Kabar Baru| 20 September 2022
Yvon Chouinard Hibahkan Seluruh Keuntungan Patagonia untuk Melindungi Bumi
PEKAN lalu, Yvon Chouinard mengumumkan bahwa Patagonia, perusahaan pakaian dan peralatan mendaki gunung miliknya, diserahkan kepada yayasan amal. Seluruh laba yang tidak diinvestasikan kembali untuk menjalankan bisnis akan ia digunakan untuk memerangi krisis iklim dan krisis lingkungan. “Bumi adalah satu-satunya pemegang saham kami,” kata Chouinard dalam pernyataan resmi di website Patagonia.
Pengumuman itu sontak menjadi berita utama di media-media internasional. Perusahaan bernilai US$ 3 miliar itu pada 2016 menghasilkan pendapatan sebesar US$ 800 juta dan naik menjadi US$ 1 miliar pada 2017. Pengumuman itu menjadikan Chouinard bukan lagi seorang miliarder.
Sumbangsih Chouinard bukan yang terbesar yang pernah dicatat sejarah—masih ada Bill Gates, pendiri Microsoft yang menyumbangkan US$ 20 miliar ke dana filantropi. Tapi, ini merupakan pola baru yang bisa melindungi nilai-nilai yang dianut perusahaan terhadap pengaruh kapitalisme, dan berkontribusi secara total untuk aktivisme lingkungan.
Sebanyak 2% dari saham dan otoritas pengambilan keputusan akan diberikan kepada perwalian yang mengawasi misi dan nilai-nilai perusahaan. Sementara sisanya—98% saham akan disumbangkan ke lembaga nirlaba Holdfast Collective. Yvon Chouinard mengatakan setiap dolar yang ia terima akan disumbangkan untuk memerangi krisis lingkungan, melindungi alam dan keanekaragaman hayati serta mendukung komunitas.
Menurut Yvon Chouinard, struktur itu dirancang untuk menghindari penjualan perusahaan atau membuat saham dijual ke publik (go public). Sebab, hal itu bisa menggeser nilai-nilai perusahaan yang pro-lingkungan. “Daripada go public kami memilih going purpose (memiliki misi),” kata Chouinard.
“Ketimbang mengambil dari alam dan mengubahnya menjadi kekayaan untuk investor, kami akan menggunakan kekayaan yang diciptakan Patagonia untuk melindungi sumber kekayaan alam,” dia melanjutkan.
Yvon Chouinard, 83 tahun, adalah seorang pemanjat tebing. Dia salah satu pemanjat terkemuka dari "zaman keemasan pendakian Yosemite" tahun 1950-1960-an di Amerika Serikat. Dia melakukan pendakian dan panjat tebing terpenting di Amerika Serikat pada masa itu, serta menaklukkan pegunungan tinggi di Eropa dan Pakistan.
Yvon Chouinard juga pelopor yang menekankan pentingnya gaya yang menjadi basis panjat tebing modern. Yvon Chouinard memulai bisnisnya sebagai pandai besi. Dia merancang, memproduksi, dan menjual peralatan panjat tebing pada akhir 1950-an.Semula dia membuat peralatan ini untuk kebutuhan pribadi sebelum menjualnya berdasarkan pemesanan.
Rancangannya menghasilkan ice axe untuk mendaki yang lebih baik pada masa itu, dan menjadi inspirasi untuk desain modern peralatan serupa. Ice axe merupakan alat mendaki dan panjat serbaguna yang digunakan oleh pendaki gunung baik di jalur pendakian maupun penurunan yang melibatkan kondisi salju, es, atau beku.
Itu sebabnya, ketimbang dikenal sebagai miliarder, Chouinard lebih suka dikenal sebagai pengrajin. “Saya seorang pengrajin yang kritis. Saya dapat melihat apa saja dan melihat bagaimana hal itu bisa dilakukan lebih baik,” katanya.
