BULAN ini ada perkembangan menarik soal Islam dan perubahan iklim. Sejumlah forum digelar untuk membahasnya. Ada yang di dalam negeri, ada juga pertemuan dalam forum internasional.
Cetusan ide dari forum-forum itu seperti air di musim kemarau yang menyegarkan. Setidaknya kita mengetahui masih banyak ulama dan ilmuwan Islam yang menyuarakan soal lingkungan hidup.
Ada diskusi bersama Kamran Shezad dari Inggris yang digelar oleh Eco Masjid tentang faith for earth, bagaimana masjid dan umat Islam menjadi pelopor bagi perjuangan melawan perubahan iklim.
Yang menarik juga adalah diskusi panel untuk memperingati lima tahun Islamic Declaration on Global Climate Change yang dilaksanakan pada pertengahan bulan ini.
Sejumlah ilmuwan dan ulama dari negara-negara Islam, termasuk Indonesia, turut bersuara dalam forum tersebut.
Dari Indonesia, Dr Fachruddin Mangunjaya dari Center for Islamic Studies, Universitas Nasional, menyatakan, “Mengatasi dampak perubahan iklim tentu bukan suatu pekerjaan yang sederhana dan mudah. Meski demikian, hal ini sangat bisa untuk dilakukan, asal kita semua mau bekerjasama dan bergandengan tangan. Biarkanlah Allah, Rasulullah, dan orang-orang yang beriman melihat hasil dari upaya tersebut.”
Adapun Fazlun Khalid dari Islamic Foundation for Ecology and Islamic Sciences (IFEE) optimistis hal ini bisa diatasi jika umat Islam mau hidup berdasarkan nilai-nilai keislaman, yang seharusnya menyelamatkan bumi.
“Perubahan iklim adalah sebuah kenyataan yang berdampak pada seluruh manusia. Jika umat Islam mau menjalankan sistem kehidupan seperti yang dijelaskan dalam Al-Quran dan dipraktikkan oleh Rasulullah SAW, maka hal itu tidak hanya menyelamatkan umat Islam, tapi juga umat manusia dan makhluk hidup lainnya di muka bumi,” kata Fazlun.
Hal senada juga dikatakan Profesor Datuk Dr Azizan Baharuddin dari Institut Kefahaman Islam Malaysia. “Ini tugas kita semua untuk menerjemahkan ajaran Islam ke dalam praktik hidup kita sehari-hari. Waktunya bagi kita untuk mengkaji dan bertadabbur, melihat kembali ayat-ayat Allah yang tersebar di alam semesta. Kurangi kekhawatiran, jika mengikuti jalan Allah, Insya Allah kita akan mengatasi masalah perubahan iklim ini,” tuturnya.
Tentang kewajiban bagi generasi sekarang untuk meninggalkan bumi yang layak ditinggali anak cucu disinggung oleh Profesor Ibrahim Ozdemir dari Hasan Kalyoncu University:
“Allah menyuruh kita untuk mewariskan hal yang baik kepada anak cucu. Kini waktunya bagi kita untuk mengajarkan pengetahuan, pengalaman, dan nilai-nilai ajaran Islam tentang keseimbangan alam dan mengatasi dampak perubahan iklim. Buka semua pintu bagi generasi muda Islam untuk menemukan jalan kebaikan dalam pengelolaan lingkungan.”
Forum-forum seperti ini tentu sangat kita butuhkan, untuk memberi suara bagi perjuangan melawan pemanasan global. Bukan hanya tidak populer, isu perubahan iklim ini juga kerap tidak diacuhkan oleh umat Islam dengan alasan fenomena itu hanyalah kabar bohong yang didengungkan oleh negara-negara Barat.
Semoga kita tak termasuk golongan seperti itu.
Gambar oleh Gerd Altmann dari Pixabay.
BERSAMA MELESTARIKAN BUMI
Ketika informasi makin marak, peristiwa-peristiwa tak lagi berjarak, jurnalisme kian penting untuk memberikan perspektif dan mendudukkan soal-soal. Forest Digest memproduksi berita dan analisis untuk memberikan perspektif di balik berita-berita tentang hutan dan lingkungan secara umum.
Redaksi bekerja secara voluntari karena sebagian besar adalah mahasiswa dan alumni Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB University yang bekerja di banyak profesi. Dengan visi "untuk bumi yang lestari" kami ingin mendorong pengelolaan hutan dan lingkungan yang adil dan berkelanjutan.
Dukung kami mewujudkan visi dan misi itu dengan berdonasi atau berlangganan melalui deposit Rp 50.000.
Sarjana Hadits Fakultas Ushuluddin Universitas Al-Azhar, Kairo
Topik :