KITA sering melihat pucuk merah sebagai tanaman hias di taman rumah atau pagar pinggir jalan. Nama Latin pucuk merah adalah Syzygium myrtifolium Walp. Pucuk merah termasuk ke dalam keluarga suku jambu-jambuan (Myrtaceae). Tanaman ini berkerabat dalam satu marga (Syzygium) dengan jambu Semarang (Syzygium samarangense), jambu darsono atau jambu bol (S. malaccense), jambu air (S. aqueum), juwet (S. cumini), dan cengkeh (S. aromaticum).
Umumnya kelompok marga Syzygium dimanfaatkan dan dikenal sebagai tanaman penghasil buah, bahan baku obat dan minyak asiri. Untuk jenis penghasil buah antara lain telah dikenal secara luas jambu semarang (Syzygium samarangense), jambu air (Syzygium aqueum), kopo atau kupa (Syzygium polycephallum) dan jambu darsono atau jambu bol (Syzygium malaccense). Sebagai penghasil bahan baku obat dan minyak asiri beberapa Syzygium yang telah dikenal sebagai tanaman komoditas adalah cengkeh (Syzygium aromaticum), salam (Syzygium polyanthum), dan juwet atau jamblang (Syzygium cumini).
Meskipun memiliki jumlah jenis yang sangat banyak (sekitar 1.200 spesies Syzygium), masih sangat sedikit jenis-jenisnya yang telah dimanfaatkan secara luas sebagai tanaman komoditas oleh masyarakat. Baru sebagian kecil saja yang telah dikembangkan dan memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat. Untuk pemanfaatan sebagai tanaman hias, kehadiran daun pucuk merah (Syzygium myrtifolium) merupakan suatu fenomena yang sangat menarik. Kehadiran dan pemanfaatannya secara luas menunjukkan bahwa jenis ini diterima oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan tanaman hias.
Pucuk merah kini telah banyak ditanam orang sebagai tanaman yang menambah keindahan dan keasrian taman. Perawakannya yang tidak besar, menjadikan tanaman ini mudah untuk dirawat sehingga banyak dimanfaatkan orang. Daya tarik dari tanaman ini adalah pucuk daun mudanya yang berwarna merah. Apalagi jika ditanam di area yang terbuka dengan sinar matahari penuh, maka warna merah pucuknya semakin mencolok.
Perawakannya yang tidak besar menyebabkan tanaman hias ini mudah untuk dibentuk tajuknya (topiary) sehingga bentuk tajuknya dapat disesuaikan dengan keinginan dan konsep taman yang akan dibuat. Saat ini keberadaannya telah banyak menghiasi taman-taman di perkantoran, sekolah, perumahan, pengarah jalan, tepi jalan dan lain sebagainya.
Karakter tanaman pucuk merah yang dapat diamati antara lain daunnya selalu tersusun berhadapan (oposite) dan jika daunnya diremas akan tercium aroma kelat/sepat yang khas untuk keluarga jambu-jambuan. Ciri lainnya adalah bunganya memiliki benang sari yang banyak sehingga pada saat musim berbunga akan menambah cantik tampilan tanaman ini.
Perawatan tanaman pucuk merah tidak terlalu sulit. Pada saat awal penanaman bibit, yang perlu diperhatikan adalah kondisi tanah tempat tanam serta penyiraman untuk menjaga kelembaban akarnya.
Pada umumnya, ukuran lubang tanam akan dipersiapkan sesuai dengan ukuran bibit dan selanjutnya ditambahkan dan dicampur dengan kompos, pupuk kandang, tanah gembur, ataupun sekam bakar ke dalam lubang tanah yang telah disiapkan. Biarkan selama 1-2 hari sebelum bibit ditanam. Selanjutnya bibit ditanam dan disiram secara teratur. Penyiraman sebaiknya sesuai kebutuhan saja, karena tanaman ini tidak terlalu menyukai banyak air.
Di balik kecantikan tanaman ini sebagai tanaman hias, keberadaannya sangat bermanfaat bagi manusia dan alam di sekitarnya. Tidak hanya mempercantik taman, pucuk merah memberikan jasa lingkungan yang luar biasa. Tidak hanya tajuknya yang mampu menahan terik matahari, pucuk merah memberikan oksigen melalui proses fotosintesis.
Pada saat musim berbunga, jika dilihat dari kejauhan tajuk pucuk merah seolah berubah warna menjadi agak keputihan. Hal ini karena tertutup oleh lebatnya bunga yang bermekaran. Kuntum bunga pucuk merah berukuran kecil (diameter 4-5 mm) berwarna putih dan tersusun dalam tangkai perbungaan.
