BEBERAPA waktu lalu Presiden Joko Widodo mengumumkan pemenang desain logo Ibu Kota Negara (IKN) yang telah melalui berbagai seleksi hingga mendapat suara terbanyak dari seluruh rakyat Indonesia. Logo pemenang sayembara adalah pohon hayat dengan lambang yang menggambarkan filsafat bangsa Indonesia yang terdiri dari lima akar yaitu sila dari Pancasila, tujuh batang yang menggambarkan tujuh pulau besar di Indonesia dan terakhir 17 kelopak bunga yang menggambarkan tanggal kemerdekaan bangsa Indonesia 17 Agustus 1945.
BACA: Pohon Nasional Indonesia: Apa yang Cocok?
Pohon hayat atau pohon kehidupan merupakan mitos lama yang telah ada beribu tahun lalu. Hal ini menggambarkan kedekatan bangsa Indonesia dengan pohon sebagai sumber kehidupan dan lambang kesuburan, kenyamanan dan keberlangsungan hidup. Walau telah lama dikenal sebagai mitos, ternyata pohon hayat telah lama ada di sekitar kita.
Pohon kalpataru
Mungkin belum banyak yang tahu bahwa pohon yang menjadi ikon lingkungan bersih dan nyaman ini merupakan tanaman asli yang disebut juga pohon bodi atau memiliki nama Latin Ficus religiosa. Pohon ini merupakan jenis Ficus atau beringin dengan tajuk lebar dan rimbun.
Ficus merupakan jenis pohon yang banyak ditemukan di Indonesia. Sejak dulu pohon ini bernilai spiritual dengan kehadirannya yang penting bagi agama Hindu maupun Buddha. Pohon ini juga sangat penting dalam sejarah bangsa Indonesia yang terlihat dari pahatan di candi Borobudur dan simbol penghargaan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Pohon lontar
Pohon ini tidak asing bagi masyarakat Indonesia yang tinggal di bagian selatan Nusantara seperti Nusa Tenggara Timur. Pohon lontar (Borassus flabellifer L.) merupakan jenis tumbuhan yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar. Seluruh bagian tanaman ini berguna bagi sehingga mendukung kehidupan masyarakat terutama Pulau Rote. Getah pohon lontar bisa menjadi sumber gula semut. Daunnya bisa dimanfaatkan sebagai topi hingga bagian dari instrumen sasando. Batangnya menjadi bagian penting untuk bahan bangunan dan rumah.
Pohon kelapa
Pohon kelapa yang tunasnya menjadi lambang Pramuka merupakan salah satu jenis pohon kehidupan. Hampir sama halnya dengan pohon lontar, pohon kelapa memiliki manfaat yang besar bagi manusia dari seluruh bagian tanamannya. Hal ini menunjukkan peran tumbuhan kelapa yang penting dalam mendukung kehidupan manusia. Pohon kelapa (Cocos nucifera) merupakan pohon yang dapat diambil seluruh manfaat dari bagian tanaman mulai dari daun untuk ijuk atau atap, batang kayu untuk rumah dan pertukangan.
Selain pohon kehidupan yang ada di Indonesia ada juga pohon kehidupan yang menjadi ikon di luar negeri, beberapa di antaranya:
Pohon ara/tin
Pohon ara (Ficus carica L.) merupakan jenis pohon yang banyak dikenal melalui literatur agama Islam dan Kristen. Tanaman ini disebut sebagai tanaman kehidupan disebut dalam Al Qur’an maupun Injil. Tanaman ini memiliki buah yang layak dikonsumsi manusia. Selain dikonsumsi langsung, buahnya dapat digunakan sebagai selai untuk dimakan bersama dengan roti.
Pohon shami
Pohon shami (Prosopis cineraria) merupakan salah satu tanaman yang tumbuh di tengah gurun dalam keadaan yang subur walau dikelilingi pasir dan cuaca panas ekstrem. Pohon ini dapat ditemukan di Bahrain dan menjadi salah satu objek wisata yang menarik. Selain sebutan pohon kehidupan, tanaman ini dikenal dengan nama pohon yang sendiri (lonely tree) karena keberadaannya yang terisolasi di area yang ekstrem.
Pohon hayat merupakan entitas yang tidak terpisahkan dari jati diri bangsa Indonesia yang hidup bersama alam.
BERSAMA MELESTARIKAN BUMI
Ketika informasi makin marak, peristiwa-peristiwa tak lagi berjarak, jurnalisme kian penting untuk memberikan perspektif dan mendudukkan soal-soal. Forest Digest memproduksi berita dan analisis untuk memberikan perspektif di balik berita-berita tentang hutan dan lingkungan secara umum.
Redaksi bekerja secara voluntari karena sebagian besar adalah mahasiswa dan alumni Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB University yang bekerja di banyak profesi. Dengan visi "untuk bumi yang lestari" kami ingin mendorong pengelolaan hutan dan lingkungan yang adil dan berkelanjutan.
Dukung kami mewujudkan visi dan misi itu dengan berdonasi atau berlangganan melalui deposit Rp 50.000.
Peneliti ahli muda di Pusat Riset Ekologi dan Etnobiologi Organisasi Riset Hayati dan Lingkungan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN
Topik :