
TENGGILING adalah mamalia yang paling sering diperdagangkan secara ilegal. Diperkirakan setiap tahun ada 10.000 sampai 2,7 juta ekor tenggiling diperdagangkan secara tak sah. Tak heran jika saat ini kedelapan spesies tenggiling ada di ambang kepunahan. Padahal, studi terbaru mengungkapkan bahwa tenggiling punya peran krusial memulihkan ekosistem.
Studi yang dipublikasikan di Global Ecology and Conservation menemukan bahwa lubang yang digali oleh tenggiling mendorong pertumbuhan tanaman dan menyediakan tempat berlindung bagi satwa pasca kebakaran hutan.
Studi ini juga menjadi yang pertama menyediakan bukti kualitatif dan kuantitatif mengenai peran tenggiling dalam pemulihan ekosistem. Selama ini, para ahli menyebut bahwa tenggiling memainkan peran krusial dalam ekosistem. Namun, belum pernah ada bukti kuantitatif dan kualitatif yang kuat terkait seberapa krusial peran tenggiling.
Untuk melihat peran tenggiling, para peneliti mengunjungi hutan di wilayah Heping dan Chao’an di provinsi Guangdong, Cina. Hutan tersebut telah dilanda kebakaran pada 2021 dan 2022. Secara kebetulan, para peneliti mengamati tenggiling yang mulai menggali lubang di hutan yang telah terbakar hanya satu bulan pasca kebakaran. Hal tersebut yang menarik minat peneliti untuk mempelajari lebih lanjut aktivitas tenggiling.
Para peneliti memilih 54 lokasi yang terdapat lubang bekas galian tenggiling dan sejumlah lokasi tanpa galian tenggiling sebagai pembanding. Kemudian, mereka memasang kamera untuk memantau dan membuat katalog spesies hewan dan tumbuhan yang memanfaatkan lubang tersebut.
Analisis mereka menunjukkan bahwa lokasi dengan lubang tenggiling menarik lebih banyak spesies dibanding lokasi tanpa lubang tenggiling. Para peneliti mencatat ada 58 spesies tanaman dan hampir 3.000 individu tanaman di lokasi dengan lubang tenggiling. Sementara lokasi kontrol atau tanpa lubang hanya memiliki 47 spesies dan 2.165 individu tanaman.
Lokasi dengan galian tenggiling juga memiliki kehadiran satwa yang lebih melimpah. Total ada 35 spesies dan 1.041 spesies satwa tercatat yang memanfaatkan lubang tenggiling. Sementara lokasi kontrol hanya ada 23 spesies satwa dan 427 individu.
Saat musim dingin atau saat suhu rendah, tenggiling menggali lubang bawah tanah, terkadang bisa mencapai 2 meter, untuk hibernasi semu. Dimana metabolisme dan suhu tubuh mereka turun, namun tidak sampai tertidur lelap. Lubang tersebut menjadi mikrohabitat yang diandalkan oleh banyak spesies.
Saat menggali lubang, tenggiling menggali lapisan atas tanah, membuat nutrisi lebih mudah diakses tanaman. Tanah gundukan hasil galian juga punya kelembaban tinggi dan pasir yang lebih rendah, mempermudah perkecambahan dan perkembangan akar.
Di dalam lubang galian, suhu dan kelembabannya terjaga secara konsisten, membuatnya memberi perlindungan bagi hewan yang menjadi korban kebakaran hutan. Burung-burung menggunakan lubang galian tenggiling untuk mandi debu dan mamalia kecil, seperti kucing macan tutul (Prionailurus bengalensis), menggunakannya sebagai tempat mencari makan dan berburu.
Studi ini menegaskan betapa krusialnya peran tenggiling untuk memulihkan ekosistem pasca kebakaran hutan. Apalagi, kebakaran hutan menjadi lebih rentan dan lebih parah akibat perubahan iklim yang terjadi.
Di Indonesia, tenggiling tergolong hewan yang dilindungi oleh Undang-Undang. Namun, status tersebut belum cukup untuk melindungi mamalia pemakan serangga ini.
Diperkirakan Indonesia kehilangan 10.000 tenggiling per tahun akibat perdagangan satwa liar. Berita terbaru menyebutkan Balai Penegakan Hukum Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Wilayah Sumatera membongkar jaringan perdagangan sisik tenggiling hampir 1,2 ton di Sumatera Utara.
Ikuti percakapan tentang tenggiling di tautan ini
BERSAMA MELESTARIKAN BUMI
Ketika informasi makin marak, peristiwa-peristiwa tak lagi berjarak, jurnalisme kian penting untuk memberikan perspektif dan mendudukkan soal-soal. Forest Digest memproduksi berita dan analisis untuk memberikan perspektif di balik berita-berita tentang hutan dan lingkungan secara umum.
Redaksi bekerja secara voluntari karena sebagian besar adalah mahasiswa dan alumni Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB University yang bekerja di banyak profesi. Dengan visi "untuk bumi yang lestari" kami ingin mendorong pengelolaan hutan dan lingkungan yang adil dan berkelanjutan.
Dukung kami mewujudkan visi dan misi itu dengan berdonasi atau berlangganan melalui deposit Rp 50.000.

Alumnus Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB
Topik :