Untuk bumi yang lestari

Kabar Baru| 16 Agustus 2022

Nama Baru Varian Cacar Monyet

WHO memberi nama baru varian cara monyet. Tidak merujuk pada wilayah asal virus.  

Cacar monyet

ORGANISASI Kesehatan Dunia (WHO) memberi nama baru untuk varian virus cacar monyet. Dalam siaran pers WHO 12 Agustus 2022, para ahli sepakat memberi nama varian atau klad menggunakan angka Romawi.

Cacar monyet adalah penyakit lama. Wabah ini bersifat endemik dan merebak pertama kali menginfeksi bayi sembilan bulan di Republik Demokratik Kongo, Afrika, pada 1970. Temuan pertama penyakit ini ada pada 1958. Cacar monyet memiliki dua klad: klad Afrika Barat dan Klad Hilir Kongo (Afrika Tengah).

Konstruksi Kayu

Saat itu belum ada praktik penamaan penyakit yang memperhitungkan pelanggaran yang mungkin terjadi kepada kelompok budaya atau social tertentu. Sehingga varian utama diberi nama berdasarkan identifikasi wilayah geografis penyakit tersebut beredar.

Pada Mei 2022, cacar monyet mewabah di negara-negara Eropa. Pada pertengahan Juli, WHO menetapkan status darurat perhatian internasional terhadap penyakit yang bersifat zoonosis ini. Zoonosis adalah istilah untuk virus yang bisa berpindah dari hewan ke manusia.

WHO menyebutkan bahwa penyakit dan varian virus harus diberi nama dengan tujuan untuk menghindari pelanggaran terhadap kelompok budaya, sosial, nasional, regional, profesional, atau etnis, dan meminimalkan dampak negatif pada perdagangan, perjalanan, pariwisata atau kesejahteraan hewan.

Kini di bawah Klasifikasi Penyakit Internasional dan Keluarga Klasifikasi Terkait Kesehatan Internasional WHO (WHO-FIC), WHO mengadakan konsultasi terbuka untuk nama penyakit baru untuk cacar monyet. International Committee on the Taxonomy of Viruses (ICTV) sedang memproses nama baru virus cacar monyet.

Para ahli virologi cacar, biologi evolusioner, dan perwakilan lembaga penelitian dunia tengah meninjau filogeni dan nomenklatur varian atau klad virus cacar monyet yang sudah teridentifikasi dan yang baru. Mereka membahas karakteristik dan evolusi varian virus cacar monyet, perbedaan filogenetik dan klinis yang jelas, dan konsekuensi potensial bagi kesehatan masyarakat dan penelitian virologi dan evolusi di masa depan.

Kelompok ini juga mencapai konsensus tentang nomenklatur baru untuk klad virus yang sejalan dengan praktik terbaik. Mereka sepakat tentang bagaimana klad virus harus dicatat dan diklasifikasikan di situs repositori urutan genom.

Konsensus dicapai untuk sekarang merujuk ke bekas klad Cekungan Kongo (Afrika Tengah) sebagai klad satu (I) dan bekas klad Afrika Barat sebagai klad dua (II). Selain itu, disepakati bahwa klad II terdiri dari dua subklad.

Struktur penamaan yang tepat akan diwakili oleh angka Romawi untuk klad dan karakter alfanumerik huruf kecil untuk subklad. Dengan demikian, konvensi penamaan baru terdiri dari klad I, klad IIa dan klad IIb, dengan yang terakhir mengacu terutama pada kelompok varian yang sebagian besar beredar dalam wabah global 2022.

Penamaan garis keturunan akan seperti yang diusulkan oleh para ilmuwan saat wabah berkembang. Para ahli akan dikumpulkan kembali sesuai kebutuhan membahas virus ini.

Pada 12 Agustus 2022, tercatat ada 31.799 kasus di 89 negara. Sebanyak 82 negara tidak memiliki sejarah adanya penyakit endemik ini. Cacar monyet  bisa disembuhkan dengan tingkat kematian tak sampai 4%.

Wabah cacar monyet 2022 mulanya banyak ditularkan dalam kelompok gay, namun kini penularan yang dominan terjadi melalui kontak fisik erat dengan mereka yang terinfeksi.

BERSAMA MELESTARIKAN BUMI

Ketika informasi makin marak, peristiwa-peristiwa tak lagi berjarak, jurnalisme kian penting untuk memberikan perspektif dan mendudukkan soal-soal. Forest Digest memproduksi berita dan analisis untuk memberikan perspektif di balik berita-berita tentang hutan dan lingkungan secara umum.

Redaksi bekerja secara voluntari karena sebagian besar adalah mahasiswa dan alumni Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB University yang bekerja di banyak profesi. Dengan visi "untuk bumi yang lestari" kami ingin mendorong pengelolaan hutan dan lingkungan yang adil dan berkelanjutan.

Dukung kami mewujudkan visi dan misi itu dengan berdonasi atau berlangganan melalui deposit Rp 50.000.




Alumni Institut Teknologi Bandung dan Universitas Indonesia

Topik :

Bagikan

Komentar



Artikel Lain