Kabar Baru| 21 Agustus 2024
Kehilangan Karbon Akibat Degradasi Hutan Lebih Banyak Dibanding Deforestasi
DEGRADASI hutan akibat membangun jalan, penebangan selektif dan kebakaran memiliki dampak lebih besar terhadap kehilangan stok karbon hutan dibanding deforestasi. Menurut sebuah studi, degradasi hutan mengurangi cadangan karbon hutan hingga 5 kali lebih banyak dibanding deforestasi.
Apa bedanya degradasi dan deforestasi? Jika mengacu pada P.14/2004, deforestasi dan degradasi menggambarkan tingkat kerusakan hutan. Deforestasi adalah kerusakan hutan jika sisa tutupan tajuk pohon tersisa kurang dari 30%. Sedangkan degradasi hutan adalah kerusakan hutan jika tutupan tajuk tersisa masih di atas 30%.
Sedangkan menurut IUCN, deforestasi terjadi ketika hutan dikonversi menjadi penggunaan non-hutan, seperti pertanian dan pembangunan pemukiman. Sedangkan degradasi hutan terjadi ketika ekosistem hutan kehilangan kapasitasnya untuk menyediakan jasa penting bagi manusia dan alam. Singkatnya deforestasi adalah hilangnya kuantitas hutan secara masif. Degradasi adalah penurunan kualitas hutan secara bertahap.
Sejauh ini, dampak deforestasi terhadap kehilangan karbon telah diteliti secara menyeluruh dan lebih detail. Sedangkan dampak degradasi lahan terhadap kehilangan karbon belum dipahami dengan baik dan sulit diukur secara akurat.
Laporan negara-negara di dunia terhadap perubahan hutan juga sebagian besar hanya mencantumkan deforestasi. Karena deforestasi lebih mudah dilihat dan dikuantifikasikan. Namun, studi ini menunjukkan bahwa mengkuantifikasi degradasi tak kalah pentingnya.
Untuk mengukur dampak degradasi, peneliti dari studi ini menganalisis dan membandingkan data dari 2016 dan 2018 di sebagian daerah di hutan Amazon yang dikenal sebagai Arc of Deforestation di Brazil. Wilayah tersebut seluas 48.280 hektare dan para peneliti membaginya menjadi 99 transek. Kemudian mereka menggunakan LiDAR, teknologi sensor yang dapat membaca objek dalam tiga dimensi dan memperoleh beragam data yang rinci.
Hasilnya memberikan kita informasi mengenai perubahan penggunaan lahan dan dampaknya pada perubahan iklim. Data LiDAR juga dapat mengestimasikan simpanan karbon dalam biomassa dan tanah. Alhasil, teknologi ini memungkinkan kita melihat gambaran besar dampak dari degradasi hutan.
Hutan yang telah terdegradasi biasanya akan diikuti dengan penebangan hutan skala besar, deforestasi, di tahun-tahun berikutnya. Meski hutan yang terdegradasi bisa dipulihkan dari waktu ke waktu, namun potensi deforestasi lebih besar dibanding pemulihan tersebut. Seperti yang terjadi di hutan Amazon. Kerusakan secara bertahap itu yang membuat degradasi lebih berbahaya dibanding deforestasi.
Uniknya, hal tersebut tak terlalu berlaku di wilayah atau hutan adat. Dalam studi ini, meski masyarakat adat menempati 47,5% dari wilayah yang diteliti, namun mereka hanya berkontribusi 9,1% terhadap pembukaan lahan, 2,6% penebangan, dan 9,6% kebakaran yang terjadi di wilayah penelitian. Itu berarti, hutan adat punya peran yang efektif dalam mengurangi degradasi hutan.
Ikuti percakapan tentang karbon hutan di tautan ini
BERSAMA MELESTARIKAN BUMI
Ketika informasi makin marak, peristiwa-peristiwa tak lagi berjarak, jurnalisme kian penting untuk memberikan perspektif dan mendudukkan soal-soal. Forest Digest memproduksi berita dan analisis untuk memberikan perspektif di balik berita-berita tentang hutan dan lingkungan secara umum.
Redaksi bekerja secara voluntari karena sebagian besar adalah mahasiswa dan alumni Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB University yang bekerja di banyak profesi. Dengan visi "untuk bumi yang lestari" kami ingin mendorong pengelolaan hutan dan lingkungan yang adil dan berkelanjutan.
Dukung kami mewujudkan visi dan misi itu dengan berdonasi atau berlangganan melalui deposit Rp 50.000.
Alumnus Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB
Topik :