LEBAH masih dianggap sebagai serangga penyengat yang menghasilkan madu meskipun mayoritas lebah sebenarnya tidak menghasilkan madu. Sebab, peran lebah yang paling besar justru bukan penghasil madu, tapi sebagai polinator atau penyerbuk.
Hari Lebah Sedunia 2023 pada 20 Mei bertema “Bee engaged in pollinator-friendly agricultural production”. Tema ini untuk mengingatkan kita bahwa peran lebah sebagai polinator sering terlupakan.
Memang benar, serangga penyerbuk tidak hanya lebah. Ada banyak jenis hewan lain yang berfungsi sebagai polinator, seperti kupu-kupu, semut, sampai burung. Namun, kupu-kupu bisa menjadi hama bagi tanaman ketika fase larva/ulat dan burung dapat merusak kelopak dan mahkota bunga sehingga merontokkannya. Berbeda dengan jenis hewan penyerbuk tersebut, lebah tidak menjadi hama bagi tanaman maupun dapat merusak sampai merontokkan bunga.
Sebuah di Encyclopedia of Biodiversity menyebutkan keragaman serangga penyerbuk cenderung menurun seiring meningkatnya garis lintang. Dengan kata lain, wilayah tropis yang memiliki keragaman hewan penyerbuk terbanyak dibanding daerah lain. Hal ini menguntungkan Indonesia sebagai salah satu negara tropis karena memiliki keragaman serangga penyerbuk yang lebih tinggi dibanding negara-negara di lintang utara seperti Eropa maupun Amerika Serikat.
Jadi, meskipun satu atau dua serangga penyerbuk punah, masih banyak jenis serangga penyerbuk yang siap menggantikannya. Karena itu lebah merupakan serangga penyerbuk yang penting dalam kehidupan manusia terutama dalam pemenuhan komoditas bahan pokok.
Di negara-negara subtropic seperti Eropa dan Amerika, praktik penyewaan lebah sebagai penyerbuk telah menjadi kebiasaan di kalangan petani dan peternak. Nilai ekonomi lebah sebagai serangga penyerbuk jauh lebih tinggi dibandingkan sebagai serangga penghasil madu.
Jika seorang pemilik lebah menyewakan 100 koloni dengan sewa rata-rata US$ 100 per koloni, estimasi keuntungan kasar penyewaan lebah mencapai US$ 10.000 dalam satu musim penyerbukan.
Bisnis penyewaan lebah pun cukup menguntungkan karena petani membutuhkan serangga penyerbuk untuk meningkatkan hasil panen mereka. Para petani hanya memiliki waktu di musim panas untuk panen, sehingga jika mereka gagal dalam panen tahun tersebut gara-gara gagalnya penyerbukan, potensi kerugiannya sangat besar dan harus menunggu sampai tahun depannya lagi.
Penyerbukan oleh lebah memiliki dampak langsung pada sektor pertanian. Buah-buahan, sayuran, dan kacang-kacangan yang mengandalkan jasa penyerbukan lebah memiliki hasil yang lebih baik dari segi kualitas dan kuantitas. Beberapa hasil penelitian menyebutkan bahwa peranan lebah sebagai serangga penyerbuk meningkatkan produksi tanaman, meningkatkan kualitas buah, memperpanjang umur tanaman, dan mengurangi cacat tanaman.
Hal inilah yang memiliki kontribusi besar pada pendapatan petani dan keberlanjutan produksi pertanian di Amerika Serikat dan beberapa negara-negara Eropa. Karena itu pada musim dingin ketika sayuran dan buah-buahan tidak hidup, pasokannya relatif sama dengan saat musim panas.
Di Indonesia, jasa sewa lebah mungkin tidak lazim. Keragaman penyebut sangat tinggi dan kita tak mengenal musim dingin dan panas secara ekstrem.
Ancaman lebah sebagai polinator datang dari penggunaan insektisida yang intensif, dan keberadaan lebah invasif seperti Apis mellifera atau predator mengurangi ketersediaan habitat lebah penyerbuk dan berkurangnya habitat yang cocok dapat menyebabkan penurunan keanekaragaman lebah penyerbuk di daerah tersebut.
Beberapa cara sederhana aksi menyelamatkan lebah adalah menanam tanaman yang menarik bagi lebah penyerbuk, menghindari penggunaan pestisida yang berbahaya, membuat sarang buatan, mendorong sustainability and integrated agriculture, dan terus mengedukasi masyarakat tentang peran vital lebah sebagai serangga penyerbuk.
BERSAMA MELESTARIKAN BUMI
Ketika informasi makin marak, peristiwa-peristiwa tak lagi berjarak, jurnalisme kian penting untuk memberikan perspektif dan mendudukkan soal-soal. Forest Digest memproduksi berita dan analisis untuk memberikan perspektif di balik berita-berita tentang hutan dan lingkungan secara umum.
Redaksi bekerja secara voluntari karena sebagian besar adalah mahasiswa dan alumni Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB University yang bekerja di banyak profesi. Dengan visi "untuk bumi yang lestari" kami ingin mendorong pengelolaan hutan dan lingkungan yang adil dan berkelanjutan.
Dukung kami mewujudkan visi dan misi itu dengan berdonasi atau berlangganan melalui deposit Rp 50.000.
Peneliti Muda pada Pusat Riset Zoologi Terapan, Badan Riset dan Inovasi Nasional
Topik :