Untuk bumi yang lestari

Kabar Baru| 16 Maret 2024

Tanaman Pakan Lebah Madu Tahan Hujan

Pakan menjadi penentu keberhasilan budi daya lebah madu. Ada tanaman tahan hujan.

Lebah sedang menyesap nektar di Ottawa, Kanada. Ia adalah jantung bumi (Foto: Wiene Andriyana)

PENENTU keberhasilan budi daya lebah adalah kelimpahan tanaman yang menjadi sumber pakan. Semua jenis tanaman berbunga yang mengandung nektar sebagai bahan madu, polen, dan propolis adalah sumber pakan lebah yang menentukan kualitas dan kuantitas madu.

Lebah memakai nektar sebagai sumber energi dalam mempertahankan suhu tubuh dan bahan baku pembuatan madu. Lebah menyukai polen karena kandungan proteinnya.

Konstruksi Kayu

Saat ini ada tiga jenis lebah yang dapat dibudidayakan, yakni Apis mellifera, Apis cerana, dan Trigona sp. Lebah A. mellifera dikenal di kalangan peternak lebah madu sebagai lebah Eropa atau Australia. Faktanya, secara evolusi lebah ini berasal dari Afrika tengah. Sifatnya yang tidak agresif, produktif, mudah dalam perawatan, dan tidak mudah kabur (absconding) menjadikan lebah ini diminati oleh banyak peternak.

Produksi madu A. mellifera bisa lebih banyak daripada A. cerana, dengan produksi mencapai 25-30 kilogram per koloni. Ukuran A. mellifera lebih besar daripada A. cerana, sekitar 1,25 kali. Sedangkan jenis Trigona sp., merupakan jenis lebah tidak bersengat yang saat ini juga sudah banyak dibudidayakan oleh masyarakat.

Secara alami, makanan lebah adalah nektar dan polen. Nektar merupakan cairan manis yang dikeluarkan oleh tanaman, baik pada bunga atau bagian tanaman lain. Keduanya merupakan senyawa kompleks yang dihasilkan oleh kelenjar “Necterifier”, berbentuk larutan dengan konsentrasi yang bervariasi. Konsentrasi gula nektar bervariasi, mulai 5% hingga 70%, tergantung keadaan iklim, jenis tanaman, serta faktor lainnya. 

Nektar bisa berasal dari bunga (floral) ataupun berasal dari bagian tanaman selain bunga (ekstrafloral). Fungsi nektar sebagai sumber karbohidrat, sumber air, sumber vitamin dan sumber mineral. Nektar tak lain pakan lebah yang akan disimpan oleh lebah dalam bentuk madu.

Sedangkan polen adalah tepungsari dari bunga yang merupakan sel kelamin jantan tumbuhan. Satu koloni lebah madu akan membutuhkan sekitar 50 kilogram polen setiap tahun dan sekitar separuhnya akan digunakan sebagai makanan larva. Fungsi polen sebagai sumber protein (untuk kesehatan tubuh lebah/pertumbuhan anakan), sumber vitamin dan mineral. Polen akan disimpan oleh lebah madu di sarangnya dalam bentuk bee pollen.

Studi Pribadi dan Purnomo (2013) menunjukkan potensi nektar sebagai pakan sekaligus bahan baku utama madu di hutan tanaman A. crassicarpa mencapai 42 liter pada tanaman usia 1 tahun dan 72 liter untuk tanaman 4 tahun. Sebanyak 2.000 tanaman kopi (Coffea sp.) bisa menghasilkan nektar sebanyak 36,29 liter per hektare per hari. Jumlah ini bisa mencukupi kebutuhan nektar bagi 250 stup lebah madu (Saepudin, Fuah, and Abdullah 2011).

