DUA pertiga bumi ini adalah laut. Karena itu laut berperan vital menopang kehidupan bumi. Pada 2022, dalam Konferensi Iklim COP15, para pemimpin dunia sepakat dan berkomitmen mewujudkan 30% konservasi laut pada 2030.
Menurut World Database of Protected Areas, wilayah laut yang terlindungi saat ini seluas 29.028.224 kilometer persegi atau 8,01% dari total lautan. Dalam kurun empat tahun, luas konservasi laut hanya bertambah 0,1%. Artinya, jika kita hendak mengkonservasi laut seluas 30% seperti kesepakatan COP15, waktu yang dibutuhkan untuk mencapainya 8 abad. Itu pun dengan catatan, wilayah laut yang sudah dikonservasi tak rusak lagi.
Satu dekade lalu, kurang dari 1% lautan yang terlindungi. Pada Our Ocean di 2016, para pemimpin dunia segera mengumumkan perlindungan terhadap beberapa laut ikonik di dunia, mulai dari yang ada di Kepulauan Hawaii hingga Kepulauan Galapagos. Hasilnya, pada akhir tahun itu, luas laut yang terlindungi bertambang menjadi 5%.
Pencapaian itu mendorong para pemimpin dunia membuat janji lebih ambisius. Dari 10% pada 2020, menjadi 30% pada 2030.
Pada September 2022, 76 negara dan Uni Eropa menandatangani perjanjian melindungi laut lepas. Laut lepas adalah wilayah laut di luar batas negara, yang secara historis tidak diatur dan dilindungi oleh siapapun. Secara global, 2/3 lautan adalah laut lepas. Dari jumlah itu hanya sekitar 1% laut lepas yang punya status dilindungi.
Indonesia memiliki 284.000 km2 wilayah laut yang dilindungi. Pada akhir 2030, pemerintah berencana meningkatkannya menjadi 325.000 km2 atau 10% dari total wilayah laut Indonesia. Bahkan di 2045, pemerintah berencana untuk melipatgandakannya hingga tiga kali lipat menjadi 975.000 km2.
Hanya sekitar 25% kawasan konservasi perairan di Indonesia yang efektif dalam melestarikan stok ikan dan keanekaragaman hayati, serta memberikan manfaat yang adil bagi masyarakat sekitar, menurut Mongabay, situs berita lingkungan.
Dalam perlindungan laut, Indonesia dikaruniai kearifan lokal masyarakat adat. Sebut saja Sasi Laut di Indonesia bagian Timur, seperti Papua dan Maluku. Penduduk di sana menetapkan wilayah laut yang tidak boleh diambil hasilnya dalam kurun waktu tertentu dan menetapkan ukuran hasil laut yang boleh diambil. Atau seperti konsep bank ikan di Wakatobi yang melarang penangkapan ikan di wilayah-wilayah tertentu dalam satu musim.
Ikuti percakapan tentang konservasi laut di tautan ini
BERSAMA MELESTARIKAN BUMI
Ketika informasi makin marak, peristiwa-peristiwa tak lagi berjarak, jurnalisme kian penting untuk memberikan perspektif dan mendudukkan soal-soal. Forest Digest memproduksi berita dan analisis untuk memberikan perspektif di balik berita-berita tentang hutan dan lingkungan secara umum.
Redaksi bekerja secara voluntari karena sebagian besar adalah mahasiswa dan alumni Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB University yang bekerja di banyak profesi. Dengan visi "untuk bumi yang lestari" kami ingin mendorong pengelolaan hutan dan lingkungan yang adil dan berkelanjutan.
Dukung kami mewujudkan visi dan misi itu dengan berdonasi atau berlangganan melalui deposit Rp 50.000.
Alumnus Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB
Topik :