SELAMA ini konservasi selalu diidentikan dengan melindungi dan melestarikan lingkungan. “Peran ketiga sering dilupakan: memanfaatkan,” kata Profesor Hadi Alikodra, guru besar Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB dalam Ngobrol Asik Menjelang Berbuka (Ngolak) #2 pada 7 April 2023.
Dalam prinsip konservasi, kata Alikodra, memanfaatkan sederajat dengan melindungi dan melestarikan. Hanya saja, karena memanfaatkan identik dengan eksploitasi, peran ketiga konservasi ini timpang dan hampir dilupakan. Konservasi fokus pada perlindungan dan pelestarian.
Pandangan ini diadopsi oleh UU Nomor 5/1990 tentang konservasi yang menganggap kawasan konservasi sebagai terra incognita, tempat tertutup yang tak boleh dijamah. Mereka yang membawa material dari kawasan konservasi dianggap kriminal dan bisa masuk penjara.
DPR tengah menimbang merevisi UU Konservasi. Selain perspektifnya tertinggal, revisi memungkinkan konservasi lebih sesuai dengan zaman. Dengan hampir 28 juta hektare kawasan konservasi di Indonesia, kata Alikodra, menyimpan kekayaan dan potensi bisnis yang sangat besar.
Dengan prinsip pemanfaatan itu, maka bisnis tak haram dalam konservasi. “Tentu saja bisnis yang berkelanjutan,” katanya. Apa itu bisnis konservasi berkelanjutan? Alikodra menyebut bioprospeksi.
Dengan bioprospeksi, pemanfaatan kawasan konservasi tidak memakai metode merusak. Zat-zat yang terkandung dalam flora dan fauna serta hidupan liar di kawasan konservasi akan dimanfaatkan namun hanya mengambil saripatinya saja.
Alikodra mencontohkan darah ayam hutan yang banyak hidup di taman nasional. Setetes darah ayam hutan bisa menjadi obat osteroporosis yang manjur. Alikodra membuktikan sendiri karena ia rutin berobat untuk menyembuhkan pengapuran di lututnya.
Pengobatan lutut Alikodra empat kali setahun. Sekali suntik, ia mesti membayar Rp 12 juta. “Maka bayangkan, satu tetes darah tanpa membunuh ayamnya bisa mendatangkan nilai ekonomi sangat besar,” kata dia.
Karena itu, bioprospeksi maupun bisnis konservasi yang berkelanjutan sesuai dengan mitigasi iklim: memanfaatkan hutan dan lingkungan tanpa merusaknya.
Simak obrolannya di Ngolak #2:
Ikuti percakapan tentang konservasi di tautan ini
BERSAMA MELESTARIKAN BUMI
Ketika informasi makin marak, peristiwa-peristiwa tak lagi berjarak, jurnalisme kian penting untuk memberikan perspektif dan mendudukkan soal-soal. Forest Digest memproduksi berita dan analisis untuk memberikan perspektif di balik berita-berita tentang hutan dan lingkungan secara umum.
Redaksi bekerja secara voluntari karena sebagian besar adalah mahasiswa dan alumni Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB University yang bekerja di banyak profesi. Dengan visi "untuk bumi yang lestari" kami ingin mendorong pengelolaan hutan dan lingkungan yang adil dan berkelanjutan.
Dukung kami mewujudkan visi dan misi itu dengan berdonasi atau berlangganan melalui deposit Rp 50.000.
Mahasiswa Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB University
Topik :