ISTILAH “seed bank” atau "bank benih" mungkin masih terdengar asing. Kita lebih familier dengan bank yang dimanfaatkan untuk menyimpan uang. Padahal seed bank juga bisa menyimpan kekayaan, meskipun bukan dalam bentuk uang melainkan biji.
Seed bank adalah tempat yang digunakan untuk menyimpan biji dalam upaya konservasi spesies atau plasma nutfah tumbuhan agar tidak mengalami kelangkaan atau kepunahan.
Perlu diketahui bahwa Indonesia merupakan pusat keanekaragaman hayati terbesar di dunia setelah Brazil dan Kolombia dengan tingkat endemisitas tinggi. Hingga saat ini tercatat 258.000 (>95%) spesies flora dunia merupakan tumbuhan berbiji, dan hampir 10% berada di Indonesia.
Dari jumlah tersebut 4.123 spesies tumbuhan masuk kategori endemik dan 2.343 spesies merupakan tumbuhan yang terancam kepunahan. Dengan jumlah fantastis spesies tumbuhan itu, jika tidak dilakukan kegiatan konservasi melalui seed bank, spesies tumbuhan tersebut akan punah. Biji yang disimpan juga dapat dimanfaatkan kembali pada saat dibutuhkan untuk kegiatan penanaman kembali di hutan alaminya yang sudah mulai langka bahkan hilang.
Selain biji, juga ada plasma nutfah yang bisa disimpan dalam seed bank. Plasma nutfah bisa dimanfaatkan untuk ketahanan pangan dunia. Jika plasma nutfah dikembangkan, antara lain untuk mencari dan meningkatkan produktivitas tumbuhan, ketahanan terhadap kekeringan, kadar garam tinggi, penyakit tumbuhan tertentu. Pengetahuan itu didata sehingga tumbuhan dapat dimanfaatkan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat saat ini.
Dalam pengelolaannya, seed bank di Indonesia tidak terlepas dari keberadaan kebun raya, tepatnya di Gedung Keanekaragaman Hayati area Kawasan Sains Technopark Dr. Ir. Soekarno Cibinong Jawa Barat, di bawah pengelolaan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Sampai 2021, jumlah koleksi seed bank Indonesia tercatat 3.126.401 biji, 1302 koleksi dan 869 spesies. Jumlah tersebut masih sangat sedikit jika dibandingkan dengan jumlah spesies tumbuhan yang ada di Indonesia.
Koleksi biji yang disimpan dan mempunyai tingkat kelangkaan tinggi di antaranya kayu ulin (Eusideroxylon zwageri Teijm. & Binn.) yang merupakan tumbuhan dengan kayu sangat keras dan sangat potensial untuk bangunan rumah. Kemudian ada kenari kipela (Canarium kipella (Blume) Miq.), spesies tumbuhan yang hanya ditemukan di Jawa Barat lebih tepatnya di area Gunung Salak.
Selain seed bank, Indonesia juga memiliki satu tempat lagi untuk penyimpanan plasma nutfah komoditas pangan yang dinamakan Bank Gen, yang berada di bawah pengelolaan Kementerian Pertanian. Tercatat hingga tahun 2018 lalu, koleksinya berjumlah 844 aksesi dengan koleksi terbesar padi berjumlah 772 aksesi, dan serealia sebanyak 37 aksesi. Selain itu juga ada beberapa komoditas penting lainnya seperti jagung, sorgum, millet, ubi, dan sebagainya.
Seed bank terbesar dan terlengkap yang menyimpan koleksi tumbuhan liar di dunia terdapat di Millennium Seed Bank di Wakehurst Place di bawah naungan Royal Botanic Gardens Kew-Inggris. Total koleksinya sampai 1 Maret 2023 adalah sebanyak 2.4 milyar biji, dengan 98.567 koleksi, dan 40.020 spesies.
Koleksi yang disimpan berasal dari 190 negara di dunia. Jumlah koleksi yang disimpan akan terus bertambah mengingat kegiatan kerja sama dengan negara-negara partner masih terus berlangsung. Indonesia juga sudah menjalin kerja sama dengan institusi tersebut sejak tahun 2015 sampai saat ini.
Kegiatan kerja sama tersebut meliputi kegiatan pengumpulan atau eksplorasi biji ke kawasan hutan wilayah seluruh Indonesia, pelatihan sumber daya manusia untuk belajar langsung ke Millennium Seed Bank di Inggris.
Untuk koleksi plasma nutfah komoditas pangan yang terbesar dan paling aman di dunia terdapat di Svalbard Global Seed Vault, Norwegia. Lokasi tersebut berada di lokasi terjauh mendekati kutub utara dengan kondisi yang selalu tertutup es. Svalbard Global Seed Vault sampai tahun 2023 ini sudah menyimpan koleksi biji tanaman pangan dari seluruh dunia mulai Asia, Afrika, Eropa dan Amerika, dengan jumlah koleksi sebanyak 1.214.827 sampel varietas di dunia.
Jika ditotal, kapasitas penyimpanan di tempat ini mencapai 4,5 juta varietas, 2.5 miliar biji. Saat ini koleksi terbesar yaitu padi sebanyak 150.000 varietas, kemudian gandum 140.000 varietas serta barley sebanyak 70.000 varietas.
Pendek kata, seed bank sangat penting untuk eksistensi manusia ke depan. Biji tumbuhan liar dan tanaman pangan sangat rentan terhadap kondisi tidak terduga seperti bencana alam, perang, serta berbagai bencana lainnya. Seed bank mampu memberi solusi dengan mencadangkan dan mengamankan fondasi pasokan makanan di masa depan.
BERSAMA MELESTARIKAN BUMI
Ketika informasi makin marak, peristiwa-peristiwa tak lagi berjarak, jurnalisme kian penting untuk memberikan perspektif dan mendudukkan soal-soal. Forest Digest memproduksi berita dan analisis untuk memberikan perspektif di balik berita-berita tentang hutan dan lingkungan secara umum.
Redaksi bekerja secara voluntari karena sebagian besar adalah mahasiswa dan alumni Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB University yang bekerja di banyak profesi. Dengan visi "untuk bumi yang lestari" kami ingin mendorong pengelolaan hutan dan lingkungan yang adil dan berkelanjutan.
Dukung kami mewujudkan visi dan misi itu dengan berdonasi atau berlangganan melalui deposit Rp 50.000.
Peneliti ahli muda Kelompok Riset Konservasi Benih Pusat Riset Konservasi Tumbuhan, Kebun Raya dan Kehutanan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)
Topik :