
PLANET kita diselimuti 71% lautan. Namun, baru sekitar 10% tumbuhan dan hewan laut yang telah teridentifikasi. Masih ada 1-2 juta spesies laut yang belum terdokumentasikan.
Di tengah laju kepunahan massal keenam, mereka mungkin berpotensi punah sebelum terdokumentasikan. Berangkat dari hal itu, pada April 2023, ilmuwan dari beberapa organisasi lintas negara meluncurkan sebuah proyek ambisius bernama The Ocean Census Project.
Proyek itu bertujuan mendokumentasikan 100.000 spesies baru di lautan bumi dalam kurun waktu 10 tahun. Mereka mengirim lusinan ekspedisi ke titik-titik pusat keanekaragaman hayati laut untuk mendokumentasikan sebanyak mungkin spesies laut baru sebelum mereka punah.
Setelah dua tahun berjalan, mereka telah mengidentifikasi 866 spesies laut baru. Mulai dari krustasea kecil hingga hiu, baik yang berada di kedalaman hanya ratusan meter hingga sampai ribuan meter di dalam laut.
Salah satu yang spesies menarik adalah hiu gitar. Ditemukan oleh David Ebert, ahli hiu terkenal di dunia, spesies ini diidentifikasi di kedalaman sekitar 200 meter di lepas pantai Mozambik dan Tanzania. Ini adalah spesies hiu gitar ke-38 yang diketahui di seluruh dunia. Kelompok ini salah satu yang paling rentan karena dua pertiga spesiesnya terancam punah.
Selain itu, temuan gastropoda laut baru, Turridrupa magnifica, di kedalaman 200-500 meter di lepas pantai Kaledonia baru dan Vanuatu. Gastropoda ini memiliki semacam “tombak” berbisa untuk menangkap mangsanya.
Gastropoda ini menghasilkan peptida atau senyawa yang berpotensi digunakan untuk meredakan nyeri dan pengobatan kanker. Penemuan gastropoda baru bisa membuka peluang baru bagi dunia medis.
Di Maladewa, ilmuwan menemukan jenis terumbu karang octocoral baru. Hanya ada lima spesies dalam genus ini. Octocoral memainkan peran penting sebagai penyedia habitat dan menjaga stabilitas terumbu karang.
Di Norwegia, ilmuwan mengungkap adanya spesies baru limpet laut dari genus Cocculina yang hidup di kedalaman lebih dari 3.000 meter. Tekanan kedalaman bumi tersebut bisa mencapai 300 kali lebih besar dari di permukaan. Limpet ini hidup di salah satu lingkungan paling ekstrem di bumi.
Selain itu, masih banyak spesies baru lainnya seperti kuda laut kerdil berukuran 4 centimeter di Teluk Sodwana, Afrika Selatan. Spesies dari genus Cylix ini pertama yang ditemukan di Afrika.
The Ocean Census Project bukanlah proyek pertama yang coba mengidentifikasi spesies laut baru. Sebelumnya, terdapat Ekspedisi Challenger yang berlangsung antara 1972 dan 1876, kemudian sensus kehidupan laut yang lebih baru yang berlangsung antara 2000 dan 2010. Sejauh ini, telah ada 540 ekspedisi laut untuk mengeksplorasi kehidupan laut. Secara resmi, telah ada sekitar 1.200 spesies laut baru.
Harapannya, dengan semangat dan teknologi yang ada saat ini, kita dapat mengetahui lebih banyak spesies baru yang selama ini tak kita tahu. Dengan begitu, kita bisa memiliki catatannya sebelum mereka punah akibat disrupsi yang disebabkan oleh manusia, mulai dari overfishing hingga perubahan iklim.
Ikuti percakapan tentang hewan laut di tautan ini
BERSAMA MELESTARIKAN BUMI
Ketika informasi makin marak, peristiwa-peristiwa tak lagi berjarak, jurnalisme kian penting untuk memberikan perspektif dan mendudukkan soal-soal. Forest Digest memproduksi berita dan analisis untuk memberikan perspektif di balik berita-berita tentang hutan dan lingkungan secara umum.
Redaksi bekerja secara voluntari karena sebagian besar adalah mahasiswa dan alumni Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB University yang bekerja di banyak profesi. Dengan visi "untuk bumi yang lestari" kami ingin mendorong pengelolaan hutan dan lingkungan yang adil dan berkelanjutan.
Dukung kami mewujudkan visi dan misi itu dengan berdonasi atau berlangganan melalui deposit Rp 50.000.

Alumnus Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB
Topik :