Untuk bumi yang lestari

Kabar Baru| 21 Desember 2024

Manfaat Pohon Alpukat dan Jambu Biji: Penyerap Emisi Hingga Potensi Ekonomi

Pohon alpukat dan jambu biji punya kemampuan menyerap emisi cukup besar. Juga sebagai sumber pangan.

Jambu biji dan alpukat pohon penyerap emisi

BUAH-buahan telah menjadi solusi pemanfaatan lahan yang ramah lingkungan: sebagai penyerap emisi, sumber pangan, hingga sumber mata pencarian. Salah duanya adalah pohon alpukat dan jambu biji.

Menurut penelitian Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL) Kementerian Lingkungan Hidup, pohon jambu biji mampu menyerap hingga 250 kilogram CO2 per pohon setiap tahun. Daun pohon ini juga bisa menyerap nitrogen dioksida (NO2) hingga 30,8 mikrogram/gram daun setiap hari. NO2, salah satu komponen utama dari polusi udara, berkontribusi besar terhadap gangguan pernapasan manusia.

Konstruksi Kayu

Sementara pohon alpukat memiliki daya serap 200 kilogram CO2 per tahun, menurut artikel di Carbon Sequestration, yang setara dengan emisi karbon yang dihasilkan oleh kendaraan bermotor dalam satu perjalanan pulang-pergi Jakarta-Bandung. Pohon alpukat (Persea americana) dan jambu biji (Psidium guajava) adalah contoh tanaman lokal yang mampu memberikan kontribusi signifikan dalam memperbaiki kualitas udara, mengurangi emisi karbon, dan meningkatkan keseimbangan ekosistem.

Kedua pohon ini memiliki sistem akar yang kuat dan dalam, yang bisa membantu mencegah erosi tanah di daerah dengan curah hujan tinggi.  Akar pohon alpukat, misalnya, juga bisa memperbaiki struktur tanah dan meningkatkan kapasitas untuk penyerapan air. Hal ini sangat penting di daerah-daerah rawan banjir atau tanah longsor akibat dari perubahan iklim, seperti di lereng pegunungan.

Sementara itu jambu biji memiliki kemampuan tumbuh di lahan kritis yang miskin hara. Dengan perakaran serabutnya, pohon ini ternyata dapat mempercepat proses regenerasi tanah, menjadikannya pilihan ideal untuk program rehabilitasi lahan.

Baik alpukat maupun jambu biji adalah habitat ideal bagi burung, kelelawar, dan serangga. Buah alpukat yang kaya lemak menjadi makanan penting bagi beberapa spesies hewan liar, sementara bunga jambu biji menarik perhatian lebah dan kupu-kupu, yang membantu penyerbukan alami.

Pohon ini juga mudah ditanam dan dirawat, menjadikannya pilihan ideal untuk program penghijauan komunitas. Dengan masa panen yang relatif singkat, pohon jambu biji memberikan hasil nyata dalam waktu yang cepat, baik dalam bentuk buah maupun dampak ekologisnya.

Selain fungsi ekologisnya, kedua pohon ini juga memberikan manfaat ekonomi. Buah alpukat, yang kaya akan asam lemak tak jenuh dan vitamin, telah menjadi komoditas ekspor utama di beberapa daerah seperti Jawa Barat dan Sumatera Utara. Sementara itu, jambu biji yang dikenal memiliki kandungan vitamin C tinggi juga diminati di pasar lokal maupun internasional.

Namun, manfaat ekonomi ini sering kali mengalihkan perhatian dari kontribusi besar pohon-pohon tersebut terhadap keberlanjutan lingkungan. Bayangkan, jika setiap rumah di Indonesia memiliki satu pohon alpukat atau jambu biji, tidak hanya udara yang menjadi lebih bersih, tetapi masyarakat juga mendapat manfaat ekonomi langsung.

Ikuti percakapan tentang emisi karbon di tautan ini

BERSAMA MELESTARIKAN BUMI

Ketika informasi makin marak, peristiwa-peristiwa tak lagi berjarak, jurnalisme kian penting untuk memberikan perspektif dan mendudukkan soal-soal. Forest Digest memproduksi berita dan analisis untuk memberikan perspektif di balik berita-berita tentang hutan dan lingkungan secara umum.

Redaksi bekerja secara voluntari karena sebagian besar adalah mahasiswa dan alumni Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB University yang bekerja di banyak profesi. Dengan visi "untuk bumi yang lestari" kami ingin mendorong pengelolaan hutan dan lingkungan yang adil dan berkelanjutan.

Dukung kami mewujudkan visi dan misi itu dengan berdonasi atau berlangganan melalui deposit Rp 50.000.




Praktisi kesehatan masyarakat alumnus Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Jakarta

Topik :

Bagikan

Komentar



Artikel Lain