Untuk bumi yang lestari

Pojok Restorasi| 24 Februari 2023

Solusi Tiga Jenis Longsor Karanganyar

Ada tiga jenis longsor Karanganyar. Solusinya beda-beda.

Rock fall, salah satu tipe longsor, di Karanganyar, Jawa Tengah.

LONGSOR kembali terjadi di Karanganyar, tepatnya di jalur Tawangmangu-Magetan, Jawa Tengah, pada 14 Februari 2023. Hampir tiap tahun, kota di timur Solo itu longsor. Uniknya, tipe longsor Karanganyar berbeda-beda. 

Setidaknya ada tiga tipe longsor Karanganyar. Ada tipe earth flow di Kecamatan Kerjo, tipe rotasi di Kecamatan Jatisoyoso, dan tipe rock fall di Kecamatan Tawangmangu. Beda-beda tipe longsor Karanganyar ini terjadi karena perbedaan jenis tanah di tiga lokasi tersebut. 

Konstruksi Kayu

Tanpa memahami tiga jenis longsor Karanganyar, penanganannya pun akan keliru bahkan berakibat fatal. Tipe longsor earth flow selalu ada air yang mengalir dari rawa yang ada di atas bukit dan menggerus tanah secara terus menerus. Kondisi tersebut akan menyebabkan lahan milik masyarakat berkurang secara signifikan.

Lahan longsor pada jenis tanah entisols dengan solum yang dangkal akan menjadi masalah yang serius walaupun hanya mengalami erosi ringan, apalagi erosi berat seperti longsor aliran lumpur.  Jika dibiarkan, tidak menutup kemungkinan lahan akan berkurang bahkan sampai hilang akibat longsor. 

Untuk menangani lahan yang berfungsi sebagai kebun karet harus dilakukan tindakan konservasi tanah dan air (KTA). Tindakan KTA tersebut antara lain dengan menyalurkan air agar tidak liar dengan membuat saluran pembuangan (SPA) atau saluran drainase.

Sebagai penguat SPA perlu ada tanaman bambu ampel. Agar tanah berkurang, tingkat kelembaban tanah (soil moisture) perlu disalurkan dengan membuat sulingan pada tampingan profil tanah. Tampingan tanah juga perlu dikuatkan dengan tanaman penguat teras seperti rumput-rumputan atau vetiver (akar wangi).

Sementara jenis longsor rotasi di Kecamatan Jatiyoso bisa loncat dari puncak mahkota longsor sampai menyeberang jalan. Bentuk lahan perbukitan dengan ketinggian 1.059 meter dari permukaan laut dengan lereng yang sangat curam lebih dari 85% akan mudah longsor.  Sehingga jika tidak dilakukan konservasi tanah dan air di lahan di sebelahnya akan terjadi longsor pada saat hujan berturut-turut lebih dari tiga hari dengan intensitas lebih dari 300 milimer.

Penanganan untuk longsor jenis rotasi perlu memperhatikan kemiringan lereng dan panjang lereng. Panjang lereng perlu dipotong dengan membuat teras setiap jarak tertentu. Tanah ultisols yang memiliki horizon argilik, yaitu pengendapan liat dan tekstur berat silty clay dengan ciri warna cenderung merah karena mengandung mineral kaolinit yang mudah rontok.

Konservasi tanah dan air yang tepat untuk longsor rotasi adalah membuat teras gulud dan SPA dengan penguat drop struktur. Di samping pada teras gulud mesti ada penanaman tanaman penguat teras seperti tanaman akar wangi (vetiver) yang memiliki akar panjang, kuat, dan serabut.  

Adapun penanganan jenis longsor ketiga, yaitu rock fall, menyebabkan batu turun dari puncak bukit. Jenis longsor ini terlihat di Tawangwamngu pada 14 Februari 2023 lalu. Longsor rock fall hampir terjadi setiap tahun.

Penanganan longsor rock faal berfokus pada batu yang bisa dimanfaatkan sebagai teras. Teras batu berfungsi menguatkan lereng curam dengan kemiringan lebih dari 85%. Jika lahannya gundul perlu ada reboisasi dan penanaman tanaman bawah sebagai penutup permukaan jalan. Terakhir adalah membuat saluran air agar tak liar menggerus tanah yang mengikat batu dan tanaman bawah tersebut.

Konservasi tanah dari air untuk tiga tipe longsor Karanganyar akan lebih baik memakai tanaman endemis setempat. Di Kecamatan Kerjo, misalnya, tanaman bambu ample bisa menjadi penguat saluran. Tanaman endemis, selain cocok dengan jenis tanah setempat, juga mempertahankan keragaman jenis tanaman dari lokasi tertentu 

Ikuti kabar terbaru tentang longsor di tautan ini

BERSAMA MELESTARIKAN BUMI

Ketika informasi makin marak, peristiwa-peristiwa tak lagi berjarak, jurnalisme kian penting untuk memberikan perspektif dan mendudukkan soal-soal. Forest Digest memproduksi berita dan analisis untuk memberikan perspektif di balik berita-berita tentang hutan dan lingkungan secara umum.

Redaksi bekerja secara voluntari karena sebagian besar adalah mahasiswa dan alumni Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB University yang bekerja di banyak profesi. Dengan visi "untuk bumi yang lestari" kami ingin mendorong pengelolaan hutan dan lingkungan yang adil dan berkelanjutan.

Dukung kami mewujudkan visi dan misi itu dengan berdonasi atau berlangganan melalui deposit Rp 50.000.




Peneliti ahli utama mitigasi longsor Badan Riset dan Inovasi Nasional

Topik :

Bagikan

Komentar



Artikel Lain