COLDPLAY akhirnya bakal ke Jakarta. Setelah pelbagai gosip yang meramaikan jagad media sosial, band asal London, Inggris akan konser “Music of The Spheres” di Gelora Bung Karno pada 15 November 2023. Linimasa kita pun meledak dengan percakapan konser Coldplay ini.
Berita ini memang menggembirakan. Selain lagunya yang memikat, Coldplay adalah satu band yang peduli dengan isu lingkungan. Kabarnya, isu lingkungan ini yang membuat Coldplay enggan ke Jakarta beberapa tahun silam. Indonesia dinilai tak serius mengatasi masalah lingkungan, seperti deforestasi.
Coldplay memang aktif menyuarakan pentingnya mencegah krisis iklim melalui mitigasi. Mereka juga menjadi pendonor bagi organisasi lingkungan seperti Rainforest Foundation dan Global Citizen. Pada 2019, mereka membuat pernyataan yang menggemparkan: Coldplay tidak akan menggelar tur dunia lagi hingga bisa membuat konser yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Pada 2019, Coldplay merilis “Everyday Life”, album yang diproduksi dengan emisi karbon netral (neutral-carbon). Caranya Coldplay bekerja sama dengan para ahli untuk mengkalkulasi jumlah jejak karbon yang dihasilkan dalam proses pembuatan lalu dikompensasi dengan investasi dalam proyek-proyek energi terbarukan.
Ketika Coldplay tengah merancang dan mencari cara membuat konser yang ramah lingkungan dan berkelanjutan, dunia mengalami pandemi Covid-19 pada 2020. Sebuah masa yang sulit dan menyakitkan. Tak ada lagi konser musik. Setahun berikutnya, setelah vaksin ditemukan, dunia mulai bergerak. Coldplay juga, dengan berkolaborasi dengan band K-Pop, BTS.
Coldplay dan BTS memberikan pengaruh besar bukan hanya kepada fans masing-masing tapi juga kepada dunia, bahwa dua band yang sama sekali berbeda bisa seiring dengan misi dan tujuan yang mulia menyebarkan nilai-nilai kemanusiaan dan cinta terhadap sesama.
Pada 2022, Coldplay mengumumkan kabar lewat akun twitternya akan kembali menggelar konser di berbagai negara dari Maret hingga Oktober 2022 dan kali ini menjadi konser yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. “Kami sangat sadar planet ini mengalami krisis iklim, ini salah satu upaya kami, meski belum sempurna namun kami berkomitmen,” begitu pernyataan Coldplay.
Ada tiga prinsip keberlanjutan dalam konser Music of The Spheres; pertama reduce (mengurangi), memangkas emisi CO2 hingga 50% dibandingkan dengan konser 2016-2017. Kedua, reinvent (menciptakan): mendukung penuh teknologi baru berbasis energi hijau. Ketiga, restore (mengembalikan): membiayai proyek lingkungan yang bisa mengembalikan jejak karbon yang dihasilkan selama tur.
Dalam konsernya, Coldplay berjanji sebisa mungkin menghindari energi fosil dan menggunakan energi baru terbarukan atau energi yang lebih ramah seperti solar, biofuel dan kinetik. Mereka pun menggunakan kinetic dance floor, lantai panggung yang bisa menghasilkan energi dari gerakan para personelnya.
Selain lantai kinetik, energi yang dibutuhkan selama konser juga menggunakan sepeda. Minimal diperlukan 15 sepeda yang terus dikayuh selama konser. Saya melihatnya sendiri ketika menonton konser Coldplay di River Plate, Argentina, yang disiarkan di bioskop CGV, Jakarta. Di ujung konser, Chris Martin, sang vokalis, mengucapkan terima kasih kepada semua yang terlibat.
“Thank you for all support, including you guys that keep pedaling during concert,” kira-kira begitu kata Chris Martin. Kamera lalu menyorot para pengayuh sepeda yang masih terus menggenjot di tempat. Fantastis.
Material panggung yang digunakan Coldplay juga rendah karbon, dari bahan daur ulang dan bisa digunakan kembali. Gelang-gelang LED bercahaya yang dipakai oleh para penonton juga 100% compostable atau bisa terurai sempurna karena dari bahan dasar tumbuhan (plant based material). Gelang ini juga akan dipakai kembali, dengan proses sterilisasi dan dicas kembali untuk konser berikutnya.
Dalam situs Coldplay juga dijelaskan soal penggunaan air. Mereka sebisa mungkin menghemat air selama tur dan selama memungkinkan akan menyediakan tempat untuk mengisi air minum bagi para penonton, sebab para penonton disarankan untuk membawa botol minum untuk mengurangi sampah.
Komitmen lainnya seluruh sampah yang dihasilkan selama konser akan didaur ulang dengan menyediakan tempat-tempat untuk meletakkan sampah yang bisa didaur ulang. Tur Coldplay ini juga mendukung berbagai gerakan peduli dan pembersihan sampah di laut. Selain itu juga mendukung penanaman pohon.
Dalam sebuah wawancara di BBC sebelum memulai konser hijau tahun lalu, Chris Martin mengatakan personel maupun ofisial Coldplay berusaha dampak seminimal mungkin bagi lingkungan. “Ada hal yang kami mimpikan sepertinya tidak mungkin terjadi, namun jadi kenyataan,” kata Chris.
BERSAMA MELESTARIKAN BUMI
Ketika informasi makin marak, peristiwa-peristiwa tak lagi berjarak, jurnalisme kian penting untuk memberikan perspektif dan mendudukkan soal-soal. Forest Digest memproduksi berita dan analisis untuk memberikan perspektif di balik berita-berita tentang hutan dan lingkungan secara umum.
Redaksi bekerja secara voluntari karena sebagian besar adalah mahasiswa dan alumni Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB University yang bekerja di banyak profesi. Dengan visi "untuk bumi yang lestari" kami ingin mendorong pengelolaan hutan dan lingkungan yang adil dan berkelanjutan.
Dukung kami mewujudkan visi dan misi itu dengan berdonasi atau berlangganan melalui deposit Rp 50.000.
Penggerak @Sustainableathome
Topik :