REKOR kenaikan suhu bumi tercapai dari tahun ke tahun. Menurut catatan, 2024 menjadi tahun terpanas sejak Revolusi Industri 1870. Rata-rata suhu bumi 1,55 oC lebih tinggi dibanding suhu pra-industri, berdasarkan berbagai dataset iklim internasional. Rata-rata suhu bumi pada 2024 mencapai 15,1 oC, lebih tinggi 0,12 oC dibanding rata-rata suhu 2023.
Tahun 2024 juga menjadi tahun pertama yang telah melewati batas suhu Perjanjian Paris 2015 yang membatasi kenaikan suhu 1,5 oC. Kenaikan suhu merupakan akibat pemanasan global.
Perubahan iklim telah memicu dan mengeskalasi beberapa bencana. Cuaca ekstrem yang tercatat pada 2024 berdampak terhadap 148 juta orang di seluruh dunia. Cuaca ekstrem tersebut juga merenggut 11.500 orang jiwa.
Krisis iklim membuat gelombang panas pada 2024 menjadi lebih panas. Rata-rata orang terpapar suhu panas berbahaya selama 41 hari.
Lautan juga menjadi lebih panas yang memicu siklon tropis lebih kuat, termasuk topan dan badai. Di Amerika Serikat, badai Helene menjadi badai yang paling mematikan sejak Katrina pada 2005. Badai Helene yang terjadi tahun lalu merenggut 230 orang jiwa.
Pada Oktober 2024, bencana banjir parah melanda Spanyol. Para peneliti menemukan bahwa perubahan iklim telah meningkatkan jumlah hujan yang dibawa oleh awan di atas Spanyol sebesar 7% untuk setiap kenaikan suhu 1o C, sementara belahan dunia lain dilanda kekeringan.
Salah satu yang paling terdampak adalah wilayah hutan hujan Amazon. Sebuah laporan dari World Weather Attribution menyebutkan kekeringan di Amazon meningkat 30 kali lipat akibat perubahan iklim.
Jika melihat ke belakang, jumlah bencana terkait iklim telah naik tiga kali lipat dalam 30 tahun terakhir. Antara 2006 dan 2016, kenaikan permukaan air laut 2,5 lebih cepat dibanding laju kenaikan permukaan air laut sepanjang abad ke-20. Lebih dari 20 juta orang harus mengungsi setiap tahunnya akibat perubahan iklim.
Laporan World Economic Forum menyebutkan bahwa krisis iklim bisa mengakibatkan 14,5 juta kematian tambahan. Kerugian ekonomi fantastis sebesar US$ 12,5 triliun plus US$ 1,1 triliun untuk sistem perawatan kesehatan pada tahun 2050.
BERSAMA MELESTARIKAN BUMI
Ketika informasi makin marak, peristiwa-peristiwa tak lagi berjarak, jurnalisme kian penting untuk memberikan perspektif dan mendudukkan soal-soal. Forest Digest memproduksi berita dan analisis untuk memberikan perspektif di balik berita-berita tentang hutan dan lingkungan secara umum.
Redaksi bekerja secara voluntari karena sebagian besar adalah mahasiswa dan alumni Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB University yang bekerja di banyak profesi. Dengan visi "untuk bumi yang lestari" kami ingin mendorong pengelolaan hutan dan lingkungan yang adil dan berkelanjutan.
Dukung kami mewujudkan visi dan misi itu dengan berdonasi atau berlangganan melalui deposit Rp 50.000.
Alumnus Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB
Topik :