Untuk bumi yang lestari

Kabar Baru| 16 Oktober 2023

Tumbuhan dan Fungi yang Belum Teridentifikasi Segera Punah

Ada 100.000 spesies tumbuhan yang belum kita ketahui. Sebanyak 77% di antaranya terancam punah.

Jamur tudung pengantin, jamur khas hutan tropis bercurah hujan tinggi (foto: treehugger.com)

LEBIH dari 1 juta tumbuhan dan hewan berada dalam ancaman kepunahan, demikian laporan IPBES pada 2019. Tapi, seringkali yang menjadi perhatian hanya hewan. Kita melupakan keberadaan tumbuhan dan fungi. Padahal, mereka memainkan peran penting dalam kehidupan kita. Mulai dari sumber nutrisi hingga obat-obatan.

Menurut laporan dari Royal Botanical Garden, Kew, banyak spesies tumbuhan dan fungi yang akan punah. Sebagian besar spesies terancam punah itu belum kita tahu.

Konstruksi Kayu

Para ilmuwan mencoba memperkirakan risiko kepunahan dari hampir 400.000 tumbuhan berbunga yang telah terdokumentasikan. Mereka memperkirakan 45% berpotensi terancam punah di Hawai, Madagaskar, Kalimantan, dan Filipina.

Di luar spesies yang terdokumentasikan, ada juga spesies tumbuhan yang masih belum diketahui. Dalam sebuah studi di jurnal New Phytologist, ada sekitar 100.000 spesies tumbuhan yang belum kita tahu dan identifikasi lebih lanjut. Namun, hasil analisis menunjukkan 77% di antaranya terancam punah. Artinya 3 dari 4 spesies tumbuhan yang belum teridentifikasi ada dalam ancaman kepunahan.

Dengan laju ilmu pengetahuan saat ini, dibutuhkan paling cepat 40 tahun bagi ilmuwan untuk mendeskripsikan semua spesies tumbuhan tersebut. Dari data itu, para ilmuwan memperkirakan akan banyak spesies tumbuhan yang punah sebelum mereka ditemukan dan dideskripsikan.

Dalam laporan Royal Botanical Garden, Kew, mereka juga mengidentifikasi 32 titik buta keanekaragaman hayati tumbuhan. Kolombia dan Papua Nugini menjadi dua besar wilayah yang masih menyimpan banyak flora dan fauna belum teridentifikasi.

Juga fungi. Manusia baru bisa mengidentifikasi 115.000 spesies jamur secara ilmiah. Namun, ilmuwan memperkirakan jika di bumi ini dihuni 2-3 juta spesies jamur. Itu artinya, lebih dari 90% spesies jamur belum diketahui dan memiliki nama ilmiah. Butuh 750-1.000 tahun untuk mendeskripsikan semua spesies itu.

Bahkan dari spesies yang telah teridentifikasi, hanya 0,4% yang telah dinilai tingkat konservasinya. Padahal, lebih dari setengah spesies fungi terancam oleh kepunahan. Ribuan spesies fungi tersebut berpotensi lenyap sebelum mereka diidentifikasi dan dideskripsikan.

Jika melihat dari semua kerajaan, kita baru mengetahui 20% spesies yang hidup di bumi ini. Masih 80% spesies yang belum kita ketahui dan 15-59% di antaranya berada dalam jurang kepunahan. Dan kebanyakan penyebabnya adalah ulah manusia yang telah mempengaruhi ekosistem daratan dan lautan.

Tak heran, jika para peneliti berusaha mendeskripsikan sebanyak mungkin spesies sebelum mereka menemui ajalnya. Sebanyak 200 ilmuwan dari 30 negara telah berhasil menyusun katalog tumbuhan pertama yang berisi informasi dari 350.386 spesies tumbuhan di seluruh dunia. Mulai dari deskripsi, persebaran, hingga ancamannya. Membuat kita lebih mengenal lebih detail soal spesies tumbuhan di dunia.

Kenapa kita harus mengetahuinya? “Nenek moyang kita memanfaatkan banyak hal dari alam, khususnya tumbuhan. Mereka perlu tahu tumbuhan dan jamur apa yang dapat menjaga kelangsungan hidup mereka, untuk makan, untuk obat, dan untuk hal lainnya. Dengan mengetahuinya, mereka bisa menjaga kelangsungan hidup mereka.” ucap Alexandre Antonelli, direktur ilmu pengetahuan di Royal Botanical Garden, Kew.

Dengan mengetahui lebih detail setiap spesies tumbuhan, kita bisa memprioritaskan wilayah mana yang perlu dilindungi dan upaya perlindungan apa yang perlu dilakukan. Ditambah, saat ini PBB mendorong komitmen untuk melindungi 30% habitat alami di Bumi ini. Jangan sampai 30% habitat alami yang kita lindungi, justru habitat dengan keanekaragaman hayati yang rendah dan sebenarnya tidak prioritas untuk dilindungi.

Ikuti percakapan tentang keanekaragaman hayati di tautan ini

BERSAMA MELESTARIKAN BUMI

Ketika informasi makin marak, peristiwa-peristiwa tak lagi berjarak, jurnalisme kian penting untuk memberikan perspektif dan mendudukkan soal-soal. Forest Digest memproduksi berita dan analisis untuk memberikan perspektif di balik berita-berita tentang hutan dan lingkungan secara umum.

Redaksi bekerja secara voluntari karena sebagian besar adalah mahasiswa dan alumni Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB University yang bekerja di banyak profesi. Dengan visi "untuk bumi yang lestari" kami ingin mendorong pengelolaan hutan dan lingkungan yang adil dan berkelanjutan.

Dukung kami mewujudkan visi dan misi itu dengan berdonasi atau berlangganan melalui deposit Rp 50.000.




Alumnus Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB

Topik :

Bagikan

Komentar



Artikel Lain