KUPU-KUPU berasal dari famili Lepidoptera yang berperan sebagai serangga penyerbuk (pollinator) yang memiliki keanekaragaman cukup besar di Indonesia. Selain sebagai penyerbuk, kupu-kupu juga memiliki peran yang penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem, yakni sebagai organisme bioindikator ekologis bagi lingkungan.
Keanekaragaman dan populasi kupu-kupu akan mengalami perubahan kuantitas dan sebarannya apabila terjadi perubahan iklim di lingkungan sekitarnya. Hal ini menandakan bahwa kupu-kupu merupakan salah satu serangga yang sensitif terhadap perubahan lingkungan atau habitat serta perubahan iklim.
Indonesia memiliki jumlah spesies kupu-kupu sebanyak 2.000-2.500 spesies dari 17.500 spesies di dunia. Kupu-kupu banyak ditemui di daerah tropis dengan keadaan alam yang masih terjaga dan dapat digunakan sebagai habitat yang cocok bagi perkembangan hidupnya.
Salah satu kawasan yang banyak dijumpai berbagai macam spesies kupu-kupu adalah kawasan konservasi ilmiah Kebun Raya Purwodadi di Pasuruan, Jawa Timur. Di sini kupu-kupu menjadi agen penyerbuk di saat tanaman-tanaman koleksi yang dikonservasi di Kebun Raya Purwodadi sedang berbunga.
Salah satu tanaman yang berbunga dan menjadi koleksi tanaman yang termasuk dalam kategori terancam kepunahan adalah pohon cendana (Santalum album L). Cendana merupakan tanaman endemik dari Timor yang banyak dimanfaatkan sebagai minyak maupun sebagai tanaman obat.
Kebun Raya Purwodadi memiliki koleksi tanaman Cendana yang dikonservasi dan ditanam di lingkungan Taman Meksiko. Hal ini disesuaikan dengan habitat tanaman cendana yang memerlukan lingkungan tumbuh dengan pencahayaan penuh dan tidak ternaungi.
Namun demikian, di dalam pertumbuhan dan perkembangannya tanaman cendana memerlukan tumbuhan inang sebagai agen parasit karena tergolong dalam kategori tumbuhan semiparasit. Sehingga di sekitar tanaman koleksi Cendana di Kebun Raya Purwodadi banyak dijumpai tanaman liar yang sengaja tidak disiangi untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan tanaman cendana.
Tanaman cendana di Kebun Raya Purwodadi berbunga dan berbuah sebanyak dua kali dalam setahun dan biasanya akan mengalami musim panen buah tertinggi menjelang akhir tahun, yaitu di bulan Oktober hingga Desember. Selama periode berbunga dan berbuah tersebut, ada beberapa spesies serangga yang mengunjungi koleksi tanaman cendana. Spesies serangga tersebut berperan sebagai visitor (serangga pengunjung) maupun pollinator (serangga penyerbuk).
Di antara spesies-spesies serangga tersebut, salah satu spesies serangga yang sering mengunjungi tanaman koleksi cendana adalah dari kelompok kupu-kupu.
Berdasarkan riset tahun 2023, sebagian besar kupu-kupu yang mendatangi tanaman Cendana berperan sebagai penyerbuk karena sering dijumpai saat cendana mengalami full blooming. Warna bunganya yang merah hati dan tersusun secara bergerombol menarik perhatian serangga penyerbuk, di antaranya kupu-kupu, untuk hinggap dan menghisap nektar dari bunga. Terkadang spesies kupu-kupu tertentu akan berpindah-pindah dari satu bunga ke bunga lainnya untuk menghisap dan memindahkan nektar bunga sebagai bagian proses penyerbukan.
Di saat Cendana berbuah, frekuensi kunjungan kupu-kupu mulai berkurang dan biasanya mereka hanya hinggap sebentar di daun untuk beristirahat.
Beberapa spesies kupu-kupu yang banyak dijumpai sebagai penyerbuk selama cendana di Kebun Raya Purwodadi berbunga dan berbuah di antaranya Eurema hecabe, Jamides celeno, Junonia iphita, Junonia hedonia, Junonia atlites, Phalanta phalanta, Catopsilia pyranthe, Catopsilia Pomona, Rapala mannea, Papilio demoleus, Tajuria sp. dan masih banyak lagi yang lainnya.
Kupu-kupu dari spesies Phalanta phalanta, Eurema hecabe, Tajuria sp. dan Jamides celeno merupakan contoh spesies kupu-kupu yang frekuensi kunjungannya paling sering mengunjungi tanaman cendana di Kebun Raya Purwodadi dari beberapa sampel spesimen tanaman cendana yang kami amati. Bahkan Phalanta phalanta selalu datang berkunjung meskipun kondisi tanaman cendana sedang berbuah. Species tersebut hanya hinggap di daun untuk beberapa saat (sekitar 2-3 menit) untuk beristirahat sambal mengepakkan sayapnya.
Kelompok dari kupu-kupu Tajuria sp. dan Rapala sp. memiliki keanekaragaman spesies yang cukup besar terutama pada warna sayap bagian dalam, sehingga saat melakukan observasi benar-benar harus detail dan memastikan bahwa kupu-kupu yang hinggap adalah spesies kupu-kupu yang berbeda.
Mengingat banyaknya keanekaragaman kupu-kupu yang hinggap dan menjadi penyerbuk bagi cendana di Kebun Raya Purwodadi menjadi salah satu faktor keberhasilan reproduksi bagi cendana yang tergolong dalam kategori tumbuhan terancam kepunahan dengan status konservasi vulnerable (rawan) dalam daftar merah IUCN. Selain itu, dengan masih banyaknya keanekaragaman kupu-kupu menandakan kualitas lingkungan Kebun Raya Purwodadi dan sekitarnya masih terjaga dengan baik.
BERSAMA MELESTARIKAN BUMI
Ketika informasi makin marak, peristiwa-peristiwa tak lagi berjarak, jurnalisme kian penting untuk memberikan perspektif dan mendudukkan soal-soal. Forest Digest memproduksi berita dan analisis untuk memberikan perspektif di balik berita-berita tentang hutan dan lingkungan secara umum.
Redaksi bekerja secara voluntari karena sebagian besar adalah mahasiswa dan alumni Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB University yang bekerja di banyak profesi. Dengan visi "untuk bumi yang lestari" kami ingin mendorong pengelolaan hutan dan lingkungan yang adil dan berkelanjutan.
Dukung kami mewujudkan visi dan misi itu dengan berdonasi atau berlangganan melalui deposit Rp 50.000.
Peneliti Pusat Riset Konservasi Tumbuhan, Kebun Raya, dan Kehutanan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)
Peneliti Pusat Riset Konservasi Tumbuhan, Kebun Raya, dan Kehutanan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)
Peneliti Pusat Riset Konservasi Tumbuhan, Kebun Raya, dan Kehutanan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)
Topik :