
DENGAN lebih dari 80.000 kilometer garis pantai, Indonesia adalah salah satu pemilik ekosistem rumput laut terbesar. Produksi rumput laut adalah budi daya laut terbesar di Indonesia yang menghasilkan US$ 1,89 miliar setiap tahun. Namun itu angka tersebut terancam lebih rendah ke depannya.
Berdasarkan sebuah studi, ekosistem rumput laut mengalami penurunan sebesar 1,8% per tahun di seluruh dunia. Berdasarkan laporan United Nations Environment Programme, sekitar 40-60% ekosistem rumput laut telah rusak.
Studi terbaru di One Earth menunjukkan bahwa hanya 15,9% ekosistem rumput laut di seluruh dunia yang berada dalam kawasan konservasi. Hanya 1,6% yang benar-benar berada dalam kawasan dengan tingkat perlindungan tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa kebanyakan ekosistem rumput laut ada di daerah yang terancam.
Ekosistem rumput laut yang membentang setinggi 53 meter di lautan dan mengelilingi sepertiga garis pantai dunia memainkan peran penting di ekosistem biru. Ia menyediakan habitat dan makanan bagi spesies kecil seperti abalon, sejenis kerang-kerangan, hingga spesies besar seperti paus bungkuk.
Dalam sebuah studi, jika dihitung, ekosistem rumput laut menyediakan manfaat ekonomi sebesar USD 147.000 per hektar per tahun. Atau secara kolektif, ekosistem rumput laut menghasilkan nilai ekonomi sebesar US$ 562 miliar setiap tahun.
Sebagian besar nilai ekonomi tersebut berasal dari kontribusi rumput laut terhadap produksi perikanan yang bernilai US$ 29.000 per hektare per tahun. Dari penyerapan nitrogen yang bernilai US$ 73.000 per hektare per tahun. Sementara penyerapan karbonnya bernilai US$ 163 per hektare per tahun. Ini belum memperhitungkan jasa lain seperti ekowisata dan perlindungan pantai.
Penurunan dan kerusakan ekosistem rumput laut sendiri sudah bisa dirasakan dampaknya. Sebab produksi rumput laut sendiri mengalami penurunan di tahun lalu. Di kuartal pertama 2024, produksi rumput laut di Pangkep, salah satu hotspot budidaya rumput laut di Indonesia, mengalami penurunan produksi sebesar 7,4% dibanding tahun lalu.
Di lautan beriklim sedang, ekosistem rumput laut mengalami penurunan akibat pemanasan air, pemanenan berlebihan, dan keberadaan predator lokal yang berlebihan. Di California Utara, ekosistem rumput laut telah hilang 96% dalam kurun waktu 10 tahun. Dari San Fransisco hingga Oregon, ekosistem rumput laut hampir punah dan hanya menyisakan gurun bawah laut.
Ekosistem rumput laut memainkan peran penting dalam perubahan iklim dan perlindungan keanekaragaman hayati. Rumput laut juga masuk sebagai target dan rencana dalam Kerangka Kerja Keanekaragaman Hayati Global Kunming-Montreal. Yang salah satunya adalah untuk melindungi 30% daratan dan 30% lautan atau dikenal dengan “30 x 30”.
Secara global, upaya restorasi ekosistem rumput laut tengah dilakukan. Terdapat lebih dari 238 proyek yang berfokus pada restorasi rumput laut dengan luas restorasi sekitar 19.000 hektar. Jepang dan Korea Selatan menjadi yang terdepan dalam memimpin upaya restorasi ini.
Selain itu, terdapat gerakan Kelp Forest Alliance Challenge yang berambisi untuk melindungi dan merestorasi ekosistem rumput laut. Targetnya adalah merestorasi 200.000 hektare dan melindungi 1 juta hektare ekosistem rumput laut pada tahun 2030. Hingga saat ini, mereka telah menerima komitmen untuk merestorasi 55.000 hektare ekosistem rumput laut.
Ikuti percakapan tentang karbon biru di tautan ini
BERSAMA MELESTARIKAN BUMI
Ketika informasi makin marak, peristiwa-peristiwa tak lagi berjarak, jurnalisme kian penting untuk memberikan perspektif dan mendudukkan soal-soal. Forest Digest memproduksi berita dan analisis untuk memberikan perspektif di balik berita-berita tentang hutan dan lingkungan secara umum.
Redaksi bekerja secara voluntari karena sebagian besar adalah mahasiswa dan alumni Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB University yang bekerja di banyak profesi. Dengan visi "untuk bumi yang lestari" kami ingin mendorong pengelolaan hutan dan lingkungan yang adil dan berkelanjutan.
Dukung kami mewujudkan visi dan misi itu dengan berdonasi atau berlangganan melalui deposit Rp 50.000.

Alumnus Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB
Topik :