
ECENG gondok kadung dicap sebagai tanaman invasif. Pertumbuhannya yang cepat bisa menyumbat jalur air dan mematikan spesies endemik suatu wilayah tempatnya tumbuh.
Dengan reputasinya sebagai gulma, eceng gondok terbukti mampu membersihkan air tercemar, termasuk limpasan limbah pertanian, logam berat, dan bahkan mikroplastik.
Menurut studi menunjukkan dalam 48 jam, eceng gondok bisa menghilangkan 55-69% partikel mikroplastik dalam air. Dalam lima hari, eceng gondok bisa menghilangkan mikroplastik hingga 78%.
Untuk menguji kemampuannya, para peneliti mengumpulkan eceng gondok dan membudidayakannya di rumah kaca. Mereka menempatkan tujuh tanaman di air bersih sebagai kontrol. Kemudian tujuh tanaman di air yang mengandung 50 miligram per liter partikel mikroplastik.
Setelah 14 hari, eceng gondok yang telah terpapar mikroplastik tak menunjukkan tanda-tanda penurunan kesehatan. Padahal pada tanaman lain, seperti mentimun, lemna, dan padi, paparan mikroplastik menghambat pertumbuhan, mencegah proses fotosintesis, dan kesehatan tanaman secara menyeluruh.
Dalam studi tersebut, sebagian besar mikroplastik terkonsentrasi di bagian tudung akar tanaman, yakni struktur pelindung di ujung akar. Jumlah yang lebih kecil ditemukan di dalam akar, dan lebih kecil lagi di batang. Para peneliti juga menemukan bahwa sejumlah kecil plastik yang masuk ke batang tidak sampai ke daun. Hal ini karena terhalang oleh cincin vaskular di eceng gondok.
Mikroplastik sendiri telah menjadi permasalahan di belahan dunia manapun. Ia ditemukan di laut, daratan, dan bahkan atmosfer. Di permukaan laut ada sekitar 50-75 triliun mikroplastik. Sampel air awan di Gunung Fiji menunjukkan setiap liter awan setidaknya mengandung 6,7 sampai 13,9 mikroplastik.
Mikroplastik juga masuk dalam rantai makanan kita. Dalam sebuah studi, darah 17 dari 22 partisipan yang mengikuti tes memiliki kandungan mikroplastik. Bagi pecinta seafood, kemungkinan mereka bisa mengonsumsi 11.000 mikroplastik per tahunnya.
Keberadaan mikroplastik di tubuh manusia menyebabkan gangguan sistem kekebalan tubuh, bahaya di sistem sarah, dan kesehatan reproduksi. Terbaru, mikroplastik juga menyebabkan peradangan dan mengganggu neurotransmisi. Dimana hal itu mempengaruhi kemampuan otak untuk berpikir dan mengingat.
Kerugian yang begitu besar membuat semua negara berusaha untuk mengatasi masalah plastik. Eceng gondok hadir sebagai satu solusi "murah", ilmiah, dan berbasis alam. Di balik citranya yang invasif dan gulma, eceng gondok bermanfaat bagi manusia dan lingkungan.
Ikuti percakapan tentang mikroplastik di tautan ini
BERSAMA MELESTARIKAN BUMI
Ketika informasi makin marak, peristiwa-peristiwa tak lagi berjarak, jurnalisme kian penting untuk memberikan perspektif dan mendudukkan soal-soal. Forest Digest memproduksi berita dan analisis untuk memberikan perspektif di balik berita-berita tentang hutan dan lingkungan secara umum.
Redaksi bekerja secara voluntari karena sebagian besar adalah mahasiswa dan alumni Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB University yang bekerja di banyak profesi. Dengan visi "untuk bumi yang lestari" kami ingin mendorong pengelolaan hutan dan lingkungan yang adil dan berkelanjutan.
Dukung kami mewujudkan visi dan misi itu dengan berdonasi atau berlangganan melalui deposit Rp 50.000.

Alumnus Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB
Topik :