Kabar Baru| 16 Agustus 2019
37% Sampah Plastik Ada di Pantai
SAMPAH plastik kini menjadi momok pencemaran lingkungan di Indonesia. Kita menjadi negara yang memproduksi sampah plastik nomor dua terbesar di dunia setelah Tiongkok, dengan angka 64 juta ton per tahun. Menurut Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya, sebanyak 37 persen sampah plastik ditemukan di pantai dan laut.
Angka 64 juta ton dan 37% bisa berhubungan atau tak berhubungan. Sebab laut tak mengenal teritori. Sampah kita, seperti terlihat dalam sebuha tayangan baru-baru ini, bisa sampai ke pantai-pantai di Filipina atau Thailand karena terbaru arus laut. Angka yang disebut Menteri Siti adalah jumlah sampah yang diperkirakan ada di pantai-pantai Indonesia.
Sampah plastik itu masuk ke laut karena terbawa arus sungai, atau sampah yang dibawa masyarakat saat piknik. “Saya lihat di pantai banyak botol dan tusuk sate, saya imbau agar wisawatan membawa sampah plastiknya setelah piknik,” kata Siti saat peringatan Hari Peduli Sampah Nasional pada 24 Februari 2018 di Kendal, Jawa Tengah.
Peringatan Hari Sampah itu ditandai dengan aksi bersih pantai Kendal yang melibatkan 2.000 orang sejak jam 6 pagi. Aksi bersih selama dua jam itu menghasilkan sampah plastik sebanyak 100 kilogram. Dalam pidatonya, Menteri Siti mengajak masyarakat peduli lingkungan dengan mengurangi sampah plastik atau tak membuangnya secara sembarangan.
Menurut Siti, mengutip data Badan Pusat Statistik, indeks ketidakpedulian orang Indonesia terhadap sampah sebesar 0,72. Artinya, tingkat kepedulian orang Indonesia terhadap sampah masih rendah. “Angka-angka ini menunjukkan bahwa kita harus terus-menerus bersama-sama dengan masyarakat, pemerintah, para aktivis, dan semua elemen untuk kita terus-menerus membersihkan sampah," ujar Siti.
Indeks kepedulian mengelola sampah (Sumber: BPS, 2018)
Dengan kerja sama antar individu dengan memulainya dari peduli lingkungan, Siti berharap Indonesia bisa menurunkan predikat produsen sampah plastik terbesar di dunia. Soalnya, kata dia, dari total sampah yang dibuang tiap hari, paling banyak berupa sampah rumah tangga.
Siti mengajak masyarakat memilah sampah jika belum bisa menguranginya, bahkan mengolahnya agar menjadi produk yang bisa dipakai. Kegiatan bersih pantai juga dilakukan secara serentak di beberapa kota dan kabupaten lain di Jawa Tengah, seperti, Tegal, Pemalang, Brebes, Jepara, Kebumen, Rembang, dan Batang.
Indonesia memproduksi 64 juta ton sampah per tahun. Jika penduduk Indonesia 261 juta, tiap orang memproduksi 0,7 kilogram sampah per hari. Angka ini membuat orang Indonesia menjadi juara nomor dua sebagai penghuni bumi yang memproduksi sampah terbanyak setelah orang Tiongkok.
Dari jumlah itu separuh sampah berupa sisa makanan yang sebagian besar berasal dari rumah tangga. Disusul jumlah sampah dari pasar tradisional yang paling banyak. Sampah plastik sebanyak 15% yang masih sedikit didaurulang kembali.
Survei peduli sampah (Sumber: BPS, 2018)
Celakanya, tiap orang cenderung tak peduli dengan sampah yang mereka hasilkan. Alih-alih mengolah atau mendaur ulang, tiap rumah tangga menimbunnya atau membakar sampah yang membahayakan udara dan sistem pernapasan manusia. Menurut survei BPS, hanya 18,6% rumah tangga yang peduli pada sampah plastik yang mereka hasilkan, dengan cara didaur ulang atau tak membuangnya karena dimanfaatkan untuk keperluan lain. Padahal rumah tangga menyumbang sampah plastik cukup besar ke dalam jumlah sampah Indonesia secara keseluruhan.
BERSAMA MELESTARIKAN BUMI
Ketika informasi makin marak, peristiwa-peristiwa tak lagi berjarak, jurnalisme kian penting untuk memberikan perspektif dan mendudukkan soal-soal. Forest Digest memproduksi berita dan analisis untuk memberikan perspektif di balik berita-berita tentang hutan dan lingkungan secara umum.
Redaksi bekerja secara voluntari karena sebagian besar adalah mahasiswa dan alumni Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB University yang bekerja di banyak profesi. Dengan visi "untuk bumi yang lestari" kami ingin mendorong pengelolaan hutan dan lingkungan yang adil dan berkelanjutan.
Dukung kami mewujudkan visi dan misi itu dengan berdonasi atau berlangganan melalui deposit Rp 50.000.
Redaksi
Topik :