Untuk bumi yang lestari

Kabar Baru| 24 September 2023

Benarkah Menanam Pohon Tak Penting, Seperti Kata Bill Gates

Menanam pohon tak bisa mengatasi krisis iklim, kata Bill Gates. Benarkah?

How to Avoid a Climate Disaster Bill Gates

DALAM New York Times Climate Forward Summit pada 21 September 2023 di New York, Bill Gates berbicara soal solusi mengatasi krisis iklim. Menurut dia, menanam pohon untuk mengatasi krisis iklim sebagai tindakan “tak masuk akal”. “Saya tak menanam pohon, itu pendekatan yang kurang terbukti mengatasi krisis iklim. Maksud saya, kita mau jadi orang sains atau orang idiot?”

Benarkah? Menurut Bill Gates cara terbaik mengatasi krisis iklim adalah menghentikan pemakaian energi fosil yang menjadi sumber emisi global terbesar saat ini. Dari lebih 53 miliar ton emisi global per tahun, sebanyak 36% berasal dari pembakaran bahan bakar fosil, 27% sektor transportasi, 21% proses indusri, 15% rumah tangga, dan 1% sektor lain.

Konstruksi Kayu

Jika membaca komposisi emisi global, menghentikan pemakaian energi fosil setidaknya bisa mereduksi 63% emisi global, gabungan pembakaran minyak dan batu bara di pembangkit dan sektor transportasi. Gantinya adalah energi terbarukan yang lebih sedikit menghasilkan residu.

Membaca pernyataan Bill Gates memang terdengar benar, tapi hanya separuh kebenaran. Di konferensi iklim itu, pendiri Microsoft yang menjadi orang terkaya di bumi itu mengaku menginvestasikan uang sangat banyak di Climeworks, perusahaan teknologi yang menciptakan penangkap karbon (carbon capture). 

Dalam web mereka, Climeworks mengklaim alat penangkap karbon yang mereka ciptakan 1.000 kali lebih besar menyerap karbon dibanding pohon. Satu alat penangkap karbon mampu menyerap 4.000 ton karbon setara CO2 di lahan seluas 0,2 hektare atau 2.000 meter persegi.

Maka, dalam perspektif Gates, menanam pohon terlalu makan ongkos banyak jika manusia mampu menciptakan inovasi menangkap karbon yang lebih efektif untuk mencegah krisis iklim. Pernyataan Gates ini juga didukung studi MIT dan Climate Interactive yang menyatakan menanam 1 triliun pohon hanya mereduksi 0,150 Celsius pada 2100. 

Jika fungsi pohon hanya dihitung berdasarkan kemampuannya menyerap dan menyimpan karbon, peran satu pohon memang akan kalah dibanding alat penangkap karbon. Tapi, mereduksi emisi untuk mencegah krisis iklim tak semata urusan emisi karbon.

Sebuah pohon yang tumbuh dengan baik akan menjadi habitat bagi satwa liar. Pohon juga akan menyuburkan tanah. Krisis iklim tak semata karena emisi yang ada di udara atau atmosfer. Tanah, pohon, habitat, keanekaragaman hayati adalah unsur-unsur penting penyerap emisi. Jika dihitung secara keseluruhan, kemampuan pohon dengan aneka dampak berantainya bisa mereduksi emisi jauh lebih besar.

Ini sama dengan perhitungan nilai hutan per hektare. Studi IPB menunjukkan jika hutan hanya dihitung semata kayu, nilainya hanya Rp 400 per meter persegi per tahun. Namun, jika hutan dihitung sebagai ekosistem dalam agroforestri yang memasukkan jasa lingkungan, nilainya melonjak menjadi Rp 40.000 per meter persegi per tahun.

Selain berjualan alat penangkap karbon, Bill Gates juga mendirikan Breaktrough Energy yang mempromosikan energi terbarukan dan membiayai perusahaan teknologi rintisan yang menciptakan inovasi energi bersih.

Dengan bisnis-bisnisnya yang sekarang, dari kacamata Bill Gates, menanam pohon jadi tidak penting. Mengurangi emisi cukup membuat alat penangkap karbon seraya mereduksi sumber emisi yakni energi fosil. Jika dua ini berjalan, bagi Bill Gates, krisis iklim bisa diatasi. Mungkin benar, tapi bumi jadi kerontang.

Manusia tetap akan merana karena kekurangan oksigen dan kelaparan. Secara alamiah, melalui proses fotosintesis, pohon menyerap karbon untuk menghasilkan oksigen dan glukosa sebagai sumber makanan.

Dalam sebuah studi, satu pohon sonokeling (Dalbergia latifolia) setinggi 10 meter bisa menghasilkan oksigen 207,33 kilogram per hari. Sementara satu pohon akasia menghasilkan oksigen 143,33 kilogram sehari. Maka, satu pohon sonokeling sanggup menyuplai kebutuhan oksigen bagi 177-239 orang dan akasia 122-165 orang sehari. 

Krisis iklim adalah proses yang kompleks. Menanam pohon bukan satu-satunya cara mereduksi emisi. Ia akan menjadi kekuatan superpower jika bersatu dengan mahluk lain dalam proses alamiah planet bumi. Juga: karena penyebab krisis iklim adalah kebutuhan manusia, solusinya juga adalah mengerem kebutuhan agar bumi tak semakin merana.

Ikuti percakapan tentang fungsi menanam pohon di tautan ini

BERSAMA MELESTARIKAN BUMI

Ketika informasi makin marak, peristiwa-peristiwa tak lagi berjarak, jurnalisme kian penting untuk memberikan perspektif dan mendudukkan soal-soal. Forest Digest memproduksi berita dan analisis untuk memberikan perspektif di balik berita-berita tentang hutan dan lingkungan secara umum.

Redaksi bekerja secara voluntari karena sebagian besar adalah mahasiswa dan alumni Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB University yang bekerja di banyak profesi. Dengan visi "untuk bumi yang lestari" kami ingin mendorong pengelolaan hutan dan lingkungan yang adil dan berkelanjutan.

Dukung kami mewujudkan visi dan misi itu dengan berdonasi atau berlangganan melalui deposit Rp 50.000.




Redaksi

Topik :

Bagikan

Komentar



Artikel Lain