
KUPU-KUPU bukan sekadar serangga bersayap estetik, juga berperan penting menjaga kesehatan ekosistem. Namun, dalam dua dekade terakhir, jumlahnya menyusut 22% secara global.
Angka tersebut merupakan rata-rata dari 554 spesies kupu-kupu yang diteliti, 107 mengalami penurunan populasi sebanyak 50%. Sebanyak 22 spesies turun lebih dari 90%.
Untuk mendapatkan hasil tersebut, para peneliti mengumpulkan data dari 12,6 juta individu kupu-kupu yang mencakup 554 spesies. Lewat lebih dari 76.000 survei di hampir 2.500 lokasi di Amerika Serikat.
Ada 9 spesies yang menunjukkan kenaikan populasi pada 2025. Salah satunya kupu-kupu raja (Danaus plexippus) yang berlipat ganda di tahun 2025, walau secara keseluruhan, populasinya masih lebih rendah dibanding tahun 2000.
Uniknya, sembilan spesies kupu-kupu yang populasinya naik, sebagian besar ditemukan di batas utara Amerika Serikat dan Meksiko. Sebab wilayah tengah dan selatan menjadi lebih panas akibat pemanasan global. Sedangkan wilayah utara yang sebelumnya dingin, kini menjadi lebih hangat, dan jadi habitat yang lebih ideal.
Kupu-kupu berperan vital sebagai indikator kesehatan ekosistem, karena perannya sebagai penyerbuk. Sebuah studi pada 2021 menemukan bahwa rama-rama berperan penting dalam penyerbukan tanaman kapas. Jika dihitung, nilainya mencapai US$ 120 juta per tahun.
Walau studi ini masih terbatas di Amerika Serikat, namun ini menjadi alarm bahaya bagi populasi serangga di seluruh dunia. Penurunan populasi serangga terjadi di belahan dunia mana dengan kehilangan 1-2% populasi serangga per tahun.
Laporan lain, populasi lebah dari genus Bombus di Inggris turun 25% pada 2024 dibandingkan dengan rata-rata tahun 2010-2023. Jika pada 2015 kita masih bisa menemukan 14 lebah per kilometer perjalanan kaki, kini kita hanya bertemu 9 lebah per kilometer perjalanan.
Setiap tahun, ada 87,9 miliar ekor lalat capung bermigrasi di sepanjang sungai Mississippi. Namun dalam beberapa tahun terakhir, jumlah tersebut menurun lebih dari 50%. Lahan pertanian yang kini lebih beracun juga berdampak pada populasi lebah. Kini, lahan pertanian kita 48 kali lebih beracun bagi lebah.
Serangga, seperti kupu-kupu, capung, dan lebah, memang sering diabaikan dan dipandang sebelah mata. Namun mereka memainkan peran vital di ekosistem. Dari peran mereka sebagai polinator saja, nilai ekonominya mencapai US$ 577 miliar per tahun.
BERSAMA MELESTARIKAN BUMI
Ketika informasi makin marak, peristiwa-peristiwa tak lagi berjarak, jurnalisme kian penting untuk memberikan perspektif dan mendudukkan soal-soal. Forest Digest memproduksi berita dan analisis untuk memberikan perspektif di balik berita-berita tentang hutan dan lingkungan secara umum.
Redaksi bekerja secara voluntari karena sebagian besar adalah mahasiswa dan alumni Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB University yang bekerja di banyak profesi. Dengan visi "untuk bumi yang lestari" kami ingin mendorong pengelolaan hutan dan lingkungan yang adil dan berkelanjutan.
Dukung kami mewujudkan visi dan misi itu dengan berdonasi atau berlangganan melalui deposit Rp 50.000.

Alumnus Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB
Topik :