DALAM sejarah Nusantara, kayu jati (Tectona grandis Linn.f.) punya nilai penting secara ekonomi. Tak hanya berestetika, kayu jati punya kelas keawetan yang kuat dan multifungsi. Bisa menjadi produk furnitur, struktur konstruksi rumah dan bangunan, jembatan, kapal laut, dan bantalan rel kereta api.
Kini seni kerajinan juga memanfaatkan ranting, cabang, hingga bonggol akar jati untuk pelbagai seni kriya. Di era krisis iklim dan pemanasan global, kriya bonggol jati sekaligus punya peran mitigasi perubahan iklim.
Perkembangan industri kerajinan akar jati bisa menjadi pemantik alternatif upaya menjaga kelestarian hutan jati dari tekanan eksploitasi ilegal. Sebab perputaran ekonomi dari hasil nilai tambah produk seni kriya akar jati mengungkit pengurangan kemiskinan masyarakat desa-desa sekitar kawasan hutan jati. Saat pandemi Covid-19, nilai ekspor kriya jati melebihi konsumsi domestik.
Nilai ekonomi seni kriya akar jati juga bisa melampaui nilai produk batang kayu jati itu sendiri.
Dulu sisa tunggak bonggol akar tebangan pohon jati dibakar sesaat sebelum dimulainya rotasi tanaman berikutnya atau kadang di bongkar untuk dimanfaatkan sebagai kayu bakar. Melalui pemanfaatan untuk bahan baku seni kriya, masa simpan karbon biomassa menjadi lebih lama tidak segera teremisi ke udara. Sepanjang kayu tidak musnah, ia akan terus menyimpan karbon.
Berbagai hasil riset menyebutkan bahwa total simpanan karbon dalam biomassa pohon jati sekitar 13-19% yang terdistribusi di perakaran. Estimasi total simpanan emisi karbon di pohon jati berdasar allometrik pada usia 40 tahun, 71 tahun, 80 tahun berturut-turut adalah 390 kilogram per pohon, 957 kilogram, dan 1.025 kilogram. Semakin lama sebuah pohon berdiri, semakin lama pula simpanan karbonnya.
Apabila diasumsikan tunggak bonggol akar jati menyimpan minimal 9% dari total karbon pohon, bahan seni kriya akar jati yang diambil dari tebangan tegakan umur 80 tahun menyimpan karbon sebesar 92 kilogram. Apabila ada 127 pohon per hektare, bonggol jati berusia 80 tahun menyimpan 11,7 ton . Angka yang cukup besar apabila dibandingkan dengan jenis kayu lain yang diasumsikan teremisi pada saat pemanenan, karena tidak dimanfaatkan (teroksidadi secara alami) atau digunakan sebagai kayu bakar.
Seni kriya akar jati memiliki nilai estetik yang tinggi dan memiliki daya tarik tersendiri bagi para konsumen. Minat konsumen untuk membeli produk kerajinan akar jati dapat meningkatkan nilai tambah ekonomi bagi masyarakat pengrajin.
Berikut adalah ragam produk seni kriya akar jati yang umum dijumpai di pasar:
Meja dan kursi: meja berbahan akar jati menjadi pilihan menarik dan unik. Dari bentuk dan ukuran yang berbeda-beda, penggunaan meja dari akar jati membuat suasana ruangan berkesan natural dan nyaman. Selain itu, karena terbuat dari bahan kayu jati maka memiliki daya tahan yang cukup baik untuk penggunaan dalam waktu yang lama.
Patung: patung dari akar jati juga bisa menjadi pilihan hiasan yang menarik. Penggunaan teknik pengolahan yang tepat, sisa akar jati bisa diolah menjadi berbagai macam bentuk patung yang estetik.
Hiasan dinding: hiasan dinding berbahan akar jati dapat memberikan kesan alami dan klasik pada dekorasi rumah. Berbagai macam bentuk dan ukuran bisa dihasilkan dari kreasi pengolahan akar jati untuk membuat hiasan yang dapat menambah keindahan dinding.
Pot tanaman: pot tanaman dari akar jati bisa menjadi pilihan hiasan tanaman yang unik. Bentuk dan tekstur yang tidak teratur dari akar jati dapat menambah keindahan pada tanaman yang diletakkan di dalamnya.
Lampu: lampu dari akar jati bisa dijadikan pilihan hiasan yang unik dan menarik. Cara pembuatan yang kreatif dan artistik, akar jati dapat diolah menjadi lampu gantung, dan lampu meja.
Aksesoris: akar jati juga bisa dijadikan sebagai bahan pernak-pernik aksesoris seperti kalung, gelang, cincin, dan berbagai pajangan miniatur. Bentuk yang tidak teratur dan tekstur yang unik dari akar jati membuat aksesoris dari bahan ini memiliki daya tarik yang khas.
Hiasan: selain ragam jenis kerajinan di atas, akar jati juga bisa diolah menjadi pernak-pernik hiasan seperti pajangan dan patung miniatur. Kreativitas dan teknik pengolahan yang tepat dapat menghasilkan produk yang menarik dan bernilai tinggi.
Dalam mempromosikan kriya akar jati, penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang upaya menjaga kelestarian hutan jati. Pemerintah juga dapat mendorong lompatan industri kreatif seni kriya akar jati melalui pelbagai pelatihan. Ini sebagai upaya untuk meningkatkan skil dan kapasitas para pengrajin agar menghasilkan kreasi produk yang semakin beragam dan berkarakter disertai nilai tambah ekonomi yang lebih tinggi, serta pemasaran dengan jangkauan yang lebih luas.
Ikuti percakapan tentang pemanasan global di tautan ini
BERSAMA MELESTARIKAN BUMI
Ketika informasi makin marak, peristiwa-peristiwa tak lagi berjarak, jurnalisme kian penting untuk memberikan perspektif dan mendudukkan soal-soal. Forest Digest memproduksi berita dan analisis untuk memberikan perspektif di balik berita-berita tentang hutan dan lingkungan secara umum.
Redaksi bekerja secara voluntari karena sebagian besar adalah mahasiswa dan alumni Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB University yang bekerja di banyak profesi. Dengan visi "untuk bumi yang lestari" kami ingin mendorong pengelolaan hutan dan lingkungan yang adil dan berkelanjutan.
Dukung kami mewujudkan visi dan misi itu dengan berdonasi atau berlangganan melalui deposit Rp 50.000.
Peneliti Ahli Utama bidang manajemen hutan dan jasa lingkungan pada Pusat Riset Ekologi dan Etnobiologi, Badan Riset dan inovasi Nasional (BRIN)
Peneliti Ahli Madya dengan kepakaran silvikultur pada Pusat Riset Ekologi dan Etnobiologi, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)
Topik :