GELOMBANG panas, cuaca ekstrem, dan kekeringan yang menerpa beberapa wilayah di dunia memberikan dampak tak terduga. Salah satunya di Danau Mead, penampung air terbesar di wilayah barat Amerika Serikat. Sejak awal Mei hingga akhir Juli, setidaknya tiga mayat bermunculan dari danau ini.
Kekeringan parah yang melanda Amerika Serikat telah menurunkan tinggi muka air di danau tersebut. Menurut data Biro Reklamasi AS, ketinggian danau itu seharusnya sejajar dengan Bendungan Hoover, sekitar 1.200 kaki (360 meter) di atas permukaan laut seperti pada gambar citra satelit NASA yang diambil pada Juli 2000.
Pada citra satelit terbaru pada 3 Juli 2022, ketinggian danau turun 158 kaki (47,4 meter), menjadi 1.042 kaki (312,6 meter) di atas permukaan laut. Permukaan air danau buatan ini berada di titik terendah setelah diisi pada 1930.
Danau Powell, yang berada di utara danau Mead, juga mengalami hal serupa. Dua penampung air terbesar di Amerika Serikat ini mengalami krisis air setelah kapasitas sungai Colorado turun hingga 35% akibat cuaca ekstrem dan kekeringan parah.
Kondisi ini juga mengungkap apa yang sebenarnya ada di dalam danau Mead. Pada 1 Mei 2022, sebuah barel berisi mayat ditemukan di pinggir danau yang mengering. Barel yang terbuka karena korosi itu mengungkap mayat yang diduga tewas akibat tembakan senjata api dengan pakaian dari tahun 1970-an.
Pada beberapa dekade lalu, tempat barel tersebut ditemukan masih jauh dari kawasan pinggiran danau. Tak sampai sepuluh hari, mayat lain juga ditemukan di danau ini. Air yang terus menyusut juga menampilkan kapal yang tenggelam, termasuk kapal dari era perang dunia kedua. Mayat ketiga ditemukan 25 Juli 2022 di wilayah berenang di Kota Boulder, Nevada.
Kekeringan parah di Amerika Serikat ini telah menimbulkan krisis air bagi 25 juta penduduk yang bergantung pada danau Mead. Secara umum penurunan air diprediksi akan berakhir pada Juni atau Juli, ketika hujan mulai turun. Namun hingga saat ini, hujan belum turun dan air terus menyusut.
BERSAMA MELESTARIKAN BUMI
Ketika informasi makin marak, peristiwa-peristiwa tak lagi berjarak, jurnalisme kian penting untuk memberikan perspektif dan mendudukkan soal-soal. Forest Digest memproduksi berita dan analisis untuk memberikan perspektif di balik berita-berita tentang hutan dan lingkungan secara umum.
Redaksi bekerja secara voluntari karena sebagian besar adalah mahasiswa dan alumni Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB University yang bekerja di banyak profesi. Dengan visi "untuk bumi yang lestari" kami ingin mendorong pengelolaan hutan dan lingkungan yang adil dan berkelanjutan.
Dukung kami mewujudkan visi dan misi itu dengan berdonasi atau berlangganan melalui deposit Rp 50.000.
Alumni Institut Teknologi Bandung dan Universitas Indonesia
Topik :