KRISIS iklim mencemaskan anak muda. Pada 21 Juli 2022, sekitar 300 anak muda dari enam provinsi berpawai dari Kementerian Pemuda dan Olahraga menuju Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Mereka menyerukan pemerintah serius mencegah krisis iklim.
Tuntutan anak-anak muda ini adalah meminta pemerintah mewujudkan keadilan iklim dan transisi energi berkelanjutan. Salah satu yang mengemuka adalah bagaimana cara melindungi lapisan ozon.
Ozon dan lapisan ozon adalah dua hal yang semakin sering kita dengar. Ozon dengan lapisannya melindungi bumi dari radiasi sinar ultraviolet yang dipancarkan matahari. Semakin menipisnya lapisan ozon memicu pemanasan global. Bahkan di beberapa bagian bumi kita, seperti kutub, lapisan ozon sudah berlubang. Apa maksudnya?
Ozon adalah gas yang secara alami ada di atmosfer. Tersusun oleh tiga molekul oksigen atau biasa dilambangkan O3. Ozon ada di dua wilayah atmosfer, yaitu di stratosfer dan troposfer. Di troposfer (sekitar 10-16 kilometer dari permukaan bumi) mengandung 10% lapisan ini. Sisanya yang 90% terdapat di lapisan stratosfer (50 kilometer dari troposfer).
Fungsi lapisan ozon untuk melindungi bumi dari radiasi sinar ultraviolet yang dipancarkan matahari. Sebanyak 99% radiasi ini ditahan oleh lapisan ozon dan hanya sisanya, 1% radiasi yang sampai ke bumi. Hal ini membuat radiasi tersebut tidak berbahaya bagi makhluk hidup di bumi.
Sayangnya lapisan pelindung radiasi ultraviolet ini semakin menipis bahkan rusak. Hasil pengamatan di tahun 1980-1991 mendapati lubang lapisan ozon yang membesar hingga hampir seluas benua Australia. Penelitian pada 2011 menunjukkan hasil yang mulai membaik.
Lubang tersebut masih tersisa di atas kutub utara, Rusia, dan Australia. Apa yang terjadi jika lapisan ini menipis bahkan berlubang? Penipisan lapisan ozon akan meningkatkan radiasi sinar ultraviolet sinar matahari sampai ke bumi. Hal ini berbagai dampak langsung bagi kesehatan manusia seperti kanker, tumbuhan, dan hewan.
Juga mengakibatkan naiknya suhu bumi (pemanasan global) yang memicu mencairnya es di kutub, meningkatnya permukaan air laut, tidak menentunya cuaca dan iklim, dan meningkatnya bencana alam. Semua kejadian itu memberikan dampak lanjutan di berbagai bidang mulai kesehatan, ekonomi, sosial, hingga pertahanan dan keamanan.
Menipisnya lapisan ozon dipicu oleh meningkatnya penggunaan bahan perusak ozon (BPO). Bahan ini di antaranya adalah kloroflorokarbon (CFC) dan hidroklorofluorokarbon (HCFC). Keduanya kerap digunakan sebagai pendingin (refrigeran) pada lemari es dan AC, bahan dorong (aerosol) untuk kaleng semprot pengharum ruangan, peralatan kosmetik, cat semprot, semprot nyamuk, dll.
Zat-zat itu bertahan dalam bentuk gas hingga terkumpul dalam jumlah yang semakin besar dan melayang sampai ke stratosfer. Sinar ultraviolet menguraikannya menjadi atom klor. Atom klor bereaksi dengan ozon dan melepaskan atom oksigennya yang labil.
Satu atom klor bisa menghancurkan ribuan molekul ozon. Penipisan lapisan ozon juga disebabkan oleh meningkatnya karbon monoksida yang dihasilkan kendaraan bermotor dan pabrik serta bahan bakar fosil. Itu kenapa anak-anak muda meminta pemerintah serius mempercepat transisi energi fosil ke energi terbarukan.
Penggundulan hutan pun turut berkontribusi lantaran kemampuan pohon dan hutan dalam menyerap gas-gas pemicu kerusakan lapisan ozon.
BPO adalah senyawa kimia yang dapat bereaksi dengan molekul ozon di lapisan stratosfer, sehingga menjadikan lapisan ozon semakin tipis bahkan rusak. Semakin banyak penggunaan bahan kimia perusak ozon maka akan semakin memperparah kerusakan lapisan ozon.
Penipisan lapisan ozon pun mengakibatkan meningkatkan radiasi ultraviolet sinar matahari ke bumi yang dapat menimbulkan penyakit kanker kulit, katarak mata, dan mengurangi daya tahan tubuh terhadap penyakit infeksi, menghambat pertumbuhan tanaman, hingga memusnahkan mikroorganisme di bumi.
BERSAMA MELESTARIKAN BUMI
Ketika informasi makin marak, peristiwa-peristiwa tak lagi berjarak, jurnalisme kian penting untuk memberikan perspektif dan mendudukkan soal-soal. Forest Digest memproduksi berita dan analisis untuk memberikan perspektif di balik berita-berita tentang hutan dan lingkungan secara umum.
Redaksi bekerja secara voluntari karena sebagian besar adalah mahasiswa dan alumni Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB University yang bekerja di banyak profesi. Dengan visi "untuk bumi yang lestari" kami ingin mendorong pengelolaan hutan dan lingkungan yang adil dan berkelanjutan.
Dukung kami mewujudkan visi dan misi itu dengan berdonasi atau berlangganan melalui deposit Rp 50.000.
Pernah bekerja di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Topik :