Tanaman kaliandra (Caliandra calothyrsus), menghasilkan nektar lebih dari 100 liter per hari di lahan satu hektar. Di Sumatera Barat, khususnya Padang Pariaman, kelapa dan pinang menjadi sumber nektar dan polen yang berkelanjutan bagi lebah madu, karena pembungaannya sepanjang tahun, sementara tanaman jagung hanya menyediakan pakan bagi lebah madu selama masa pertumbuhannya saja (Jasmi et al. 2021).

Curah hujan akan menyapu nektar pada tanaman dan hilang bersama dengan air hujan, sehingga ketersediaan nektar bagi lebah madu menjadi minim. Selain itu pada kondisi hujan, lebah pekerja tidak bisa melakukan tugasnya dan hanya berdiam di sarang lebah (stup).

Setidaknya ada enam jenis tanaman prospektif sebagai sumber pakan lebah di musim penghujan. Keenam jenis tanaman tersebut adalah Dombeya sp., tongkeng sayur (Telosma cordata), pisang (Musa sp.), singkong karet (Manihot glaziovii), cucak rowo (Pedilanthus  bracteatus), bunga markisa (Passiflora edulis). Keenam tanaman ini memiliki morfologi khas yang mampu melindungi nektar dan polennya pada saat musim hujan, selain itu juga cepat dan mudah tumbuh, serta mudah didapatkan di lingkungan sekitar, materi vegetasi maupun generatifnya untuk bibit tanaman. 

Apis mellifera merupakan polinator yang penting bagi jenis Dombeya wallichii. Rata-rata kunjungan lebah ke tanaman ini 4,2 ke bunga dalam semenit dengan durasi setiap kunjungan 9,2 detik per bunga (Puentes et al. 2019). Juga pisang (Musa paradisiacal). Bunga pisang yang terlindungi oleh kulit jantung serta daun, menjadikan nektar pada bunganya terhindar dari pencucian oleh air hujan.

Sekresi nektar ditemukan di bagian dasar bunga jantan dan betina untuk seluruh spesies Manihot sp. Posisi nektar yang berada di bagian dasar bunga menjadi terlindungi dari air hujan yang turun. 

Pedilanthus sp. atau yang lebih dikenal dengan cucak rowo dan tongkang sayur (Telosma  cordata) sudah dikenal oleh para peternak sebagai sumber pakan lebah. Selain mudah tumbuh, kedua jenis tanaman ini juga tak mengenal musim memproduksi nektar. Sedangkan bunga jenis Passiflora sp. bersifat soliter dan menghasilkan nektar anular tunggal pada dasar mahkota bunga. Nektarnya tersembunyi dalam ruang yang tertutup oleh operkulum (García and Gottsberger 2009).

Apis mellifera merupakan jenis polinator yang banyak mengambil nektar dan polen dari tanaman jenis Passiflora edulis forma flavicarpa, sekitar 36,4% dari keseluruhan polinator (Yamamoto et al. 2012). Volume nektar pada bunga P. edulis meningkat selama periode diurnal bunga mekar, turun setelah jam 6 sore, dengan konsentrasi nektar yang konstan selama bunga mekar (Varassin et al. 2012).

Ikuti percakapan tentang lebah di tautan ini

BERSAMA MELESTARIKAN BUMI

Ketika informasi makin marak, peristiwa-peristiwa tak lagi berjarak, jurnalisme kian penting untuk memberikan perspektif dan mendudukkan soal-soal. Forest Digest memproduksi berita dan analisis untuk memberikan perspektif di balik berita-berita tentang hutan dan lingkungan secara umum.

Redaksi bekerja secara voluntari karena sebagian besar adalah mahasiswa dan alumni Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB University yang bekerja di banyak profesi. Dengan visi "untuk bumi yang lestari" kami ingin mendorong pengelolaan hutan dan lingkungan yang adil dan berkelanjutan.

Dukung kami mewujudkan visi dan misi itu dengan berdonasi atau berlangganan melalui deposit Rp 50.000.




Peneliti madya Pusat Riset Ekologi dan Etnobiologi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN

Topik :

Bagikan

Komentar



Artikel Lain