agar menghentikan pendanaan ke energi kotor batu bara. Petisi tersebut dapat dilihat di http://change.org/gapakenanti.
Bencana ekologi akibat krisis iklim ini telah terjadi di berbagai penjuru dunia, termasuk Indonesia. Perbankan memiliki andil besar sebagai sumber pendanaan industri-industri kotor seperti batu bara yang merusak lingkungan.
BERSAMA MELESTARIKAN BUMI
Ketika informasi makin marak, peristiwa-peristiwa tak lagi berjarak, jurnalisme kian penting untuk memberikan perspektif dan mendudukkan soal-soal. Forest Digest memproduksi berita dan analisis untuk memberikan perspektif di balik berita-berita tentang hutan dan lingkungan secara umum.
Redaksi bekerja secara voluntari karena sebagian besar adalah mahasiswa dan alumni Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB University yang bekerja di banyak profesi. Dengan visi "untuk bumi yang lestari" kami ingin mendorong pengelolaan hutan dan lingkungan yang adil dan berkelanjutan.
Dukung kami mewujudkan visi dan misi itu dengan berdonasi atau berlangganan melalui deposit Rp 50.000.
Alumni Institut Teknologi Bandung dan Universitas Indonesia
Topik :