Untuk bumi yang lestari

Kabar Baru| 19 September 2023

Sinyal Internet Mengganggu Genetika Lebah Madu

Sinyal internet menghasilkan gelombang elektromagnetik yang mempengaruhi fisiologis dan genetika lebah madu.

Sinyal internet berdampak buruk bagi kehidupan lebah madu (foto: unsplash.com/Dustin Hames)

EMPAT sehat lima Internet. Slogan ini mengemuka di zaman digital. Susu tak lagi prioritas setelah banyak penelitian membuktikan proteni hewani ini bukan konsumsi manusia karena tak cocok dengan sistem pencernaan Homo sapiens.

Internet mempermudah segala urusan di era modern. Tapi Internet juga berdampak buruk bagi ekosistem lebah madu pekerja berumur satu hari. Para peneliti yang mempublikasikan studi di Scientific Report melihat pengaruh gelombang elektromagnetik Internet terhadap aktivitas biokimia lebah madu tersebut.

Konstruksi Kayu

Studi lain juga menunjukkan bahwa paparan gelombang elektromagnetik pada frekuensi 900 MHz memberikan dampak pada lebah madu hingga ke tingkat fisiologis, aktivitas enzim, dan ekspresi gen terkait stres.

Gelombang elektromagnetik sinyal telepon seluler juga mempengaruhi koloni dan perilaku lebah madu. Dampak tersebut antara lain mengurangi jumlah individu dalam koloni, durasi terbang yang lebih panjang, penurunan efisiensi dalam perkawinan, dan perubahan arah terbang.

Ada juga penelitian lain yang mengkaji pengaruh gelombang elektromagnetik menara sinyal terhadap lebah madu. Penelitian yang dipublikasikan di jurnal Science Advances pada Mei 2023 itu menyebutkan bahwa gelombang elektromagnetik dari menara sinyal Internet membuat tingkat penyerbukan lebah madu berkurang drastis.

Lebah madu menggunakan medan elektromagnetik alami untuk navigasi. Tapi gelombang elektromagnetik dari sinyal telepon berdampak sebaliknya.

Para peneliti membandingkan jumlah bunga yang mekar di sekitar menara sinyal aktif dan menara sinyal yang tidak aktif. Hasilnya, peneliti menemukan bunga di menara sinyal aktif lebih sedikit yang mekar dibanding menara sinyal tidak aktif. Jumlah lebah madu di menara sinyal Internet aktif juga lebih sedikit.

Untuk menguji kesimpulan ini lebih lanjut, peneliti mengumpulkan beberapa spesimen lebah madu yang ada di sekitar menara sinyal dan mengukur kadar protein HsP70. Protein ini berhubungan dengan stres pada lebah madu. Hasilnya, sesuai hipotesis, lebah madu yang berada dekat dengan menara sinyal Internet memiliki kadar HsP70 lebih tinggi. Artinya, mereka lebih stres.

Para peneliti juga melihat ekspresi geneteika dari 14 gen lebah madu yang berasosisasi dengan navigasi, stres, dan sistem imun. Para peneliti menemukan bahwa paparan radiasi elektromagnetik membuat perubahan pada 12 gen tersebut.

Peneliti juga menemukan bahwa lebah madu di dekat menara sinyal Internet memiliki frekuensi penyerbukan 308% lebih rendah dibanding lebah madu yang berada di daerah tanpa menara sinyal Internet.

Bagaimana pengaruh gelombang elektromagnetik terhadap hewan lain, tumbuhan, dan manusia? Berdasarkan studi, paparan gelombang elektromagnetik sinyal internet berpotensi menyebabkan kerusakan DNA dan sistem syaraf pada tikus.

Sedangkan bagi tumbuhan, radiasi gelombang elektromagnetik sinyal Internet mirip "polusi" bagi tumbuhan. Dalam beberapa penelitian, radiasi gelombang elektromagnetik sinyal telepon mempengaruhi fisiologi tanaman, mulai dari pertumbuhan lebih lambat, klorofil lebih sedikit, dan penurunan aktivitas antimikroba, yang membuat mereka rentan terkena penyakit.

Sedangkan untuk manusia, International Agency of Reserach on Cancer (IARC) mengklasifikasikan gelombang elektromagnetik sinyal Internet “berpotensi karsinogenik” atau penyebab kanker dalam jangka panjang. Namun, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan sinyal Internet termasuk dalam radiasi non-ionizing yang tidak berbahaya bagi tubuh.

Ikuti perkembangan terbaru tentang lebah madu di tautan ini

BERSAMA MELESTARIKAN BUMI

Ketika informasi makin marak, peristiwa-peristiwa tak lagi berjarak, jurnalisme kian penting untuk memberikan perspektif dan mendudukkan soal-soal. Forest Digest memproduksi berita dan analisis untuk memberikan perspektif di balik berita-berita tentang hutan dan lingkungan secara umum.

Redaksi bekerja secara voluntari karena sebagian besar adalah mahasiswa dan alumni Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB University yang bekerja di banyak profesi. Dengan visi "untuk bumi yang lestari" kami ingin mendorong pengelolaan hutan dan lingkungan yang adil dan berkelanjutan.

Dukung kami mewujudkan visi dan misi itu dengan berdonasi atau berlangganan melalui deposit Rp 50.000.




Alumnus Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB

Topik :

Bagikan

Komentar



Artikel Lain