Dalam satu tangkai perbungaan dengan panjang 3,5-8 sentimeter dapat mendukung sebanyak 5-24 kuntum bunga. Bunganya memiliki benang sari yang banyak dan berwarna putih. Inilah yang menyebabkan tajuknya menjadi terlihat keputihan pada saat musim berbunga.
Ada istilah "rambutnya beruban karena kelamaan berdiri di bawah bunga jambu", menggambarkan begitu banyaknya benang sari bunga Syzygium saat berbunga.
Pada saat berbunga, pucuk merah memberikan jasa lingkungan lain, yakni menyediakan pakan berupa nektar bunga bagi para serangga pengunjung bunga. Tercatat sebanyak dua belas serangga yang mengunjungi bunga pucuk merah, di antaranya jenis-jenis lebah, kupu-kupu dan lalat. Kelompok lebah dalam hal ini adalah lebah madu (Apis mellifera, Apis cerana, dan Trigona sp) adalah serangga yang paling banyak mengunjungi bunga Syzygium myrtifolium.
Lebah madu (Apis mellifera) menghasilkan madu untuk manfaat bagi manusia; demikian juga lebah klanceng (Trigona sp.) yang juga menghasilkan madu klanceng yang bermanfaat bagi manusia. Kelompok kupu-kupu yang sering mengunjungi pucuk merah antara lain Telicota colon, Euploea core, Hypolimnas bolina, Rapala pheretima, Dysphania sagana, Eurema hecabe, dan Amata trigonophora.
Adapun jenis lalat yang sering mengunjungi adalah Lucilia caesar (lalat hijau botol) dan Chrysomya megacephala (lalat biru oriental).
Pada saat mereka mencari nektar bunga, gerakan lebah membantu mempertemukan serbuk sari ke kepala putik untuk terjadinya penyerbukan. Proses penyerbukan adalah awal bagi pucuk merah menghasilkan buah dan biji sebagai strategi memperbanyak diri secara generatif. Sebuah hubungan simbiotik yang harmonis ditunjukkan oleh sebuah peristiwa penyerbukan bunga pucuk merah.
Buah masak akan terbentuk setelah sekitar 114 hari sejak munculnya kuncup bunga. Sementara tahap bunga mekar sempurna untuk siap diserbuki oleh serangga hanya berlangsung sekitar 2-4 hari.
Kehadiran buahnya yang berbentuk bulat berwarna ungu kehitaman akan menarik satwa pemakan buah. Burung kutilang (Pycnonotus aurigaster) biasanya menjadi pemakan buah pucuk merah yang telah matang. Secara alami burung ini berperan membantu penyebaran biji pucuk merah sebagai imbalan dia memakan buah pucuk merah yang telah masak pohon.
Dari fenomena ini, ada satu hal yang menarik tentang peran pucuk merah dalam kehidupan manusia. Kehadirannya tidak semata-mata untuk memenuhi keinginan manusia dalam mempercantik taman, juga memberikan jasa dan imbalan kepada serangga dan burung.
Pucuk merah juga mengandung senyawa yang bermanfaat antara lain alkaloid, triterpenoid, steroid, fenolat, flavonoid dan saponin; senyawa-senyawa tersebut berpotensi sebagai bahan obat yang berfungsi sebagai antioksidan, antibakteri, antijamur, antivirus, antidiabetik, antihipertensi, dan efek hipoglikemik.
Fungsi pucuk merah ini belum banyak diketahui dan dimanfaatkan oleh masyarakat dan masih perlu penelitian-penelitian lebih lanjut agar dapat diungkapkan lebih detail untuk dosis serta cara pemanfaatan yang paling tepat.
Ikuti percakapan tentang antioksidan di tautan ini
BERSAMA MELESTARIKAN BUMI
Ketika informasi makin marak, peristiwa-peristiwa tak lagi berjarak, jurnalisme kian penting untuk memberikan perspektif dan mendudukkan soal-soal. Forest Digest memproduksi berita dan analisis untuk memberikan perspektif di balik berita-berita tentang hutan dan lingkungan secara umum.
Redaksi bekerja secara voluntari karena sebagian besar adalah mahasiswa dan alumni Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB University yang bekerja di banyak profesi. Dengan visi "untuk bumi yang lestari" kami ingin mendorong pengelolaan hutan dan lingkungan yang adil dan berkelanjutan.
Dukung kami mewujudkan visi dan misi itu dengan berdonasi atau berlangganan melalui deposit Rp 50.000.
Peneliti Pusat Riset Konservasi Tumbuhan, Kebun Raya dan Kehutanan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)
Peneliti Pusat Riset Konservasi Tumbuhan, Kebun Raya, dan Kehutanan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)
Topik :