Untuk bumi yang lestari

Kabar Baru| 23 Mei 2023

3R + D, Solusi PBB Akhiri Polusi Plastik

PBB mendorong ekonomi sirkuler sampah plastik. Skema "reduce" di awal.

Infeksi terumbu karang oleh sampah plastik (Foto: Asep Ayat/FD)

PLASTIK menjadi salah satu temuan Revolusi Industri 1750 yang memudahkan hal-ihwal. Tak hanya pembungkus, ia juga pelindung bagi barang-barang industri sehingga distribusi menjadi lebih mudah dan masif. Tapi dua abad kemudian, polusi plastik yang mengotori lingkungan dan memicu krisis iklim karena gas rumah kaca yang dihasilkannya sejak dari proses pembuatannya yang memakai minyak hingga saat jadi sampah.

Polusi plastik pun menjadi problem global. Ada kampanye lama untuk mencegah polusi plastik: 3R atau reduce (kurangi), reuse (pakai ulang), dan recyle (daur ulang). Agaknya 3R tak lagi cukup mengurangi sampah plastik terus mengotori lingkungan. Program Lingkungan PBB (UNEP) mengajukan cara barau mencegah polusi plastik.

Dalam laporan terbarunya yang dirilis 16 Mei 2023, UNEP mengajukan 3R + D. Tapi reduce diganti menjadi "reorient" dan D adalah diversifikasi. Dengan cara ini, menurut perhitungan PBB, pada 2040 sampah plastik akan berkurang 80 persen dari 353 juta ton yang dihitung oleh OECD.

UNEP berfokus pada tiga pergeseran pasar utama yakni menciptakan ekonomi sirkuler untuk plastik demi menjaga agar barang-barang yang diproduksi tetap beredar selama mungkin. "Jika kita mengikuti peta jalan ini, termasuk dalam negosiasi kesepakatan polusi plastik, kita bisa mencapai keuntungan besar di bidang ekonomi, sosial, dan lingkungan," kata Inger Andersen, Direktur Eksekutif UNEP.

Perubahan sistem menuju ekonomi sirkular untuk plastik

Penggunaan kembali (reuse)

Penggunaan kembali atau reuse mengacu pada transformasi penggunaan plastik dalam waktu singkat, menjadi terbangunnya budaya penggunaan secara berulang. UNEP menggambarkan masyarakat menerima manfaat yang lebih masuk akal secara ekonomi ketika mereka menggunakan plastik kembali daripada langsung membuangnya. Untuk itu, perlu upaya yang didorong untuk mempercepat pasar menyediakan produk yang dapat digunakan kembali.

“Dengan menciptakan lingkungan yang memungkinkan untuk memastikan pasar penggunaan kembali memiliki kasus bisnis yang lebih kuat daripada pasar plastik sekali pakai. Studi menunjukkan bahwa sistem penggunaan ulang memberikan peluang tertinggi untuk mengurangi polusi plastik (pengurangan sebesar 30 persen pada tahun 2040) dengan mengganti beberapa produk yang paling bermasalah dan tidak perlu (The Pew Charitable Trusts dan Systemiq 2020),” sebut UNEP dalam laporannya.

Daur ulang (recycle)

Daur ulang adalah mengolah kembali sampah plastik menjadi barang yang lebih bermanfaat. Sama seperti penggunaan kembali (reuse), UNEP menekankan perlunya langkah percepatan pasar pendukung produk daur ulang. Untuk daur ulang plastik, perlu jaminan untuk memastikan daur ulang menjadi usaha yang menguntungkan. 

“Percepatan pasar dapat mengurangi jumlah polusi plastik hingga 20 persen tambahan pada tahun 2040 (The Pew Charitable Trusts dan Systemiq 2020). Ini akan membutuhkan ketersediaan bahan baku yang memadai yang dapat didaur ulang dan bahan daur ulang dapat bersaing di lapangan permainan yang setara dengan bahan murni.”

Reorientasi dan diversifikasi (reorient and diversify)

Reorientasi  dan  diversifikasi  (reorient and diversify) mengacu pada pergeseran pasar menuju alternatif plastik berkelanjutan. Alternatif berkelanjutan dapat mengurangi polusi sebesar 17 persen pada tahun 2040 (The Pew Charitable Trusts dan Systemiq 2020). Tetapi akan dibutuhkan perjuangan untuk bersaing di pasar, ketika bersandingan dengan produk yang terbuat dari polimer berbasis bahan bakar fosil murni.

Ada sejumlah tantangan dalam reorientasi dan diversifikasi sampak plastik, yakni biaya produk yang bertambah, permintaan konsumen, dan kurangnya regulasi yang tepat.

Secara singkat, UNEP menyoroti bahwa tiga solusi mengurangi sampah plastik itu, ditambah perubahan sistem, memerlukan dukungan instrumen peraturan dari berbagai negara. Dengan menawarkan peta jalan bagi pemerintah dan pelaku usaha, strategi yang disajikan dalam laporan UNEP akan menghasilkan berbagai manfaat ekonomi dan mengurangi kerusakan kesehatan manusia, lingkungan, dan iklim.

Ikuti percakapan tentang polusi plastik di tautan ini

BERSAMA MELESTARIKAN BUMI

Ketika informasi makin marak, peristiwa-peristiwa tak lagi berjarak, jurnalisme kian penting untuk memberikan perspektif dan mendudukkan soal-soal. Forest Digest memproduksi berita dan analisis untuk memberikan perspektif di balik berita-berita tentang hutan dan lingkungan secara umum.

Redaksi bekerja secara voluntari karena sebagian besar adalah mahasiswa dan alumni Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB University yang bekerja di banyak profesi. Dengan visi "untuk bumi yang lestari" kami ingin mendorong pengelolaan hutan dan lingkungan yang adil dan berkelanjutan.

Dukung kami mewujudkan visi dan misi itu dengan berdonasi atau berlangganan melalui deposit Rp 50.000.




Alumnus Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB

Topik :

Bagikan

Terpopuler

Komentar



Artikel Lain