Pada 1970, Chouinard membeli beberapa kemeja rugby dalam perjalanan ke Skotlandia dan sukses besar menjualnya. Di sini ide membangun perusahaan dengan pakaian teknis yang kokoh dimulai. P
ada masa-masa ini pula, kesadaran tentang pentingnya pelestarian lingkungan mulai terbentuk seiring dengan digelarnya KTT Lingkungan Hidup pertama di Stockholm (Swedia) tahun 1972. Setahun kemudian, Yvon Chouinard mendirikan Patagonia dengan spesialisasi pakaian teknis.
Sejak awal pendiriannya, Chouinard berkomitmen bahwa Patagonia menjadi sumber daya penting aktivisme lingkungan. Dia membayar penuh karyawan yang bekerja pada proyek lingkungan lokal. Perusahaan juga menyisihkan 1% dari penjualan tahunann kepada lingkungan sejak dekade 1980-an, yang baru diresmikan lewat program 1% for the Planet pada 2002. Patagonia mengklaim program ini menghasilkan donasi US$ 140 juta untuk lingkungan.
Nilai-nilai aktivisme lingkungan ini mendorong Yvon Chouinard mengganti kapas untuk produksi pakaian dengan kapas organik, ketika audit lingkungan perusahaan pada 1990an mengungkap jejak lingkungan yang berat. Nilai-nilai pro-lingkungan ini paling disorot pada November 2011.
Saat itu Patagonia memasang iklan satu halaman penuh di New York Times bertuliskan “Do Not Buy This Jacket, ” (jangan membeli jaket ini). Iklan itu menjelaskan biaya lingkungan dari pembuatan jaket itu dan meminta masyarakat berpikir dua kali sebelum membellinya.
Dampaknya justru sebaliknya. Jaket itu menjadi produk paling menguntungkan dalam 45 tahun sejarah Patagonia, dengan perkiraan penjualan US$ 750 juta.
Patagonia merupakan merek pakaian outdoor kategori high-end. Kualitasnya yang baik dibarengi dengan harga yang mahal. Dalam wawancara dengan BBC, Rose Marcario yang menjabat sebagai Direktur Utama Patagonia hingga 2020, menyebutkan bahwa pakaian murah (yang sekarang kerap disebut sebagai fast fashion), memicu dorongan konsumen untuk berbelanja lebih banyak dari apa yang sebenarnya dibutuhkan, tidak tahan lama dan berakhir di tempat pembuangan. “Kami ingin orang-orang membeli barang berkualitas, tahan lama, dan bisa mendaur ulang,” kata Marcario.
Patagonia juga menawarkan garansi seumur hidup untuk pakaian dan menawarkan perbaikan pakaian yang rusak karena keausan alami dengan biaya yang wajar. Patagonia mengklaim ada sekitar 40.000 perbaikan individu yang dilakukan setiap tahun.
Yvon Chouinard, yang enam tahun lalu resmi menjadi kakek, pernah mengungkapkan kecemasannya terhadap keadaan darurat iklim masa depan bumi. “Saya merasa kasihan pada orang-orang muda yang harus menjalani ini.” Kecemasan itu nampaknya mendorong Yvon Chouinard memulai eksperimen dalam “bisnis yang bertanggung jawab.
“Sumber daya bumi itu terbatas," kata Yvon Chouinard. "Jelas kita telah melampaui batasnya. Tapi kita bisa menyelamatkan planet ini jika berkomitmen untuk itu.”
BERSAMA MELESTARIKAN BUMI
Ketika informasi makin marak, peristiwa-peristiwa tak lagi berjarak, jurnalisme kian penting untuk memberikan perspektif dan mendudukkan soal-soal. Forest Digest memproduksi berita dan analisis untuk memberikan perspektif di balik berita-berita tentang hutan dan lingkungan secara umum.
Redaksi bekerja secara voluntari karena sebagian besar adalah mahasiswa dan alumni Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB University yang bekerja di banyak profesi. Dengan visi "untuk bumi yang lestari" kami ingin mendorong pengelolaan hutan dan lingkungan yang adil dan berkelanjutan.
Dukung kami mewujudkan visi dan misi itu dengan berdonasi atau berlangganan melalui deposit Rp 50.000.
Alumni Institut Teknologi Bandung dan Universitas Indonesia
Topik :