Untuk bumi yang lestari

Kabar Baru| 15 April 2020

Olahraga Aman di Masa Wabah Corona

Tetap jaga jarak agar olahraga aman di masa wabah corona terutama di luar ruangan. Jarak yang dianjurkan untuk tiga tipe olahraga.

Joging aman saat wabah corona.

DI masa wabah corona, selain kita harus membatasi interaksi sosial dengan di rumah saja, kita juga perlu meningkatkan imunitas tubuh agar tak mudah sakit. Virus corona Covid-19 menyerang kekebalan tubuh dan menggerogoti organ kita yang paling rapuh. Untuk meningkatkan imun tubuh, selain mengonsumsi makanan sehat, tidur cukup, juga olahraga teratur.

Masalahnya, olahraga di luar ruangan di masa wabah tidak dianjurkan. Selain karena virus corona bisa hidup selama tiga jam di aerosol yang berada di udara, ia juga bisa menular ketika terdorong sangat kuat dari tubuh orang yang terinfeksi melalui batuk atau bersin. Karena itu pembatasan interaksi sosial dan jaga jarak sangat dianjurkan untuk mencegah penularan virus ini.

Konstruksi Kayu

Badan Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan jarak aman ketika bercakap dengan orang lain adalah 1-3 meter. Juga memakai masker untuk melindungi diri sendiri dan mencegah penularan kepada orang lain. Pada beberapa orang, terutama orang muda dan mereka yang memiliki daya tahan tubuh bagus, virus corona tak menimbulkan gejala apa pun meskipun telah menginfeksi. Pada orang lain mengakibatkan demam hingga gagal bernapas.

BACA: Berapa Lama Virus Corona Bertahan di Luar Tubuh Manusia?

Tapi, agaknya, jarak 1-3 meter kini jadi meragukan. Kian banyak penelitian yang menemukan bahwa virus corona bisa muncrat bersama cairan mulut dan terbawa angin hingga 6 meter. Ia akan makin menyebar jika terbawa angin di udara terbuka.

Maka para peneliti di Eindhoven University of Technology Belanda dan KU Leuven, Belgia, meneliti virus corona yang terbang di udara yang tersembur oleh mereka yang berolahraga di udara terbuka. “Jika seseorang mengeluarkan napas, batuk, atau bersin ketika berjalan, joging, atau bersepeda, ada banyak mikrodoplet yang mengandung virus,” kata Bert Blocken, profesor Teknik Sipil di Eindhoven University of Technology and KU Leuven yang memimpin penelitian ini. Penelitian ini belum mendapatkan penilaian sejawat (peer review) dan belum terbit di jurnal ilmiah.

Droplet adalah cairan di mulut yang menjadi medium virus ketika menular. Penelitian-penelitian lain sudah membuktikan bahwa virus pneumonia ini bisa bertahan hidup permukaan pelbagai benda. Di plastik, baja, tembaga, ia bisa bertahan 4-72 jam. Karena itu virus yang tersembur oleh orang lain ketika berolahraga bisa menempel di baju, topi, atau celana yang menjadi sumber penularan.

Para peneliti itu mensimulasikan semburan cairan mulut pada orang yang berjalan 4 kilometer per jam, mereka yang berlari, dan pesepeda. Simulasi menempatkan model secara beriringan dan berdampingan. Mereka yang berjalan, berlari, atau bersepeda di belakang orang lain paling tinggi tertular virus corona melalui droplet.

Makin tinggi kecepatan objek bergerak makin kuat dorong virus menular karena terbantu oleh angin. Maka, berapa jarak aman agar tak tertular virus ketika berolahraga.

Blocken menyarankan jarak ini:

  • Untuk berjalan, jarak paling aman adalah 5 meter
  • Untuk joging jarak aman terpapar virus adalah 10 meter
  • Jarak bersepeda pada kecepatan sedang 10 meter
  • Jarak bersepeda pada kecepatan tinggi 20 meter

Jarak aman ketika berolahraga di masa wabah corona.

Para peneliti itu menyarankan agar berolahraga di rumah saja. Karena paparan virus tidak terdeteksi ketika kita berpapasan dengan orang lain. Keluar rumah untuk berolahraga, kendati perlu untuk menaikkan imunitas tubuh, tetap jauh lebih berbahaya karena memungkinkan bertemu dengan orang lain yang melakukan hal serupa.

Droplet yang tersembur ketika berlari 14,4 kilometer per jam (Gambar: Eindhoven University of Technology dan KU Leuven)

Jadi, olahraga di rumah sangat dianjurkan. Yoga, pemanasan ringan, plank, push-up, sit-up, atau sekadar peregangan adalah jenis olah tubuh yang disarankan selama masa pandemi corona. Seorang pelari Malaysia berhasil menyelesaikan jarak 236 kilometer di apartemen ruang tamunya selama 36 jam. Ia menyelengi waktu berlarinya dengan mandi, makan, istirahat, tiap 50 kilometer. Pelari lain menyelesaikan 42 kilometer di balkon apartemennya sepanjang 7 meter.

Droplet yang tersembur ketika berlari 4 kilometer per jam (Gambar: Eindhoven University of Technology dan KU Leuven)

BERSAMA MELESTARIKAN BUMI

Ketika informasi makin marak, peristiwa-peristiwa tak lagi berjarak, jurnalisme kian penting untuk memberikan perspektif dan mendudukkan soal-soal. Forest Digest memproduksi berita dan analisis untuk memberikan perspektif di balik berita-berita tentang hutan dan lingkungan secara umum.

Redaksi bekerja secara voluntari karena sebagian besar adalah mahasiswa dan alumni Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB University yang bekerja di banyak profesi. Dengan visi "untuk bumi yang lestari" kami ingin mendorong pengelolaan hutan dan lingkungan yang adil dan berkelanjutan.

Dukung kami mewujudkan visi dan misi itu dengan berdonasi atau berlangganan melalui deposit Rp 50.000.




Redaksi

Topik :

Bagikan

Komentar



Artikel Lain