ANCAMAN keanekaragaman hayati makin meningkat. Studi terbaru yang dipublikasikan di Nature menunjukkan bahwa 1 dari 4 spesies air tawar ada dalam ancaman kepunahan. Jumlah terbesar spesies air tawar terancam punah ditemukan di Danau Victoria di Afrika Timur, Danau Titicaca di Amerika Selatan, Zona Basah di Sri Lanka, dan Pegunungan Ghats di India.
Para peneliti mengevaluasi risiko kepunahan dari 23.496 spesies air tawar, mulai dari ikan air tawar, hingga ke dekapoda, seperti lobster dan udang, dan odonata air tawar, seperti capung. Mereka menemukan 24% spesies terancam punah. Sebanyak 30% dekapoda, termasuk kepiting dan lobster air tawar, memiliki risiko kepunahan tertinggi, diikuti 26% ikan air tawar dan 16% spesies odonata.
Selain itu, peneliti juga menemukan bahwa 89 spesies yang dikaji telah punah sejak tahun 1500. Jumlah tersebut mencakup 82 ikan air tawar, 6 dekapoda, dan 1 odonata.
Seperlima dari spesies yang dinilai terancam punah, atau 187 spesies, diklasifikasikan sebagai spesies yang mungkin punah atau mungkin punah di alam liar. Itu artinya spesies-spesies tersebut kemungkinan besar telah punah. Namun belum ada bukti cukup dan memadai untuk mengkonfirmasinya.
Apa yang membuat mereka begitu terancam? Empat per lima atau 84% spesies terancam punah terdampak oleh lebih dari satu ancaman. Polusi menjadi ancaman utama bagi spesies air tawar. Sebanyak 54% spesies air tawar terdampak oleh polusi dan limbah, baik dari pertanian, industri, hingga limbah domestik.
Selain polusi, 39% spesies terancam oleh bendungan dan ekstraksi air. Sebanyak 37% spesies terancam oleh konversi lahan, diikuti ancaman spesies invasif dan penyakit yang mengancam 28% spesies air tawar.
Lahan basah, termasuk lahan gambut, rawa, danau, sungai, dan kolam, adalah habitat kunci bagi spesies air tawar. Namun rentang 1970 dan 2015, 35% area lahan basah telah hilang. Laju kehilangan lahan basah tiga kali lebih cepat dibanding dengan kehilangan hutan.
Dari lahan basah yang tersisa, 65% berada di bawah tingkat ancaman sedang hingga tinggi. Soalnya, sebanyak 37% sungai dengan panjang lebih dari 1.000 kilometer tidak lagi mengalir bebas di sepanjang jalurnya. Padahal, air tawar mendukung lebih dari 10% dari semua spesies yang kita ketahui.
Keberadaan dan keanekaragaman spesies air tawar penting dalam menyediakan jasa ekosistem. Siklus hara, pengendali banjir, bioindikator, dan mitigasi perubahan iklim, bergantung pada keanekaragaman hayati air tawar. Spesies air tawar juga menjadi sumber mata pencarian banyak orang. Sekitar 200 juta orang mengandalkan ikan air tawar sebagai sumber protein utama.
Ikuti percakapan tentang polusi plastik udara di tautan ini
BERSAMA MELESTARIKAN BUMI
Ketika informasi makin marak, peristiwa-peristiwa tak lagi berjarak, jurnalisme kian penting untuk memberikan perspektif dan mendudukkan soal-soal. Forest Digest memproduksi berita dan analisis untuk memberikan perspektif di balik berita-berita tentang hutan dan lingkungan secara umum.
Redaksi bekerja secara voluntari karena sebagian besar adalah mahasiswa dan alumni Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB University yang bekerja di banyak profesi. Dengan visi "untuk bumi yang lestari" kami ingin mendorong pengelolaan hutan dan lingkungan yang adil dan berkelanjutan.
Dukung kami mewujudkan visi dan misi itu dengan berdonasi atau berlangganan melalui deposit Rp 50.000.
Alumnus Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB
Topik :